By: Dr. Zakir Naik
Menurut Oxford dictionary, agama berarti kepercayaan pada sebuah kekuatan besar yang dapat mengatur manusia, yakni tuhan atau beberapa tuhan yang mana ia pantas untuk disembah dan ditaati. Singkatnya menurut kamus Oxford, agama berarti percaya pada tuhan. Sehingga jika anda ingin memahami agama apapun dalam perspektif yang benar, anda pertama kali harus memahami konsep ketuhanan agama tersebut.
Saya mulai ulasan ini dengan sebuah ayat pada surat Ali Imran (3:64):
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kalian, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah bahwa kami adalah seorang muslim.”
Ayat ini adalah salah satu ayat paling penting dalam dakwah kepada non-muslim. Saya (Zakir Naik) menyebutnya dengan “kunci utama dakwah” (master key of da'wah).
Tidaklah cocok jika anda mencoba memahami konsep ketuhanan sebuah agama dengan cara mengamati pemeluknya. Karena seringkali pemeluk agama, mereka sendiri tidak mengetahui konsep yang benar mengenai tuhan dalam agamanya. Inilah alasan, cara terbaik dan paling cocok untuk memahami konsep ketuhanan dalam sebuah agama adalah dengan cara memahami kitab sucinya ketika kitab sucinya membahas tentang ketuhanan.
Kita akan mencoba untuk memahami konsep ketuhanan pada agama-agama besar. Karena waktu yang tidak cukup untuk membahas semuanya maka cukup 4 agama saja, yakni Hindu, Yahudi, Kristen, dan Islam.
1. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA HINDU
Jika anda tanyakan ke orang Hindu secara umum ada berapa tuhan yang mereka percayai, beberapa dari mereka akan mengatakan 3, 100, 1000, 3000, bahkan 30000000. Namun jika anda tanyakan ke Hindu yang terpelajar, yang mengikuti ajaran kitab sucinya, mereka akan mengatakan bahwa orang Hindu harus percaya dan menyembah hanya satu tuhan.
Namun orang Hindu secara umum mempercayai sebuah filosofi yang dikenal dengan nama panteisme, yakni kepercayaan bahwa semua adalah tuhan (everything is god). Pohon adalah tuhan, matahari adalah tuhan, bulan tuhan, manusia tuhan, dan ular tuhan. Adapun kita muslim, kita percaya bahwa semua adalah miliknya Tuhan (everything is god’s). Pohon adalah milik tuhan, matahari milik tuhan, bulan milik tuhan, manusia milik tuhan, dan ular milik tuhan. Jadi inilah perbedaan besar antara Hindu dan Islam, yakni kepercayaan Hindu everything is god sedangkan Islam everything is god’s.
Jika kita menemukan solusi dari masalah perbedaan apostrof s (‘s) ini maka Hindu dan Islam akan bersatu. Bagaimana solusinya? Mari kita cari pada satu kesamaan (seperti perintah surat Ali Imran ayat 64 tadi).
Ketika kita membaca kitab agama Hindu:
Kitab yang paling tersebar luas yakni Bhagawadgita, disebutkan pada bab 7 ayat 20 (7:20) bahwa orang-orang yang cenderung pada materi maka ia akan menyembah tuhan yang salah.
Disebutkan pada kitab Chandogya Upanisad bab 6 pasal 2 ayat 1 (6:2:1) bahwa Tuhan hanya satu tanpa yang kedua.
Disebutkan pada Swetaswatara Upanisad (6:9) bahwa Tuhan tidak memiliki atasan dan orang tua.
Disebutkan pada Swetaswatara Upanisad (4:19) bahwa Tuhan tidak memiliki “pratima”. Pratima dalam bahasa Sanskerta adalah gambar, foto, lukisan, patung.
Saat kita membaca kitab Weda, yakni kitab-kitab yang paling suci di antara seluruh kitab-kitab Hindu. Disebutkan pada kitab Yajurweda (32:3) bahwa Tuhan tidak memiliki “pratima”.
Disebutkan pada Yajurweda (40:8) bahwa Tuhan tidak memiliki rupa (imageless).
Disebutkan pada Yajurweda (40:9) bahwa mereka yang menyembah “asambhuti” masuk ke dalam kegelapan. Makna “asambhuti” adalah benda-benda yang tidak dibuat seperti udara, air, api, dsb. Lanjutan ayatnya, mereka memasuki kegelapan lebih dalam lagi bagi yang menyembah “sambhuti”. Makna "sambhuti" adalah benda-benda yang dapat dibuat seperti meja, kursi, patung, dsb.
Disebutkan pada Atharwaweda kitab nomor 20 bab 20 ayat 58 (20:20:58) bahwa sesungguhnya Tuhan Maha Besar.
Dan di antara kitab-kitab Weda, kitab yang paling suci lagi adalah Rigweda. Disebutkan pada Rigweda poin 1, bab 64, lagu 46 (1:64:46) bahwa kebenaran itu satu, Tuhan itu satu, hanya diseru dengan bermacam-macam nama.
Hal yang sama diulangi pada Rigweda (8:114:5) bahwa Tuhan itu satu, hanya ia dipanggil dengan bermacam-macam nama.
Dan tidak kurang dari 33 nama dan sifat diberikan pada tuhan sebagaimana disebutkan pada Rigweda jilid 2 lagu 1. Satu di antara 33 itu sebagaimana disebutkan dalam Rigweda poin 2 bab 1 ayat 3 adalah “Brahma”. Brahma adalah Tuhan pencipta, jika diterjemahkan dalam bahasa Arab yaitu “Khaliq”. Kita sebagai muslim tidaklah keberatan jika seseorang memanggil Tuhan sebagai Khaliq atau Pencipta atau Brahma. Tetapi jika seseorang mengatakan bahwa Brahma adalah Tuhan yang memiliki 4 kepala dan setiap kepalanya ada mahkotanya maka kita katakan anda telah memberi rupa pada Tuhan dan anda telah melawan ayat Swetaswatara Upanisad (4:19) yang mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki "pratima". Kita sebagai muslim sangat keberatan dengan itu.
Sifat yang lain yang diberikan pada Tuhan sebagaimana yang disebutkan pada Rigweda buku 2 lagu 1 ayat 3 adalah “Wisnu”. Wisnu adalah Tuhan pemelihara, jika diterjemahkan dalam bahasa Arab mirip dengan “Rabb”. Kita sebagai muslim tidaklah keberatan jika seseorang memanggil Tuhan sebagai Rabb atau Pemelihara atau Wisnu. Tetapi jika seseorang mengatakan bahwa Wisnu adalah Tuhan yang memiliki 4 tangan dan salah satu tangannya memegang cakram, tangannya yang lain memegang palu, dsb, maka kita katakan anda telah memberi rupa pada Tuhan dan anda telah melawan ayat Yajurweda (32:3) yang mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki "pratima".
Disebutkan dalam Rigweda poin 8 bab 1 ayat 1 (8:1:1) bahwa semua yang ada diambil dari yang satu.
Disebutkan dalam Rigweda (6:45:16) bahwa hanya ada satu Tuhan, sembahlah ia saja.
Dan dalam Brahma Sutra dikatakan bahwa “Hanya ada satu Tuhan, bukan dua. Tidak sama sekali, tidak sama sekali, tidak sama sekali.”
Jadi ketika kita membaca kitab-kitab agama Hindu, kita akan mengetahui bahwa menurut kitab-kitab agama Hindu hanya ada satu Tuhan, Dia adalah Tuhan yang tidak bergambar, tidak memiliki patung, dan juga tidak memiliki lukisan. Sehingga jika kita membaca kitab-kitab agama Hindu dan kita memahami konsep ketuhanannya, maka kita memahami agama Hindu dengan perspektif yang benar.
2. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA YAHUDI
Mari kita mencoba memahami agama Yahudi:
Disebutkan pada Perjanjian Lama, kitab Ulangan (Deuteronomy) bab 6 ayat 4 (6:4) bahwa Musa berkata kepada orang Israel bahwa Tuhan hanya ada satu.
Disebutkan dalam Yesaya (43:11), "Aku adalah Tuhan, tidak ada juru selamat selain Aku."
Disebutkan pada Yesaya (45:5) dan Yesaya (46:9), “Aku adalah Tuhan, tidak ada (tuhan yang lain) selain Aku."
Disebutkan lagi lebih jelas dalam kitab Keluaran (Exodus) (20:3-5) bahwa jangan jadikan bagi Tuhan patung berhala atau penyerupaan menyerupai apapun yang ada di langit, di bumi, atau di air. Dan jangan pula menyembahnya sebab Tuhan memiliki sifat cemburu.
Pesan yang sama diulangi pada kitab Ulangan (5:7-9).
Jadi jika anda membaca kitab Perjanjian Lama (Old Testament), anda akan memahami bahwa menurut Perjanjian Lama, menurut Yahudi, Tuhan hanya ada satu, dia tidak memiliki gambar. Jadi jika anda membaca Perjanjian Lama anda akan memahami agama Yahudi dalam perspektif yang benar.
3. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA KRISTEN
Sebelum kita membahas konsep ketuhanan pada agama Kristen, saya ingin menyampaikan beberapa poin terlebih dahulu:
Islam adalah satu-satunya agama non-kristen yang beriman pada Yesus (Isa). Tidak dianggap muslim jika ia tidak beriman pada Yesus. Kita yakini bahwa dia terlahir dan diutus sebagai utusan Allah. Kita yakini bahwa dia terlahir dengan ajaib tanpa campur tangan laki-laki (ayah) yang mana banyak orang kristen modern tidak memercayainya. Kita yakini bahwa dia dapat menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta dengan izin Allah. Orang kristen dan kita muslim berjalan bersama. Salah seorang mungkin bertanya, “Lantas dimana perbedaanya?”. Perbedaannya adalah kebanyakan orang kristen percaya bahwa Yesus mengaku sebagai Tuhan. Padahal jika anda membaca bibel (injil) secara lengkap, tidak ada satu pun pernyataan yang tegas dimana Yesus mengatakan “Saya adalah Tuhan atau sembahlah aku”. Jika ada seseorang yang dapat menunjukkan ke saya ada satu pernyataan yang tegas dan tidak ambigu dalam bibel bahwa Yesus berkata “Aku adalah Tuhan” atau dia mengatakan “Sembahlah aku” maka saya Zakir Naik siap masuk kristen hari ini.
Faktanya jika anda membaca bibel:
Disebutkan dengan jelas dalam Injil Yohanes bab 14 ayat 28 (14:28) bahwa Yesus berkata, “Bapa lebih besar dari pada aku.”
Disebutkan dalam Injil Yohanes (10:29) bahwa Yesus berkata, “Bapa-ku lebih besar dari semuanya.”
Dalam Injil Matius (12:28) Yesus berkata, "Aku mengusir setan dengan kuasa Tuhan."
Dalam Injil Lukas (11:20) Yesus berkata, "Dengan kuasa Tuhan aku mengusir setan."
Dalam Injil Yohanes (5:30) Yesus berkata, "Aku tidak dapat melakukan apa-apa dengan diriku sendiri, aku menghakimi sesuai yang aku dengar, penghakimanku adil, karena bukan dari kehendak diriku sendiri melainkan dari kehendak Bapa-ku."
Siapapun yang berkata bahwa ini bukan atas kehendaknya melainkan kehendak Tuhan maka dia muslim. Yesus (Isa) adalah seorang muslim, tidak pernah mengaku sebagai Tuhan.
Bahkan sangat jelas disebutkan dalam Injil Matius (5:19-20) bahwa Yesus diutus bukan untuk menghapus hukum nabi Musa (Taurat) melainkan untuk menggenapinya, serta mengajak manusia untuk mengajarkan dan mengamalkan hukum-hukum tersebut.
Yesus tidak pernah mengaku sebagai Tuhan.
Disebutkan dalam Injil Yohanes (14:24) bahwa perkataan yang disampaikan oleh Yesus bukanlah berasal dari dirinya, melainkan perkataan itu (firman) berasal dari Bapa-nya.
Dan bukti-bukti lain yang menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan melainkan hanya sebagai utusan.
Injil Yohanes (17:3), Injil Matius (19:16-17), Kisah Para Rasul (book of acts) (2:22), Injil Markus (12:29).
Sehingga jika anda membaca kitab Perjanjian Baru (The New Testament), anda akan memahami konsep ketuhanan dalam agama Kristen dan memahami agama Kristen dalam perspektif yang benar.
4. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA ISLAM
Sekarang kita akan membahas konsep ketuhanan dalam Islam dengan perspektif yang benar. Cara terbaik untuk membahas konsep ketuhanan dalam Islam adalah dengan surat Al-Ikhlas (112:1-4)
1. Qul huwallahu ahad, katakanlah bahwa Allah adalah Esa.
2. Allahusshamad, Allah Mahakekal. [Kata 'ash-shamad' memiliki banyak tafsiran makna]
3. Lam yalid walam yulad, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan.
4. Walam yakullahu kufuwan ahad, Allah tidak ada yang serupa dengannya.
Ini adalah 4 definisi dasar tentang Allah subhanahu wa ta'ala yang ada di dalam Al-Qur’an. Jika ada yang mengatakan bahwa seseorang adalah Tuhan, dan jika ia berhasil memenuhi 4 definisi dasar ini, maka kita sebagai muslim tanpa keberatan mengakui bahwa ia adalah Tuhan. Saya (Zakir Naik) menyebutnya sebagai “Tes Teologi”. Teologi bermakna theo=tuhan dan logy=ilmu. Teologi berarti ilmu tentang ketuhanan. Surat Al-Ikhlas adalah tes dalam menguji ketuhanan.
Anda mungkin tahu tentang tes ketika anda ingin membeli emas. Si tukang emas yang akan mengidentifikasi atau mengetahui bagaimana emas yang murni. Tuhan diibaratkan seperti emas yang akan diuji. Berdasarkan warnanya, si tukang emas akan memberi tahu anda ini emas 24 karat, ini 22 karat, ini 18 karat, atau mungkin dia akan mengatakan ini bukan emas karena pantulan cahayanya bukan seperti emas. Surat Al-Ikhlas seperti itu, namun ia sebagai tes untuk menguji ketuhanan. Setiap Tuhan yang anda sembah harus diuji dengan Surat Al-Ikhlas. Tuhan apapun yang anda sembah jika lolos tes surat Al-Ikhlas maka dia adalah tuhan yang benar, sedang bila gagal maka dia tuhan yang salah.
Izinkan saya memberi contoh bagaimana menggunakan surat Al-Ikhlas sebagai tes untuk menguji sesuatu atau seseorang apakah layak ia disebut sebagai "Tuhan".
Terdapat beberapa orang (khususnya di India) yang berkata bahwa Baghwan Shree Rajneesh adalah Tuhan. Pernah ada yang bertanya pada saya: “Dr. Zakir, orang-orang Hindu tidak menganggap Baghwan Rajneesh sebagai Tuhan.” Saya menjawab: “Saya tidak pernah mengatakan bahwa orang-orang Hindu meyakininya sebagai Tuhan. Saya membaca kitab-kitab Hindu, tidak ada yang mengatakan bahwa Baghwan Rajneesh adalah Tuhan. Saya katakan bahwa beberapa orang atau beberapa manusia, ia mengaku bahwa ia adalah Tuhan.”
Saya rasa Baghwan Rajneesh tidak begitu terkenal di Indonesia. Siapa yang mengenal atau tahu tentang Baghwan Rajneesh? Tolong angkat tangan... Dia sangat terkenal di dunia barat, di AS, di Eropa, dan India. Namun dia tidak begitu terkenal di dunia timur, itu bagus untuk anda. Tetapi mari kita menggunakan Baghwan Rajneesh sebagai contoh, karena ia mudah untuk digunakan dalam tes ini. Sehingga siapapun yang menyembah Tuhan-Tuhan yang salah, jika kita mengecek dengan contoh dari Baghwan Rajneesh ini kita dapat mengetahui apakah ia benar-benar Tuhan atau bukan.
Tes Pertama: Qul Huwallahu Ahad (Katakanlah: "Allah adalah Esa")
Apakah Baghwan Rajneesh satu-satunya yang mengklaim sebagai Tuhan? Terdapat ratusan orang yang telah mengklaim sebagai Tuhan dan khususnya di negara saya sendiri, India, ada ribuan orang yang mengklaim sebagai Tuhan. Jadi dia bukanlah tuhan yang “Esa”. Akan tetapi fansnya mengelak, tidak tidak, dia memiliki keistimewaan! Oke baiklah, kalau begitu mari kita uji dengan tes kedua.
Tes Kedua: Allahusshamad (Allah Yang Mahakekal)
Apakah Baghwan Rajneesh kekal? Kita tahu bahwa dia pernah menderita asma, diabetes mellitus, dan sakit punggung kronis. Bayangkan jika Tuhan menderita asma, diabetes mellitus, dan sakit punggung...
Tes Ketiga: Lam yalid walam yulad (Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan)
Kita tahu bahwa Baghwan lahir di negara bagian Madhya Pradesh di India, dia memiliki ibu dan ayah. Lalu di tahun 1981 dia pergi ke Amerika Serikat dan tinggal di kotanya yang bernama Oregon dan memulainya dengan membuat sebuah perkampungan bernama Rajneeshpuram. Ada 1000 orang Amerika meminta haknya agar Rajneeshpuram dibubarkan. Kemudian pemerintah USA menangkapnya dan memasukkannya ke dalam penjara. Lalu Raijneesh menulis pernyataan tanpa bukti (aligasi) bahwa pemerintah AS meracuninya secara perlahan-lahan? Bayangkan, Tuhan diracuni perlahan-lahan...
Kemudian pada tahun 1985, Rajneesh diusir dari AS lalu kembali ke India di negara bagian Maratha, kota Pune. Di sana ia membuat komunitas lagi yang lebih besar dan menamakannya dengan komunitas Osho. Dan jika hari ini anda ke pusatnya di sana, anda akan menemukan "samadhi" (semacam tempat ibadah). Dan tertulis di samadhi tersebut “Osho, Baghwan Rajneesh tidak terlahir dan tidak mati, tetapi mengunjungi bumi dari 11 Desember 1931 hingga 19 Januari 1990.” Mereka lupa untuk menuliskan juga di samadhi tersbut bahwa “Dia tidak diberikan visa untuk masuk ke 22 negara.” Bayangkan Tuhan yang mengunjungi bagian-bagian yang berbeda di bumi, namun membutuhkan visa untuk masuk.
Dan uskup agung Yunani berkata: “Jika anda tidak mengusir Rajneesh keluar dari negara ini, kami akan membakar rumahnya dan rumah murid-muridnya.”
Tes Keempat: Walam yakullahu kufuwan ahad (Allah tidak ada yang serupa dengan-Nya)
Ini adalah tes yang paling sulit agar berhasil, kecuali Tuhan yang sesungguhnya: Allah. Ketika anda membandingkan atau menyerupakan tuhan dengan apapun yang ada di dunia ini, maka ia bukan tuhan. Kita tahu bahwa Baghwan Rajneesh sama seperti manusia lainnya, punya satu hidung, dua mata, dua tangan, dan jenggot putih. Ketika anda dapat menyerupakan sesuatu dengan tuhan, berarti dia bukan tuhan lagi.
Bayangkan seseorang berkata bahwa Tuhan 1000x lebih kuat dari Arnold Schwarzenegger (mendapatkan gelar Mr. Universe, manusia terkuat di dunia), ketika anda dapat menyerupakan tuhan dengan apapun yang ada di dunia ini, apakah dia Arnold Schwarzenegger, apakah dia Dara Singh, dia King Kong, dia seribu kali atau satu juta kali lebih kuat.. Ketika anda dapat menyerupakan tuhan dengan sesuatu apapun di dunia ini maka dia bukan tuhan. Walam yakullahu kufuwan ahad (tidak ada yang serupa dengannya)!
Inilah 4 “syarat” yang diterangkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an sebagai tes teologi. Saya meminta kepada semua yang mendengar ini (-membaca ini juga), baik saat ini atau di manapun, agar anda menguji Tuhan yang anda sembah dengan surat Al-Ikhlas ini. Jika ia lolos terhadap tes surat Al-Ikhlas ini maka Dia adalah Tuhan yang benar. Dan jika gagal terhadap tes ini maka ia adalah Tuhan yang salah..