Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..
Tampilkan postingan dengan label Tazkiyatun Nafs. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tazkiyatun Nafs. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 14 April 2018

AKU HANYALAH BUTIRAN DEBU

☄Ust. Syafiq Basalamah
🕌Masjid Al-Bahar Gedangan, Sidoarjo
🗓Jumat, 27 Rajab 1439 H/13 April 2018

Dosa yg pertama kali dilakukan iblis adalah "sombong". Karena ia melihat adam hanya butiran debu. Iblis mengatakan, "Aku lebih baik dari dia, Engkau ciptakan aku dari api, sedang ia Engkau ciptakan dari debu yang bercampur air dan tanah." Iblis memberi tahu kita tentang dari apa kita diciptakan. Jangan sampai kita mengulang dosa iblis...

Lalu untuk apa kita diciptakan? Segala sesuatu yang kita lihat di muka bumi ini adalah untuk kita. Namun Allah menciptakan kita untuk diri-Nya.

Bahan dasar kita sama, akan tetapi bentuk-bentuk kita berbeda. Dan terkadang perbedaan membuat kita merasa lebih baik dari orang lain. Ia merasa lebih baik karena apa yang ada pada dirinya... Ketahuilah bahwa merasa diri kita lebih baik dari orang lain berbahaya bagi kita di dunia dan di akhirat.

Lihatlah Fir'aun bagaimana ia ditenggelamkan. Ia melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, melihat mukjizat nabi Musa. Fir'aun melihat tongkat nabi Musa menjadi ular dan memakan buhul-buhul tukang sihirnya. Ia melihat tukang sihirnya masuk islam. Lantas apakah ia beriman?  Tidak. Orang kalau punya penyakit sombong, akan sulit menerima kebenaran.

Bahkan Fir'aun dan bala tentaranya melihat lautan terbelah. Tidak mungkin Musa bisa membelah lautan seperti itu. Tidak mungkin sihir bisa melakukan itu. Tapi tidak juga mereka beriman. Padahal hati kecil mereka meyakini kebenaran itu. Namun kazhaliman dan kesombongan kalau sudah ada dalam hati maka kebenaran itu akan menjadi susah untuk diterima dalam hati.

Sahabat Abdullah bin Mas'ud meriwayatkan tentang sabda nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Tidak akan masuk surga siapa yang di dalamnya hatinya ada seberat dzarrah kesombongan." Dzarrah itu seperti semut kecil yang jika ada di kulit kita tidak merasakannya. Ada orang yg bertanya, "Ya rasulullah, apa itu kesombongan? Baju dan sandal yang bagus?" Nabi menjawab, "Tidak. Sesungguhnya Allah Maha Indah dan cinta dengan keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (HR. Muslim)

Ketika bapak pakai jam tangan, tidak apa-apa.. Tapi kalau ada orang yang datang pakai jam tangan juga, dan bapak merasa lebih baik.. Maka itulah kesombongan.

Pertama, sombong "Menolak Kebenaran"

Pernah suatu saat ketika renovasi ka'bah dan tiba saatnya peletakan Hajar Aswad, 5 tahun sebelum masa kenabian. Orang-orang Quraisy hampir bunuh-bunuhan untuk berebut meletakkan kembali Hajar Aswad  ke tempatnya. Sampai 3 hari kemudian akhirnya mereka menyepakati siapa yang masuk masjid pertama kali setelah ini maka dia yang berhak memutuskan perkara. Sampai ditunggu akhirnya masuklah nabi Muhammad. Berteriaklah orang-orang Quraisy, "Hadzal amin.. Hadzal amin.. (Inilah orang yang dapat dipercaya.. Inilah orang yang dapat dipercaya..)" Lalu 5 tahun kemudian setelah peristiwa itu, saat nabi diangkat menjadi Rasul maka mereka berkata, "Ini tukang sihir, ini gila, ini dongeng.." Kenapa? Karena kesombongan bercampur hasad.

Jadi menerima kebenaran itu susah jika sudah ada sifat sombong. Maka kita berlindung kepada Allah dari sifat sombong..

Kedua, sombong "Meremehkan Orang Lain"

Allah berfirman dalam surat Al-Mu'minun ayat 46-47:
kepada Fir'aun dan para pemuka kaumnya, tetapi mereka angkuh dan mereka memang kaum yang sombong. Maka mereka berkata, "Apakah (pantas) kita percaya kepada dua orang manusia (Musa dan Harun) seperti kita, padahal kaum mereka (Bani Israil) adalah orang-orang yang menghambakan diri kepada kita?"

Terkadang jika seseorang punya jabatan, ketika melihat orang dibawahnya ia mengatakan, "Sopo sih iki.." Cukup sebagai dosa jika kita meremehkan orang lain.

Ganjaran orang yang sombong:
Orang yang sombong akan dibangkitkan pada hari kiamat keluar dari kuburnya  seperti semut-semut yang kecil lalu digiring menuju padang Mahsyar.

Orang yang sombong, ketika bermuamalah dengan orang lain biasanya buruk. Tidak senyum. Tidak salam. Ia merasa bahwa orang lain tidak pantas menerima senyumnya. Adabnya, dari nabi, yang kecil mengucapkan salam kepada yang besar. Kalau ada bos muda lalu ketemu cleaning service yg lebih tua, dalam Islam maka yang memulai salam adalah si bos. Dalam Islam mereka sama dari butiran debu..

Apa yang menyebabkan orang sombong?
Berikut penyebab orang menjadi sombong dan obatnya:

[1] Sombong karena nasab

Kalau di Hindu ada kasta. Kalau di Arab ada kabilah. Mungkin kalau kita melihat di Indonesia ini ada nasab bangsawan misal di Sulawesi ada Andi, dsb.

Jika ada kesombongan pada diri kita karena nasab, maka obatnya:
1) Ketahuilah ini kebodohan. Kerena engkau sombong terhadap apa yang bukan engkau miliki. Itu punya mbahmu dulu..
2) Kalaupun benar, ketahuilah mbahmu tercipta sama sepertimu dari tanah juga..

Jika ada orang sombong, ingatkan tentang asal penciptaannya. Ia keluar dari dua tempat kencing..

Allah menciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal "lita'aarafuu". Jangan sampai anda merasa lebih baik dari dia. Ingat, tujuannya untuk saling mengenal. Kita pribumi juga jangan merasa lebih baik dari nonpribumi.

Islam masuk ke Arab dengan mudah, karena tidak ada Raja di sana. Mereka hidup berkabilah-kabilah. Andaikan pada saat itu di Arab ada raja, maka Islam pasti sudah dihabisi duluan. Ketika haji Wada', nabi berkhutbah:
"Ketahuilah kalian, Rabb kalian adalah satu dan kalian semuanya dari Adam. Orang Arab tidak lebih mulia dari non-Arab. Dan non-Arab tidak lebih mulia dari Arab. Tidak pula orang berkulit merah atas orang berkulit hitam. Dan orang berkulit hitam atas orang berkulit merah. Kecuali atas dasar ketakwaan."

Karena memang tidak ada kemuliaan dari nasab...

[2] Sombong karena keindahan yang ada pada dirinya

Biasanya lebih banyak di perempuan, meskipun di laki-laki juga ada. Tapi lebih sedikit karena laki-laki jarang pakai cermin..
Hati-hati dengan munculnya perasaan, "Saya lebih cantik dari dia." Omongan orang juga yang mengatakan, "Mbak, sampean cek ayune."

Obatnya:
Hendaknya dia melihat dirinya dari dalam. Kalau orang melihat kecantikannya dari luar, ingat di dalam perut kita ada kotoran dan kencing yang terus kita bawa kemana saja. Bahkan ketika kita membuangnya, kita tidak mau ada orang yang melihatnya. Kita sendiri pun jijik melihat diri kita ketika itu.

Banyak orang yang selalu melihat kecantikan luarnya tapi lupa kecantikan dalamnya. Di dalamnya banyak kotoran, terkadang juga ada penyakit di dalam tubuhnya.

Ingat ketampanan itu tidak bisa dipilih, dan tidak boleh dirubah. Terima apa adanya. Tidak ada, orang yang tampan lebih mulia dari pada yang tidak tampan. Banyak orang di luar sana yang sangat cantik tapi dia orang kafir, sedangkan ada ibu-ibu yang tidak cantik namun ke masjid. Tidak ada kesombongan yang pantas dalam kecantikan atau ketampanan.

[3] Sombong karena kekuatan dan keperkasaan

Tadi perempuan, ingat perempuan seperti bunga, akan layu dan rontok. Kalau laki-laki, biasanya yang dibanggakan adalah badannya yang berotot. Maunya pakai baju yang ketat, agar badannya nampak. Sehingga ia tidak pede jika pakai baju besar.

Obatnya:
Ingat, satu sarafmu terjepit di punggung, sudah.. Sudah cukup engkau tidak bisa bergerak.

Kalau berbicara masalah kekuatan, seharusnya sapi lebih sombong dari anda. Kalau mau sombong dengan kekuatan, ajak itu sapi adu kepala.

Orang kuat kalau dikasih bisul saja sudah susah. Mau jalan susah. Mau shalat tidak bisa, akhirnya shalat duduk. Tidak ada yang pantas disombongkan dari kekuatan. Anda coba ke kebun binatang, terus selfie sama gajah. Lihat itu binatang lebih besar dari anda. Ternyata binatang lebih kuat dari anda.

[4 dan 5] Sombong karena kekayaan dan banyak harta + banyak pengikut

Orang kalau imannya tidak kuat biasanya sombong karena sebab ini. Misalnya OKB, Orang Kaya Baru. Padahal Allah telah berfirman, "Sesungguhnya harta-harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah (ujian)." (QS. At-Taghabun: 15)

Ada orang yang diuji dengan derita dan musibah. Ada pula orang diuji dengan usahanya yang terus sukses. Ujiannya yg pertama adalah sabar, sedangkan ujiannya yang kedua apakah ia bersyukur atau tidak.

Ingatlah kisah 3 orang Bani Israil yang diuji oleh Allah; ada seorang yang kusta, ada yang botak, dan ada yang buta. Lalu Allah beri kesembuhan dan kenikmatan masing-masing berupa unta, sapi, dan kambing yang semuanya sedang bunting. Namun semuanya lupa bersyukur kecuali si buta.

Salah satu hikmahnya juga dari kisah ini, bahwa memelihara kambing dapat menurunkan sifat sombong. Jadi kalau bapak-bapak punya rasa sombong, pelihara kambing saja... Orang sombong dengan jabatannya bisa saja dipecat. Kalau sudah pensiun, kadangkala tidak diperhatikan lagi oleh masyarakat. Makanya jangan sombong.

Nabi Musa hidup di istana Fir'aun kira-kira 30 tahun. Kemudian menggembalakan kambing 8 tahun. Umar bin Khattab memelihara kambing, sehingga dengan kekuasaannya yang meliputi Iraq, Palestina, tidak membuatnya sombong. Bahkan ia nampak seperti orang biasa.

Orang ketika di Arafah membaca, "La ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa 'ala kulli syai-in qadir." Perhatikan "lahul mulku". Artinya kerajaan adalah milik Allah, jadi tidak pantas kita sombong.

Ada yang sombong dengan rumahnya, perusahaannya, mobilnya, motornya. Jangan bangga kepada sesuatu yang ketika Allah ambil, habis. Baca doa ini:
"Allahumma anta rabbi la ilaha illa anta khalaqtani, wa ana abduka..."
Lihat "..wa ana abduka..", aku adalah hambu-Mu. Kita ini hamba, budak.

Anda kalau kaya, lihat pada orang kafir banyak yang lebih kaya dari anda. Suatu saat anda akan turun dari jabatan anda. Namun ada satu yang harus anda bangga dengan jabatan, yakni sebagai hamba Allah. Disitu anda akan tenang.

[6] Sombong karena ilmu

Allah mengangkat derajat orang yang beriman dan juga orang berilmu. Kemuliaan orang yang berilmu dibanding ahli ibadah, seperti keutamaan bulan purnama dibanding bintang-bintang. Cahaya bintang-bintang akan tidak nampak dengan adanya cahaya purnama.

Ilmu itu seharusnya mewariskan rasa takut kepada Allah. Seharusnya seperti padi, semakin ilmu itu bertambah, semakin tunduk. Orang yang sombong dengan ilmu, sama seperti orang yang sombong dengan harta. Hanya saja kalau harta dari luar, sedangkan ilmu dari dalam.

Obatnya:
1) Hendaklah kita tahu bahwa ilmu ini adalah penuntut bagi pemiliknya di hari kiamat. Ilmu ini tujuannya untuk diamalkan, bukan untuk di bangga-banggakan. Ingat kisah orang yang disiksa di neraka dengan ususnya keluar, kemudian dia berputar seperti berputarnya keledai di penggilingan. Lalu penghuni neraka datang dan berkata, "Wahai fulan, ada apa denganmu? Bukankah kamu dulu yang biasanya ceramah memerintahkan kami pada kebaikan dan melarang kami dari kemungkaran?" Ia menjawab, "Benar, aku dulu menyeru kepada kalian, tapi aku tidak melakukannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
2) Lihatlah para sahabat yang begitu tinggi ilmunya, namun semakin takut kepada Allah. Umar bin Khattab ketika sebelum wafat, ia meminta pipinya ditaruh di tanah, ia takut kena laknat Allah. Allah benci terhadap kesombongan, apapun sarana kesombongannya, lalu kita sombong dengan ilmu? Kesombongan adalah milik Allah.

[7] Sombong karena amal

Biasanya orang yang beramal banyak, sombongnya kepada orang yang berilmu. Kadangkala kesombongannya ketika melihat pelaku dosa. Yang menjadi ukuran bukan ketika anda melihat pelaku dosa, anda merasa lebih baik. Ukurannya adalah ketika meninggal dunia. Bisa jadi yang kita anggap pelaku dosa, wafatnya husnul khatimah, karena dulu ia sempat taubat. Sedangkan kita malah sebaliknya.

Ingat Umar bin Khattab dulu adalah preman, namun menjadi orang terbaik kedua setelah Abu Bakar. Kita perlu tahu diri. Jangan sampai fulan masuk surga duluan, sedangkan kita tidak.

~ ~ ~
Tes untuk mengecek apakah dalam diri kita masih ada sifat sombong atau tidak:

1. Dialog. Ajak teman untuk berdialog. Tau-tau kebenaran ada pada teman, kalau anda menerima dengan berat, berarti ada kesombongan dalam hati anda.

2. Kumpul sama teman sebaya. Misal ada acara, terus perlu ada yang tampil ke depan misalnya untuk memimpin acara. Kalau teman yang maju lalu kita masih ada yang berat, berarti ada kesombongan.

3. Kalau diundang orang miskin, datang atau tidak. Coba juga jalan ke pasar, terus kita yang membawa barang kita, bukan pembantu. Kalau kita berat, berarti ada kesombongan. Kalau bangga, berarti ada riya'.

4. Sekali-kali pakai baju biasa, sekali2 naik mikrolet, naik bus. Berkumpul dengan orang-orang disana. Kalau berat, berarti ada kesombongan.

Pulang dari sini baca surat 'Abasa [80] ayat 17 sampai 23...

_____

Surabaya, 28 Rajab 1438 H/14 April 2018
~WA