Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..
Tampilkan postingan dengan label Pemacu Semangat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pemacu Semangat. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Juli 2019

KIAT-KIAT AGAR HIJRAH ISTIQAMAH DAN TIDAK GAGAL DI TENGAH JALAN

Hijrah (هجرة) memiliki dua makna, yaitu hijrah tempat dan hijrah amal perbuatan. Hijrah tempat ialah berpindah dari negeri kafir menuju negeri Islam. Sedangkan hijrah amal perbuatan ialah meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah.

Hijrah hukumnya fardhu 'ain bagi setiap muslim. Oleh karenanya, jangan sampai putus di tengah jalan dan akhirnya gagal.

Hijrah sendiri ada tiga tingkatan, mulai dari yang terbesar yaitu hijrah dari kesyirikan menuju tauhid, dari bid'ah menuju sunnah, dan dari maksiat menuju taat.

Keutamaan hijrah, diantaranya:
1. Tanda keimanan kepada Allah (QS. Al-Anfal: 74)
2. Allah menjanjikan rizqi bagi orang yang berhijrah (QS. An-Nisa': 100)
3. Allah akan ampuni dosa-dosanya (Hadits tentang kisah masuk islamnya Amr bin Ash)
4. Allah siapkan surga dan surga adalah puncak kesuksesan (QS. At-Taubah: 20-21)

- - - - - - -

Setelah kita mengetahui pentingnya hijrah, agar kita bisa istiqamah di atasnya ada beberapa kiat-kiat:

1. Meluruskan niat ketika hijrah

Ini yang paling penting. Orang yang hijrahnya ikhlas, ia akan istiqamah. Dia tidak peduli cibiran orang. Karena yang dia tuju adalah keridhaan Allah. "Selama kita di jalan yang benar, tidak usah pedulikan omongan orang."

2. Cari lingkungan dan teman yang baik

Sudah merupakan fitrah manusia, orang itu terpengaruh dengan lingkungan dan temannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
الرجل على دين جليله، فلينظر أحدكم من يخالل
"Seseorang dilihat dari agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan kepada siapa dia berteman dekat." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, shahih). 
Nabi Muhammad saja ketika hijrah tidak sendirian, beliau ditemani Abu Bakar Ash-Shiddiq. Semestinya kita juga tidak sendirian ketika hijrah. Teman yang baik punya banyak manfaat, diantaranya adalah membantu agar kita lebih mudah istiqamah. Ada ulama yang mengatakan bahwa seandainya teman yang baik itu tidak bermanfaat kecuali satu saja manfaatnya, yaitu kita akan malu berbuat maksiat di depannya, niscaya itu sudah cukup. 

3. Menguatkan pondasi dasar aqidah

Karena aqidah itu pondasi. Ibarat bangunan, pondasinya dulu yg harus diperkuat agar bangunannya bisa kokoh. Oleh karenanya orang yang baru hijrah harus belajar tauhid. Dan jangan pernah bosan belajar tauhid. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita,
فاعلم أنه لا إله الا الله
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sembahan kecuali Allah." (QS. Muhammad: 19)
Ayat ini adalah perintah untuk nabi dan kaidah ulama menyebutkan bahwa perintah untuk nabi adalah juga perintah untuk umatnya. Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa ada 3 masalah utama dalam agama, yaitu tauhid, fiqih, dan akhlaq.

4. Ngaji ilmu agama

Siapa yang ingin sukses dalam hijrahnya, dia harus belajar agama. Ngaji ilmu agama adalah cahaya yang menerangi jalannya ke surga. Nabi ﷺ bersabda:
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل له به طريقا إلى الجنة
"Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama), maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim)

5. Harus sabar

Karena orang hijrah itu berat tantangannya. Dia akan mendapat cibiran dari orang-orang. Maka seorang harus sabar dalam perjalanan dia hijrah. Dia tawakkal, optimis, karena Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.

6. Doa

Doa adalah kunci kebaikan dunia dan akhirat. Berdoalah kepada Allah agar kita diberi keistiqamahan. Karena hati manusia berada di jemari Allah dan Allah yang membolak-baliknya sesuai kehendakNya. Berdoalah, "Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinika" (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)

Semoga bermanfaat..
[Faidah dari Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi @ suatu majelis ilmu di Masjid Baitussalam Ketintang Selatan Surabaya]

_____

Wiyung - Surabaya, 2 Dzulqa'dah 1440 H
~WA

Minggu, 12 November 2017

Jawaban Doa Selalu Ada!

Hmm... Alhamdulillah nikmat sehat yang Allah masih cucurkan sepatutnya kita selalu syukuri sebagai bentuk sadar diri atas kekerdilan kita di hadapan-Nya. 

"Berdoalah, niscaya akan Aku kabulkan." firman-Nya dalam surah Ghafir/Al-Mu'min. 

Ya berdoalah. Tidak lebih penting dari jawaban sebuah doa, daripada berdoa itu sendiri. Saat anda berdoa, jika terlepas dari penghalang-penghalang terkabulnya doa, Insya Allah selalu Allah siapkan jawabannya. 

Maka berdoalah, dan jangan remehkan, karena berdoa saja sudah tercatat sebagai ibadah yang berpahala. Terlebih lagi, berdoalah di waktu-waktu mustajab. Terlepas dikabulkannya atau tidak dengan segera, karena hal tersebut adalah hak prerogatif-Nya. 

Penghalang-penghalang terkabulnya doa beberapa di antaranya; (1) kemaksiatan, (2) makan atau minum dari yang haram, dan (3) hati yang lalai saat berdoa.

Setelah itu dihindari, maka berdoalah. Insya Allah akan ada jawaban. Entah itu di dunia, atau Allah tabungkan untuk kita "pecahkan" di akhirat. 

Wallahu a'lam. Nasehat buat yang nulis.
_____

Keputih - Surabaya,  23 Shafar 1439H/12 November 2017

Selasa, 01 Agustus 2017

Semester 9


Tepat hari pertama di bulan kemerdekaan dan hari pertama masuknya semester baru di Unesa. Tepat sehari yang lalu adalah akhir dari sebuah perjuangan menyelesaikan kuliah "tepat waktu". Alhamdulillah, berkat kemurahan Allah target itupun dapat tergenggam. 

Sekarang adalah hari pertama di semester 9, saya menyebutnya demikian karena kuliah itu hakikatnya tidak berhenti. Juga tidak hanya di bangku formal. Tetapi juga di bangku-bangku yang lain, bahkan di bangku tukang bakso favorit bisa jadi ada kuliah di sana (-guyon). Sebab dari definisi kuliah menurut KBBI, salah satu arti kuliah adalah ceramah. Ya mungkin di ceramahi abang tukang baksonya, atau apa gitu, 'kan kuliah juga jadinya..

Nah, sebenarnya yang ingin saya share ialah tentang target dan pemuda. Mumpung masih di awal semester, sebagai pengingat untuk diri sendiri dan juga diri bersama. Maksud nt?? Sorry, orang lain maksudnya.

Baiklah pemuda. Kata "pemuda" tidak berarti hanya mereka yang berada pada masa-masa pasca ABG. Mereka yang usianya 30 40 tahun pun masih bisa dikatakan pemuda, apalagi jika masih produktif. Di dalam banyak kisah sejarah, para pemuda tidak kalah hebatnya dengan petua. Ingatkah kita saat-saat munculnya Islam kebanyakan yang beriman adalah anak-anak muda. Pun nama-nama pemuda hebat nan cemerlang, seperti Usamah bin Zaid, Mu'adz bin Amr, Mu'awwiz bin 'Afra, Sa'ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, Zaid bin Tsabit dan banyak lagi..

Adapun kita hari ini... Terasa begitu jauh dengan apa yang pemuda-pemuda hebat tersebut capai. Bukan karena kita tidak mencoba mengikuti mereka, namun karena kita masih mencla-mencle mencari idola pemuda terbaik. Idola kita hari ini kalau bukan dari Eropa ya dari Korea. Lihat aja tuh kalau artis-artis Eropa atau Korea datang, dijamin tiketnya langsung ludes. Siapa yang beli? Dengan sedikit malu harus saya jawab: pemuda muslim!..

Masa muda, masa yang teramat penting. Saking pentingnya masa tersebut, sampai-sampai dalam suatu untaian nasehat Nabi ﷺ tentang hal yang akan ditanyakan kepada kita nanti di hari kiamat. Beliau mengatakan "masa muda" lagi setelah beliau mengatakan "umur" manusia. Padahal kita tahu, umur manusia tentu di dalamnya sudah termasuk masa muda.

Beliau ﷺ bersabda:
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam pada hari kiamat di sisi Rabbnya, sampai ia ditanya 5 perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang masa mudanya untuk apa dia gunakan, (3) tentang hartanya dari mana dia peroleh (4) dan ke mana dia belanjakan, (5) serta tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya." [HR. Tirmidzi no. 2416]

Jadi, selain umur kita yang ditanyakan, akan dinterogasi lagi lebih dalam pada masa muda kita. Lha, bagaimana masa muda kita dihabiskan? 
Habis karena main game kah...
Habis kluyuran kah...
Habis dalam hal yang sia-sia kah..,
atau habis dalam kebaikan dan kebermanfaatan...

Wallahu a'lam. Tentu hati kita masing-masing yang lebih mengetahuinya. Maka coba kira-kira dari sekarang, jawaban kita nanti apa.. Semoga jawabannya lebih banyak yang kebaikan.. Sebab musuh utama pemuda saat ini, kata dr. Raehanul Bahraen, adalah: WAKTU LUANG.

Coba kita perhatikan. Banyak kita lihat pemuda yang ketika berada di waktu luangnya, apa sih yang mereka lakukan? Kalau bukan online pasti game. Kalau tidak, ya kombinasi antara keduanya: game online. Meskipun kita tetap harus ber-husnuzhan mudah-mudahan yang dibuka adalah situs-situs atau tayangan yang bermanfaat.

Tetapi kok rasanya sulit. Sebab jujur, yang terlihat setidaknya di kampus pada kebanyakan teman-teman, termasuk saya juga, kalau tidak main PES, COC, ya paling nonton. Perempuan sukanya drakor, yang laki-laki anime. Dan mereka seperti kecanduan dengan itu.. Ya semoga teman-temanku segera sadar. Meskipun tentu berat meninggalkan sebuah kebiasaan. Ada pepatah Bugis yang disampaikan guru madrasah saya waktu SD "Lele bulu, tallele abiasang" artinya "Gunung gampang dipindahkan, tapi kebiasaan tidak gampang dirubah". Lebih mudah mindahin gunung, daripada ngubah kebiasaan. Namun semoga di tahun 2017 ini pepatah tersebut sudah tidak berlaku lagi dan menjadi "Lele abiasang, tallele bulu". Kebalikannya gitu..

Apa tipsnya agar musuh tersebut dapat ditaklukkan? 
Kata dr. Raehan lagi, BUAT TARGET.

Hidup ini jangan mengalir seperti air begitu saja. Mahasiswa yang punya target, insyaallah kesehariannya lebih tertata dan lebih visioner. Dia menata tiap semesternya, atau tiap bulannya, atau tiap pekannya, bahkan tiap harinya dengan membuat target-target. Oh semester ini saya harus dapat skor TOEFL 500. Oh semester ini saya harus dapat skor IELTS 6. Oh semester ini saya harus menguasai dasar-dasar Bahasa Arab. Oh semester ini saya harus jadi panitia kajian. Oh semester ini saya harus hafal juz 1 dan 2. Oh semester ini bla bla,,, Semester ini harus gini harus gitu. Teruus membuat target..

Kalaupun tidak tercapai 100% maka setidaknya ada sekian% yang tercapai. Daripada tidak membuat target sama sekali, resikonya adalah hidup mengalir seperti air. Jangan! Jangan hidup seperti air mengalir. Coba tengok air, posisinya selalu berada di bawah. Kalau pun berada di atas, tidak berapa lama, langsung terjun lagi.

Orang yang punya target, paling tidak waktunya akan selalu terjaga. Dia bisa mengendalikan waktunya (kok kayak Avatar gini? hehe), ke kondisi yang terbaik. Waktunya yang sangat berharga tentu akan dia kerahkan agar target-targetnya tercapai. Dia bisa menimbang mana kegiatan yang bermanfaat mana yang tidak. Mana kegiatan yang berpotensi pahala mana yang berpotensi dosa. Lalu dia memilihnya. 

Sebab ciri-ciri orang sukses adalah pelit terhadap waktu. Orang sukses pelit terhadap waktunya. Serta merasa menyesal bila tidak produktif. Andakah itu? Saya sangat berharap itu. Mudah-mudahan saya pun tertular dari Anda, karena katanya sukses itu menular. Seperti halnya kebahagiaan yang juga menular. Ganbatte!

_______

Kota Pahlawan, 1 Agustus 2017

Ada artikel bagus nih, dibaca yuk >> Bagaimana Memanfaatkan Waktu?
<<

Sabtu, 15 April 2017

"The Blind Spot"

Di banyak olahraga apalagi olahraga profesional, kita sering melihat ada sosok pelatih disana. Misalnya bulutangkis. Ketika Markis Kido/Hendra Setiawan menjuarai Kejuaraan Dunia Bulutangkis tahun 2007, Olimpiade Beijing 2008, dan Asian Games 2010 selalu ada sosok pelatih yang mengiringi mereka mendapatkan gelar-gelar prestisius tersebut, ialah Sigit Pamungkas. Padahal jika sekiranya Sigit Pamungkas yang disuruh tampil menggantikan salah satu dari Markis ataupun Hendra, saya yakin, bendera merah putih tidak akan berkibar di posisi paling tinggi. Lantas mengapa mereka butuh pelatih jika sekiranya si pelatih yang bermain di lapangan tentu tidak lebih hebat dari mereka?

Pahamilah bahwa Markis dan Hendra butuh pelatih bukan karena pelatihnya lebih hebat. Tapi karena mereka membutuhkan seorang untuk dapat melihat hal-hal yang tidak dapat mereka lihat sendiri.
Foto ‎الواوانذ إندونيسيا‎.
Sesuatu yang tidak dapat kita lihat pada diri kita itulah yang disebut "Blind Spot" atau "Titik Buta"Hal yang sama terjadi pada hidup kita. Dalam menjalani hidup, kita butuh "pengiring" hidup, sekaligus mengingatkan kita tatkala salah, khilaf, dan tatkala tujuan hidup kita berubah. Ia bisa sahabat, orang tua, keluarga, dan siapapun yang dapat kita percaya.

Kita butuh orang lain yang suka mengingatkan, memberi masukan, menasihati, bahkan menegur jika kita melenceng dari tujuan yang benar, serta tidak memdiamkan kita ketika kita salah arah.

Dan kita juga harus rela dengan penuh lapang dada ketika kita diingatkan, ketika kita diberi nasihat atau ketika kita ditegur. Karena dengan demikian, kita dapat meluruskan diri lagi di dalam koridor yang benar.

Kata orang-orang, nobody's perfect. Tidak ada manusia yang sempurna. Biarkan orang-orang menjadi "mata" yang berada di "titik buta" kita, sehingga kita bisa melihat apa yang tidak bisa kita lihat. Biarkan mereka menjadi "pelatih" dalam hidup kita. Dan siapapun Anda yang membaca ini adalah pelatih saya..

_______
Surabaya, 18 Rajab 1438 H 

(Terinspirasi dari sebuah tulisan dengan judul yang sama, tentang petinju Muhammad Ali dan Pelatihnya)

Selasa, 03 Januari 2017

Skripsi, "Jangan Tunda!" [Suntikan Makjleb]

Banyak sumber motivasi, salah satunya adalah keluarga. Tahun lalu (baru 3 hari yang lalu) saya sempatkan menelepon keluarga. Ibu, tante, kakak. Untuk saling bertukar kabar dan meminta doa restu. Tepat saat saya menelepon kakak, saya meminta motivasi bagaimana agar bisa menyelesaikan skripsi tepat waktu. Karena jujur saya terkena futur dan ditunggu tanggal mati. Kadang malas kadang gak mood.

Lalu apa jawabnya?

Kalimat yang pertama dia ucapkan, dengan tegas: "Jangan Tunda!"
 
"Jangan terlalu banyak dipikir."
"Nda usah terlalu dipikirkan, langsung kerjakan saja."
"Kebanyakan yang buat lama skripsi itu karena terlalu dipikir."
"Langsung kerjakan saja dan rajin konsultasi ke dosen."
"Dosen itu kalau sudah dua tiga kali didatangi, sudah bosanmi juga."
"Banyakji juga temanku dulu yang lulus tepat waktu, tapi kalau ditanyaji juga nda tau apa-apa."
"Banyak temanku yang nda tau apa-apa tapi rajin, akhirnya lulusji juga."
"Ada juga karena mau terlalu sempurna, perfeksionis kayak saya, akhirnya terlambat lulusnya."
"Kerjakan saja, siapa juga yang mau baca nanti skripsimu." (xx, makjleb.. :D)

Begitu kurang lebih suntikan motivasinya. Masih ada lagi tapi sedikit lupa.
Terlalu apa adanya. Ya tapi, benar juga sih dan emang benar juga.
Baiklah, terima kasih kakak pertama..
Semoga Allah membalas kebaikannya dan juga kita semua..

OK. Let's continue this final task! Bangun para pejuang skripsi..!
_____

Di sebuah ruangan terisolasi, 3 Januari 2017 @10.12 pm
~WA

*Dialog sedikit bergenre Bugis (-mi, -ji). 

Jumat, 23 Desember 2016

PKM-GT Lolos: Buah Manis Gagal 3 Tahun

(Bercerita pengalaman..) Dari tahun pertama sampai tahun ketiga kuliah, tidak kurang dari 8 PKM saya pernah terlibat di dalamnya, baik itu PKM 5 Bidang ataupun KT. Dan selama itu pula kegagalan selalu menjadi tuaian. Di tahun keempat ini, saya memutuskan untuk tidak membuat lagi. Karena waktu yang tidak memungkinkan untuk membuatnya. Ada karya yang lebih besar yang harus dibuat. Yap, benar! Skripsi.. 

Ada perasaan sedih saat masa kuliah ini mau "tutup tahun", namun belum ada tanda-tanda prestasi di bidang ke-PKM-an. Namun hari ini, kegagalan-kegalauan selama 3 tahun sejak semester I, seolah sirna. Bagaimana, saya diberitahu oleh dosen pendamping, kalau PKM-GT saya lolos diberi insentif. 

Alhamdulillah berkali-kali ku ucap. Hal tersebut mengobati kegagalan 7 PKM yang lain, yang tidak pernah nongol dalam pengumuman. Hh, ngarep.

Tidak sia-sia, mengetik banyak-banyak selama ini. Haru dan senang bisa lolos dengan karya sendiri. Meskipun tidak lolos PIMNAS, ajang yang sangat saya pribadi idam-idamkan sejak sebelum masuk kuliah. Namun saya bersyukur bisa lolos didanai. Bersaing dengan ratusan perguruan tinggi dan ribuan mahasiswa.

(Terima kasih..) Terima kasih kepada Pak Utama Alan Deta, M.Pd., M.Si. sebagai dosen pembimbing PKM, terima kasih kepada teman-teman saya se-tim. Jujur, saya senang sekali hari ini.. Satu karya ini sebagai obat pemanis, bukan penawar lagi. Tentang PKM-PKM sebelumnya yang selalu gagal. Alhamdulillah.. Kata pepatah, "Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda". Dibalik kegagalan ada sebuah keberhasilan disana..

Dan terakhir, izinkan ku teriakkan satu kata: "JANGAN PERNAH MENYERAH!" Coba terus sampai peluit panjang berbunyi... Hamasah! Keep spirit! Ganbatte! 
Alhamdulillah 'ala kulli hal.. Semoga memotivasi..
_____

Surabaya, 23 Desember 2016
~A. Irwanuddin
Mahasiswa Fisika Unesa
_____

Ingat, semua atas pertolongan Allah. Biidznillah. Berikhtiar dan berdoa.

Senin, 17 Oktober 2016

Dengan Niat, Pulkam Bukan Sekedar Adat

Salah satu amal di antara amal-amal pembuka pintu surga adalah birrul walidayn (berbakti kepada kedua orang tua). Segala perintah mereka, selagi tidak berseberangan dengan syariat, maka seorang anak wajib mendengarkannya. Apalagi jika ibu, keutamaannya tiga kali dibanding bapak..

Jika ibumu atau ayahmu meminta dirimu untuk pulang maka pulanglah.. Apalagi jika engkau tidak ada udzur untuk menolak. Dan niatkan kepulanganmu untuk memenuhi panggilannya. Karena memenuhi panggilan orang tua merupakan salah satu bentuk berbakti kepada mereka. Apalagi jika ia memanggilmu karena ada urusan yang penting atau ada acara yang akan diadakan di rumahmu, seperti walimah misalnya. Kesempatan untuk berbakti kepadanya lebih besar..

Niatkan pula untuk bersilaturrahim dengan kerabat-kerabat kita yang lain, niatkan menyenangkan hati saudara-saudara kita, dan sebagainya.. Playing in intention..

Selagi mereka masih menemani hari-hari kita maka berikan yang terbaik kepada mereka. Berikan hadiah kepada mereka. Berikan sesuatu yang mereka sukai. Sekedar untuk membuat senyum lebar di wajahnya. Karena pasti engkau tidak bisa mengganti seluruh kebaikan yang telah mereka lakukan.. Seberapapun kayamu, seberapapun banyak hartamu, tidak akan bisa membalas kebaikan mereka..

Semoga Allah memudahkan terwujudnya niat-niat baik kita. Dan memudahkan kita untuk tulus ikhlas mengerjakannya.. Ahsantum. Barakallahu fiikum..

_____

Waru, 17/10/2016 @Bandara Juanda menuju Makassar. Cuaca berawan. Alhamdulillah..

Selasa, 11 Oktober 2016

Hujan

Bersyukurlah jika hujan.. Itu artinya Tuhan hendak membersihkan udara dari partikel-partikel debu dan buangan. Bukan mengeluh karena tidak keringnya cucian..

Bersyukurlah jika hujan.. Itu artinya Tuhan masih memberikan waktu untuk doa yang akan diijabah, bukan sibuk dengan keluh kesah.. Namun tidak papa jika keluh kesahnya sama Allah..

Bersyukurlah jika hujan.. Itu artinya rintik-rintik hujan menjadi nada-nada di telinga, sehingga engkau tidak mendengarkan nada-nada musik bisikan setan durjana..

Alhamdulillah 'alaa kulli hal.. Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan..

Syukuri saja ya.. Pasti itu yang terbaik. Wes pokoke lek awak dewe ra iso opo-opo karo ketentuane Gusti, awak dewe ridho ae..

Lek gurung iso ridho, sabar sek ae. Lek iso munggah nneh, iku mesti syukur.

Nek dimatematikake, sabar < ridho < syukur. :)

Ya sudah, sudah malam juga. Selamat mengerjakan tugas..
Jangan lupa makan yang sehat, istirahat yang cukup, belajar yang baik, dan ibadah yang tertib.. ya nak.
___

Surabaya, 10 Muharram 1437 H/11 Oktober 2016
Di sisa akhir rintik-rintik hujan.. @22:23WIB

Jumat, 07 Oktober 2016

Ketika Tugas Kuliah Bertengkar dengan Kegiatan Dakwah..

Bismillah...
Tugas, presentasi, diskusi, buat powerpoint, laporan, dan seabrek tugas yang lainnya. Ini mungkin sudah sering dialami mahasiswa. Namun, adalagi mahasiswa dengan tipe agak sedikit berbeda; tugas, halaqah angkatan, laporan, kaderisasi dakwah, buat powerpoint, syura' kegiatan, presentasi, dsb.

Siapa yang pernah mengalami demikian? Mungkin mereka yang bergabung dengan rohis, SKI, unit keislaman, organisasi keislaman atau apapun itu yang beraroma keislaman..

Mengapa orang-orang seperti mereka yang terjun dalam dakwah, khususnya di kampus, tidak begitu khawatir dengan kondisi banyaknya tugas yang bertengkar dengan kegiatan dakwah?

Karena mereka mengingat firman Allah 'azza wa jalla dalam surah Muhammad ayat 7,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong agama Allah maka niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

Ayat inilah salah satu yang menentramkan hati mereka. Mereka yakin dengan bantuan Allah jika agama Allah dibantu. So, sudahlah.. Alasan dan lagu lama jika ada yang selalu menjadikan ungkapan "banyak tugas" sebagai alasan untuk tidak turut andil dalam dakwah. Bukan hanya di kampus, tapi di manapun. Itu artinya dia belum yakin dengan bantuan Allah kalau kita membantu agamaNya.  

Tulisan ini hanya untuk memotivasi diri saya sendiri, dan semua kader dakwah, khususnya adek-adek saya, bahwa berdakwah jangan takut kehabisan waktu untuk mengerjakan tugas. Tugas kuliah itu bukan penghambat ataupun penghalang untuk berdakwah, melainkan 'teman'. Ia seperti halnya sepasang sendal kiri dan kanan, meskipun berbeda tapi bisa tetap berjalan bersama. Tidak mesti yang kiri meninggalkan yang kanan, atau yang kanan meninggalkan yang kiri. Kuliah dan dakwah bisa berjalan beriringan! Jika tidak berjalan beriringan, berarti ada yang salah dengan diri kita.. Coba crosscheck kembali diri kita, kira-kira dimana yang salah? Mungkin waktu kita yang kurang dimanfaatkan dengan baik. Ahsantum..
___

Ditulis selepas Open Recruitment anggota baru UKKI Unesa.
Surabaya, 7 Muharram 1437 Hijriah/10 Oktober 2016

Minggu, 18 September 2016

Mentari Ahad Pagi

Sinar mentari pagi. Indah dan menghangatkan. Saya teringat dengan ucapan guru2 saya dulu di SD kalau cahaya matahari pagi sampai jam 10 itu adalah vitamin D. Menyehatkan badan dan membantu menguatkan tulang. ^^ (bukan tulang punggung lo ya, apalagi tulang rusuk, hh).
Alhamdulillah. Suara burung2 terdengar bersiulan, menandakan mereka siap menjemput rezkinya. Dan pulang sore nanti dengan perutnya yg sudah kenyang. Sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits riwayat Tirmidzi..

Allah tidaklah menelantarkan makhluknya. Hewan saja yang tidak diberi akal (beda akal sama otak ya..) tidak diterlantarkan oleh Allah, apalagi saya dan engkau yang memiliki akal. Pastilah tidak akan diterlantarkan, wong Allah Maha Mengurus makhlukNya. Ya bro.. Yuk perbanyak bersyukur, masih ada yang mengurusi dan peduli tentangmu.. :) Alhamdulillah 'ala kulli hal...

Maka yakinlah, rezekimu sudah ditaruh di pos2nya tinggal ikhtiar untuk penjemputannya. Engkau mungkin tidak tau dimana rezkimu tapi rezkimu tau dimana engkau. Dan dia sedang bergerak kepadamu saat ini..

Saya yakin, meskipun di dapur beras kosong, tidak ada yg bisa di masak, bulog mandeg (faktanya: iya :D), bukan berarti rezeki kita telah habis. Sama sekali! Karena kalau rezeki kita telah habis itu berarti berakhirlah kehidupan kita..

Yuk sarapan pagi. Pesan ibu, jangan sampai tidak sarapan sebelum beraktivitas.. 
_____

Ahad pagi, 16 Dzulhijjah 1437 (18/9/16)
Di teras Ambam, bersiap mencari sarapan dan sebungkus susu.. ^^ Barakallahu fiikum...

Sabtu, 09 Juli 2016

Karet Penghapus Bernama Musibah



Foto: Kalibiru, Kulon Progo

Saudaraku, pernahkah kita berpikir bahwa ketika kita berdoa kepada-Nya dan meminta sesuatu.. kita tidak diberikan secara langsung seperti yang kita minta? Terkadang kita diberi sebab-sebab terjadinya sesuatu yang kita minta.. Dan dari sebab itu nanti akan membuahkan apa yang kita minta.
Antum paham kan maksudku?

Terkadang ada orang yang meminta kepada Allah untuk diampunkan dosa-dosanya, namun Allah memberinya ujian berupa kesusahan, kegundahan, ataupun kesedihan. Ketahuilah bisa jadi itu adalah tanda diampunkannya dosamu. Asal engkau bersabar dan ridha atas kesusahan yang engkau alami. Serta terus berprasangka baik bahwa apa yang engkau alami merupakan taqdir Allah yang telah Dia tentukan. Maka ridha-lah dengan apa yang ia tentukan!

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ، مِنْ نَصَبٍ وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمٍّ وَلاَ حُزْنٍ وَلاَ أَذًى وَلاَ غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا، إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidak ada satu musibah yang menimpa setiap muslim, baik rasa capek, sakit, bingung, sedih, gangguan orang lain, resah yang mendalam, sampai duri yang menancap di badannya, kecuali Allah jadikan hal itu sebagai sebab pengampunan dosa-dosanya.” (HR. Bukhari 5641)

Kalau seseorang selalu ingat dengan hadits ini, pada kasus ektrim (luar biasa) ia bahkan bisa jadi bersyukur ketika mendapatkan musibah. Karena ia sadar musibah yang ia alami ialah menjadi sebab dosanya akan terampuni secara otomatis. Namun perlu diingat saudaraku, yang terhapus otomatis ialah dosa-dosa kecil. Sedangkan dosa-dosa besar, kata para ahli ilmu, tetap harus melalui jalan taubat..

Wasiatku untukmu saudaraku dan juga diriku, husnuzhan-lah bahwa segala ketentuannya itulah yang terbaik buat dirimu dan diriku.. Karena muara segala urusan seorang mukmin adalah kebaikan.. Rasul shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengatakan:

عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ، إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَخَيْرٌ، وَلَيْسَ ذَالِكَ لَأَحَدٍ إَلَّا لِلْمُؤْمِنِ، إَنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ، فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh mengagumkan keadaan orang Mukmin. Sesungguhnya semua urusannya baik, dan karakter itu tidak dimiliki oleh siapapun kecuali orang Mukmin. Jika dia mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, dan demikian itu lebih baik baginya. Jika ditimpa kesusahan, dia akan bersabar, dan demikian itu lebih baik baginya.” (HR. Muslim, al Baihaqi dan Ahmad)

Semoga Allah memberi kita kelapangan dada ketika mendapati kegundahan dan kesusahan, serta memudahkan kita untuk selalu ber-husnuzhan-an dalam memandang segala sesuatu..

_____

Semarang, 4 Syawal 1437 H
Akhukum, Irwanuddin

Kamis, 05 Mei 2016

Manfaatkan Peluang Hari Terakhir

Siang tadi, kami berkunjung ke Surabaya Islamic Book Fair. Hari terakhir, buku-buku yang dipamer masih banyak. Harganya pun serba diskon. Dari harga lima-ribuan sampai ratusan ribu ada. Kami pun memborong buku-buku yang menarik dan tentunya harganya terjangkau. Bahkan sangat terjangkau jika dibilang, iya.. 5000 rupiah tebalnya 280 halaman atau 10000 rupiah tebalnya 250 halaman. Entah dibaca atau tidak, urusan masing-masing. Yang jelasnya ada niatan untuk membaca dan memiliki buku. Suatu saat bisa mengisi ruang-ruang waktu yang kosong, daripada diisi dengan kegiatan yang tidak manfaat dan sia-sia.

Karena kelak setiap dari kita akan ditanyai waktunya, untuk apa dihabiskan? Apakah jawaban kita nantinya main game? tinggal diam? atau membaca buku? setidaknya jawaban yang terakhir lebih baik.

Maka bacalah buku. Jika ada peluang dan juga uang untuk membeli buku, maka belilah. Buku apapun, selagi berisi faidah yang bisa dipetik darinya. Apalagi jika buku yang di dalamnya ada Qalallah atau Qalarrasul maka tentu itu lebih baik. Selamat membaca. Karena ilmu tidak akan bertambah tanpa ada usaha dan salah satu usahanya ialah membaca... Semoga bisa ikut lagi di Book Fair berikutnya.

Surabaya, 29 Rajab 1437 H (5/5/16)
Kampus Ketintang yang sepi karena libur panjang