Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..
Tampilkan postingan dengan label Copas FB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Copas FB. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Januari 2018

Untuk Kita yang Awam..

Untuk kita yang awam:

1. Mari sibuk belajar dan meningkatkan kualitas keilmuan kita

2. Kita tidak boleh ikut sibuk membantah para da'i yang dianggap menyimpang karena itu bukan tugas kita yang awam. Ucapan orang awam dlm membantah penyimpangan justru semakin merusak tatanan bukan malah memperbaiki keadaan.

3. Jangan memperolok2 kesalahan orang lain tanpa ilmu, yang berakibat ajaran yang engkau pegang justru mendapat cemoohan.

4. Mari kita tanyakan ke ahli ilmu apa yang tidak kita paham, mendekatlah kepada ahli ilmu yang lurus agama dan manhajnya.

5. laluilah proses beljar itu dengan baik dan benar jangan terburu-buru melihat hasil. Kaidah mengatakan:
من استعجل شيئا قبل أوانه عوقب بحرمانه
"Barangsiapa yang tergesa-gesa terhadap sesuatu sebelum waktunya, dia akan dihukum dengan tidak mendapatkannya."

6. Hindarilah tashoddur Qoblatta'ahhul, berani menampilkan diri sebelum memiliki kematangan dan kecakapan dalam berilmu.

... Wallahu a'lam bis showab...

(Copas dari FBnya ust. Fadlan Fahamsyah, Lc., M.HI.)

Jumat, 17 Februari 2017

Andai Sandal Jepitku Bicara


Seakan-akan yang KANAN mengatakan kepada tuan kaki di atasnya "Dahulukan aku.. Dahulukan aku.. Aku ingin berlama-lama disini.."
Dan yang KIRI berkata sebaliknya, "Apa-apaan ini.. Lepaskan aku.. Cepat lepaskan aku..!"

Yuk terapkan sunnah mengenakan dan melepaskan alas kaki ini >>

Nabi ﷺ bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian memakai alas kaki (sandal/sepatu), maka mulailah dengan yang kanan. Dan apabila ia hendak melepasnya maka mulailah dengan yang kiri. Dan pakailah kedua-duanya atau lepaskanlah ia.” (HR. Muslim)

#Pengingat #HariJumat #JanganTinggalkanMembacaAl-Kahfi

~20 Jumadil Awwal 1438H~

Rabu, 12 Oktober 2016

MEMBIASAKAN KEBAIKAN SEJAK DINI

Imam Malik rahimahullah pernah menuturkan: "Dahulu Bundaku biasa memakaikan imamah (sorban) kepadaku." Lalu beliau berkata: "Ayo pergi ke Robiah, belajarlah adab darinya sebelum engkau mengambil ilmunya." (Khulashoh Ta'zhim al-'Ilmi, Syaikh Saleh al-'Ushoimi, hal. 31)

Menanamkan kebiasaan baik dan adab mulia kepada anak-anak sedini mungkin sangat penting bagi mereka. Mereka akan benar-benar hafal dan terbiasa dengan kebaikan tersebut. Sehingga setelah dewasa kebaikan itu akan tersimpan dengan kokoh di dalam hati mereka.

Hal inilah yang dibiasakan oleh Ibunda Imam Malik rahimahullah. Beliau membiasakan mendadani Malik kecil dengan sorban layaknya ulama. Sehingga beliau terbiasa dengan hal tersebut dan membekas di dada beliau. Dan hasilnya, beliau menjadi Imam besar yang dikenal oleh kawan maupun lawan.

Oleh karena itu:

☆ Apabila seorang anak sejak kecil dibiasakan shalat lima waktu, maka shalat tersebut akan ringan baginya setelah balig dan dewasa.
☆ Apabila sejak kecil biasa diperdengarkan ayat-ayat al-Qur’an, maka ia akan senang mendengarkan dan menyimaknya.
☆ Apabila sejak kecil dididik mengenakan pakaian syar'i, maka setelah dewasa hal itu tidak akan dirasa berat olehnya.
☆ Apabila sejak kecil dibiasakan adab-adab islami seperti adab makan, adab berbicara, adab di masjid dst., maka adab-adab tersebut akan tersimpan kokoh di memorinya dan ringan baginya untuk menjaganya.

Namun sebaliknya:

○ Bila sejak dini diajari menyanyi dan menari, maka jangan kaget bila dewasa ia siap menjadi biduan dangdut keliling desa.
○ Bila sejak kecil dipakaikan rok mini, maka jangan kaget bila setelah dewasa ia terbiasa dengannya.
○ Bila sejak kecil diperdengarkan makian, cacian, dan ucapan2 tidak baik lainnya, maka jangan heran bila biasa keluar dari mulutnya kata-kata kasar dan kotor.
○ Bila sejak kecil dibiasakan menghafalkan lirik lagu, jangan heran bila sulit baginya belajar mengaji al-Quran. Sebab, selamanya keduanya tidak akan bertemu dan bersatu.
○ Bila sejak kecil dibiasakan hidup ala eropa, jangan heran bila setelah dewasa nilai-nilai agama begitu jauh darinya.

Dan yang lebih penting dari itu semua, bahwa balasan sesuai dengan perbuatan. Bila orang tua mengajarkan kebaikan maka baginya pahala. Sebaliknya, bila mereka menanamkan keburukan, maka tiada balasan baginya melainkan dosa. Bila seseorang benar-benar mendapatkan keburukan tersebut, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri. Hanya kepada Allah kita memohon pertolongan dan ampunan.

Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita dalam mendidik buah hati kita menjadi saleh dan salehah. Aamiin.

Bagian Indonesia
ICC DAMMAM KSA
[ 08/01/1438 H ]
==================
Berlangganan Tulisan:
 Via WhatsApp +966556288679
 Via Telegram @iccdammamksa

_____

Sumber: https://www.facebook.com/groups/230386447156162/

Rabu, 05 Oktober 2016

SEMUA PUNYA DALIL

Tulisan yang sangat bagus. Silahkan dibaca..
 (Ditulis oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.)

Tidak ada satu sekte sesatpun
di muka bumi ini ...yang menisbatkan dirinya kpd islam ...
kecuali mereka memiliki dalil ...

Tidak ada satu bid’ah ...
dari bid’ah yang dilakukan ...
melainkan pelakunya mempunyai dalil ...
dari dhahir ~ dhahir ayat Al Qur’an atau sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ...

Tatkala syi’ah ...
mengajak kpd imamnya yg dua belas ...
mengkafirkan para shahabat Nabi & istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menghalalkan mut’ah ...
merekapun mempersembahkan dalil ~ dalil kpd ummat ...

Tatkala ahmadiyah ...
menyatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi setelah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ...
maka merekapun mendatangkan dalil ~ dalilnya ....

Tatkala liberal ...
menyatakan Al Qur’an perlu direvisi ...
Al Qur’an yang ada sudah tidak sesuai dengan masa kini ...
homoseks diperbolehkan ... pornoaksi & pornografi halal ...
maka merekapun tidak omong kosong ...

mereka mendatangkan dalil ~ dalilnya dari Al Qur’an & sunnah ...
yang menguatkan pemahaman mereka ...

Tatkala sekelompok shufi ...
dengan berbagai macam cara ibadah mereka ...
bahkan sampai ada yang menyatakan Allah dapat menyatu dengan mahluknya ...
mereka juga menuliskan dalil ~ dalilnya ...
dalam lembaran ~ lembaran buku yang banyak ...

Terus apakah dengan mendatangkan dalil-dalil tersebut ... mereka dapat melegalkan ajaran mereka ...?

karena mereka bersandar kepada dalil ~ dalil dari Al Qur’an & sunnah ??? ...

Kalau seperti itu ...
akan dibawa kemana umat ini ...?
kalau ternyata semuanya memiliki dalil ...

Bahkan orientalis ...
yang mengatakan islam adalah agama bangsa arab ...
hadits itu bikinan para ulama’ dll ...
merekapun juga mendatangkan dalil dari Al Qur’an & sunnah ...

Imam Syatibi berkata :
”Oleh karena itu ...
tidaklah kamu mendapati salah satu sekte ...
dari sekte-sekte sesat ...
atau tidak satu orangpun ...
yang menyelisihi pendapatmu ...
dalam hukum ~ hukum ...
baik itu furu’iah ...
atau yang prinsipil ...
yang tidak mampu untuk berdalil atas kebenaran mazhabnya ...
dengan dhohir ~ dhohir dalil…

Bahkan kami mendapati orang ~ orang fasik yang berdalil ...
dalam perkara ~ perkara kefasikan ...
dengan dalil ~ dalil yang ia sandarkan ...
kepada syariat yang suci ...

Bahkan orang ~ orang nashrani ...
menguatkan ajaran mereka ...
dengan Al Qur’an ...

Oleh karena itu ...
selazimnya bagi yang mengkaji suatu dalil syar’i ...
untuk memperhatikan pemahaman orang2 :

1) Para sahabat
2) Pengamalan mereka dengan dalil itu ...
karena itu lebih layak ...
untuk menepati kebenaran ...
& lebih lurus dalam berilmu ...
& beramal”.
( Al Muwafaqat 3 / 288 ~ 289 ).

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam telah memberikan solusi ...
tapi kadang berat hati ini ...
utk mengikutinya ...
karena sebagian hidup di lingkungan yang sudah turun ~ temurun meyakini hal itu ..
atau karena termakan tulisan2 ...
yang tidak dapat dipertanggung jawabkan ...
disamping ilmu agama yang minim...

Apa solusi itu …???

فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ

“Maka sungguh, siapa yang hidup di antara kalian akan menyaksikan perselisihan yg banyak, maka wajib hendaklah kalian mengikuti sunnahku & sunnah Al Khulafa yg mendapat bimbingan petunjuk (para sahabat nabi) pegang eratlah sunnah itu & gigitlah dengan geraham-geraham kalian.”

( HR. Abu Dawud no. 4607 & At ~ Tirmidzi no. 2676 ).

Maka demi kejayaan islam ...
Demi persaudaraan islam ...
Saatnya kita kembali kepada sunnah ...

Dalam urusan agama ...
cukuplah kita mengamalkan ... apa yang mereka amalkan ...

Yang tidak ...
ya tidak perlu dibahas ...
tidak perlu dibikin ruwet ...

Kita terus meniti jalan mereka ...
sampai kita berjumpa dengan Allah ...

Insya Allah ...
kita akan dihimpun ...
bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam & para sahabatnya ...

آمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Jumat, 21 Desember 2012

BAHAYA ZODIAK

 
“Kamu lahir bulan apa?”, kata seorang remaja kepada temanya. Temanya pun menjawab “21 Mei..” oo berarti, bintangmu gemini ya. Tahu tidak, minggu ini kamu akan tertimpa musibah kalau tidak percaya lihat saja zodiakmu di majalah itu” katanya. “Masa’ sih? Iya…ya…”

Fenomena di atas seringkali terjadi di kalangan remaja islam yang ada di negeri ini. Membaca zodiak yang ada pada majalah-majalah remaja umumnya untuk mengetahui masa depan yaitu apa-apa yang akan mereka alami minggu ini. Apakah hal ini dibenarkan dalam pandangan syari’at islam?

Berawal Mengenal Hukum Mendatangi Tukang Ramal

Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu dalam kitabnya “Khudz ‘Aqidataka Minal Kitaabi wa Sunnati Shohiihai” (Ambillah aqidahmu dari Al Kitab dan As Sunnah yang Shahih) memaparkan sebuah pertanyaan: “Apakah seseorang itu diperbolehkan untuk membenarkan tukang ramal yang mengetahui ilmu ghoib (baca: masa depan)?” Beliau menjawab, “Tidaklah dibenarkan untuk mereka mendatangi tukang-tukang ramal dalam rangka mengetahui perkara ghoib karena Allah ta’ala telah berfirman,

قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ

“Katakanlah tidak ada satu orangpun yang ada di langit maupun di bumi yang mengetahui perkara ghoib kecuali Allah“ (QS. An-Naml: 65). Dan dalam hadist yang shohih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan membenarkan perkataan mereka, maka orang itu telah kufur terhadap Al Qur’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” Karena memang Al Qur’an terang-terang menyatakan bahwa yang mengetahui perkara ghoib hanyalah Allah Ta’ala.

Kaitan Zodiak dan Tukang Ramal?

Ramalan merupakan hal ghoib. Sudah jelas pula bahwa perkara ghoib tersebut hanya Allah Ta’ala semata yang mengetahuinya. Membaca dan menelaah zodiak sama hukumnya dengan mendatangi tukang ramal, sebagaimana dikatakan oleh para ulama (semacam Syaikh Sholih Alu Syaikh dalam penjelasan beliau terhadap Kitab Tauhid Syaikh Muhammad At Tamimi). Karena keduanya memiliki kesamaan yaitu sama-sama ingin menelaah yang ghoib. Jika seseorang percaya pada zodiak dan membenarkan hal-hal yang terkandung di dalamnya dapat diibaratkan dengan membenarkan perkataan tukang ramal yang sebenarnya tidak punya dasar apa-apa dalam menentukan nasib seseorang. Sehingga pembaca zodiak dapat dihukumi sama dengan mendatangi tukang ramal, bahkan mungkin lebih parah. Karena tukang ramal kita mesti mendatanginya. Namun ramalan zodiak untuk saat ini didapat begitu mudah, bisa lewat majalah, berita internet, bisa pula dengan mudah lewat SMS. Zodiak ini pun dimasukkan ke rumah. Dari sisi inilah kita bisa menilai membaca zodiak itu lebih parah.

Hukum Membaca Zodiak

Zodiak atau ramalan bintang merupakan suatu kemungkaran yang sangat besar. Namun, terkadang sebagian orang hanya iseng dalam melakukan hal tersebut. Para ulama telah merinci hukum mendatangi tukang ramal dan ini bisa kita terapkan pada masalah membaca zodiak.

1. Jika seseorang hanya sekedar mendatangi tukang ramal atau membaca zodiak, tanpa membenarkannya, maka ini termasuk keharaman karena ditakutkan ia lama-kelamaan percaya dengan lamaran tersebut. Ini adalah sebagai saddu dzari’ah, menutup jalan agar tidak terjerumus pada keharaman yang lebih parah.
2. Jika seseorang mendatangi tukang ramal atau membaca zodiak, sampai membenarkannya, maka orang tersebut telah kufur terhadap Al Qur’an yang diturunkan pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Shalatnya pun tidak diterima selama 40 hari. Artinya, ini adalah dosa besar.
3. Jika seseorang mendatangi tukang ramal atau membaca zodiak dengan keyakinan bahwa ramalan tersebut benar-benar mengetahui hal ghoib secara muthlak, maka hukumnya adalah kufur akbar karena hal ini berarti telah menyamakan makhluk dengan Sang Kholiq.
4. Jika seseorang mendatangi tukang ramal ata membaca zodiak dengan maksud untuk membantah bahwa ramalan tersebut dusta dan ingin menjelaskan kekeliruannya, maka hal ini tidak mengapa bahkan kadang wajib dilakukan karena hal ini termasuk dalam mengingkari hal yang mungkar.

Ya Allah, tunjukilah kami kebenaran yang sesungguhnya, lalu berilah kami karunia untuk mengikuti dan mencintainya. Dan tunjukilah kami kebathilan yang sesungguhnya, lalu karuniakanlah kami untuk menjauhi dan membencinya.

Semoga Allah mengampuni penulis.

Penulis: Ummu Zubaidah

Muroja’ah: M.A. Tuasikal


__________________

 
Sumber: www.remajaislam.com


++++++++++++++++

Copas from: https://facebook.com/photo.php?fbid=168715019915431&set=a.168715009915432.35015.100003308012991&type=3&theater

__________________

*Semoga Bermanfaat...

Salam

Irwanuddin
21/12/2012