Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..
Tampilkan postingan dengan label Oleh2 dari Surga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Oleh2 dari Surga. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 Juli 2019

KIAT-KIAT AGAR HIJRAH ISTIQAMAH DAN TIDAK GAGAL DI TENGAH JALAN

Hijrah (هجرة) memiliki dua makna, yaitu hijrah tempat dan hijrah amal perbuatan. Hijrah tempat ialah berpindah dari negeri kafir menuju negeri Islam. Sedangkan hijrah amal perbuatan ialah meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah.

Hijrah hukumnya fardhu 'ain bagi setiap muslim. Oleh karenanya, jangan sampai putus di tengah jalan dan akhirnya gagal.

Hijrah sendiri ada tiga tingkatan, mulai dari yang terbesar yaitu hijrah dari kesyirikan menuju tauhid, dari bid'ah menuju sunnah, dan dari maksiat menuju taat.

Keutamaan hijrah, diantaranya:
1. Tanda keimanan kepada Allah (QS. Al-Anfal: 74)
2. Allah menjanjikan rizqi bagi orang yang berhijrah (QS. An-Nisa': 100)
3. Allah akan ampuni dosa-dosanya (Hadits tentang kisah masuk islamnya Amr bin Ash)
4. Allah siapkan surga dan surga adalah puncak kesuksesan (QS. At-Taubah: 20-21)

- - - - - - -

Setelah kita mengetahui pentingnya hijrah, agar kita bisa istiqamah di atasnya ada beberapa kiat-kiat:

1. Meluruskan niat ketika hijrah

Ini yang paling penting. Orang yang hijrahnya ikhlas, ia akan istiqamah. Dia tidak peduli cibiran orang. Karena yang dia tuju adalah keridhaan Allah. "Selama kita di jalan yang benar, tidak usah pedulikan omongan orang."

2. Cari lingkungan dan teman yang baik

Sudah merupakan fitrah manusia, orang itu terpengaruh dengan lingkungan dan temannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
الرجل على دين جليله، فلينظر أحدكم من يخالل
"Seseorang dilihat dari agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan kepada siapa dia berteman dekat." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, shahih). 
Nabi Muhammad saja ketika hijrah tidak sendirian, beliau ditemani Abu Bakar Ash-Shiddiq. Semestinya kita juga tidak sendirian ketika hijrah. Teman yang baik punya banyak manfaat, diantaranya adalah membantu agar kita lebih mudah istiqamah. Ada ulama yang mengatakan bahwa seandainya teman yang baik itu tidak bermanfaat kecuali satu saja manfaatnya, yaitu kita akan malu berbuat maksiat di depannya, niscaya itu sudah cukup. 

3. Menguatkan pondasi dasar aqidah

Karena aqidah itu pondasi. Ibarat bangunan, pondasinya dulu yg harus diperkuat agar bangunannya bisa kokoh. Oleh karenanya orang yang baru hijrah harus belajar tauhid. Dan jangan pernah bosan belajar tauhid. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita,
فاعلم أنه لا إله الا الله
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sembahan kecuali Allah." (QS. Muhammad: 19)
Ayat ini adalah perintah untuk nabi dan kaidah ulama menyebutkan bahwa perintah untuk nabi adalah juga perintah untuk umatnya. Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa ada 3 masalah utama dalam agama, yaitu tauhid, fiqih, dan akhlaq.

4. Ngaji ilmu agama

Siapa yang ingin sukses dalam hijrahnya, dia harus belajar agama. Ngaji ilmu agama adalah cahaya yang menerangi jalannya ke surga. Nabi ﷺ bersabda:
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل له به طريقا إلى الجنة
"Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama), maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim)

5. Harus sabar

Karena orang hijrah itu berat tantangannya. Dia akan mendapat cibiran dari orang-orang. Maka seorang harus sabar dalam perjalanan dia hijrah. Dia tawakkal, optimis, karena Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.

6. Doa

Doa adalah kunci kebaikan dunia dan akhirat. Berdoalah kepada Allah agar kita diberi keistiqamahan. Karena hati manusia berada di jemari Allah dan Allah yang membolak-baliknya sesuai kehendakNya. Berdoalah, "Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinika" (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)

Semoga bermanfaat..
[Faidah dari Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi @ suatu majelis ilmu di Masjid Baitussalam Ketintang Selatan Surabaya]

_____

Wiyung - Surabaya, 2 Dzulqa'dah 1440 H
~WA

Sabtu, 29 Juni 2019

Kaedah AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Seringkali kita beramar ma'ruf atau bernahi mungkar namun tidak mengetahui aturannya, asal menyuruh atau melarang orang saja dari sesuatu. Padahal sebenarnya ada aturan sebelum melakukannya. Berikut ini insyaallah 5 kaedah ringkasnya:

KAEDAH AMAR MA'RUF

1. Mengetahui bahwa yang akan kita perintahkan adalah benar-benar pebuatan ma'ruf.

Kita harus tahu dengan pasti bahwa amal atau ibadah yang akan kita perintahkan itu benar-benar dilandasi dalil syar'i. Tidak boleh kita memerintahkan suatu amal yang diada-adakan tanpa dalil misalnya bertasbih sebanyak 4444 kali, karena ikatan bilangan ini tidak ada dalilnya.

2. Mengetahui bahwa lawan bicara kita benar-benar meninggalkan perbuatan ma'ruf.

Kita juga harus pastikan bahwa orang yang akan kita perintahkan berbuat ma'ruf itu memang meninggalkan perbuatan ma'ruf atau belum melakukannya. Jika ternyata ia telah melakukan perbuatan ma'ruf, maka tidak perlu kita perintahkan karena ia telah melakukannya.

KAEDAH NAHI MUNKAR

1. Mengetahui bahwa yang akan kita ingkari adalah benar-benar perbuatan mungkar.

Kita harus tahu dengan pasti bahwa perkara yang akan kita larang/ingkari itu memang benar-benar perkara mungkar berdasarkan nash dan bukan perkara khilafiyah yang mu'tabar (dianggap). Jika perkara itu khilafiyah yang mu'tabar maka sikap kita tidak boleh mencelanya.

2. Mengetahui bahwa lawan bicara kita benar-benar melakukan perbuatan mungkar.

Kita juga harus pastikan bahwa orang yang akan kita ingkari itu memang melakukan perbuatan mungkar, bisa dengan cara mengonfirmasinya terlebih dahulu. Karena bisa jadi ada alasan syar'i pada orang itu yang kita tidak ketahui sebelumnya. Hal ini sebagaimana dulu ketika nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika hendak mengingkari seorang sahabat yang memakai gelang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menanyakan dulu maksud sahabat ini memakai gelang. Setelah mengetahui ternyata maksud sahabat memakai gelang tersebut berbau kesyirikan, maka nabi mengingkari dan menyuruh melepasnya.

3. Mengetahui bahwa pengingkaran kita terhadap sesuatu tidak menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.

Hal ini penting dan perlu ditimbang-timbang, sebab jangan sampai kita mengingkari sesuatu malah menimbulkan kemungkaran yang lebih besar. Jika akan mendatangkan kemungkaran yang lebih besar maka kita saat itu tidak boleh bernahi mungkar.

Wallahu a'lam. Sedikit faedah dari Ust. Fadlan Fahamsyah di suatu kajian.
_____

Solo, 25 Syawwal 1440 H
~WA

Sabtu, 01 Juni 2019

Sebab-sebab Terhindar dari Siksa Kubur

Ada tujuh hal yang bisa kita lakukan agar moga-moga Allah menghindarkan kita dari siksa kubur. Ketujuh poin ini disampaikan oleh Al-Ustadz Fadlan Fahamsyah saat tarawih dulu di Masjid Al-Ikhlas Palm Spring Surabaya beserta penjelasan hadits-hadits yang mendasarinya. Poin-poinnya adalah:

1. Membaca surat Al-Mulk

2. Menjaga kebersihan ketika buang air

3. Menjaga lisan dari adu domba

4. Membaca doa perlindungan setelah tasyahud sebelum salam: "Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil qabri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal."

5. Memperbanyak amal-amal sholeh (shalat, puasa, zakat, dll)

6. Tidak meratapi jenazah dan membangun sesuatu di atas kuburannya

7. Disholati oleh 40 orang ahli tauhid

Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya...
---

Lahabaru, 27 Ramadhan 1440
~WA

Senin, 08 April 2019

Ringkasan Daurah Bekal Ramadhan


MENYAMBUT BULAN RAMADHAN 🕌✨
(Diringkas dari "Daurah Bekal Ramadhan", oleh Ustadz Fadlan Fahamsyah di Masjid Al-Ikhlas Palm Spring - Surabaya, 7 April 2019)

Alhamdulillah bulan puasa sebentar lagi. Apa yang harus kita lakukan?

1. Berdoa sebelum masuk Ramadhan. Bentuk doanya, ada 3:
- Berdoa agar kita dapat memasuki bulan ramadhan,
- Berdoa agar kita diberi kemampuan beramal shaleh di bulan Ramadhan, dan
- Berdoa agar amal ibadah kita setelah itu diterima oleh Allah.

2. Melakukan pemanasan, yakni banyak berpuasa. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam banyak berpuasa di bulan Sya'ban.

3. Bertaubat dan memperbanyak istighfar. Dosa yang banyak membuat seseorang berat untuk melakukan amal shaleh.

4. Memantapkan ilmu sebelum Ramadhan. Mempelajari tentang fiqh dan amalan-amalan yang ada di bulan Ramadhan.

5. Menjauhi kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan di bulan Ramadhan. Secara ringkas kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan adalah:

1) Tidak mempelajari hukum-hukum seputar puasa dan Ramadhan. Seseorang yang tidak mempelajari terkait hukum-hukum seputar Ramadhan dikhawatirkan ia  melanggar batasan-batasan ataupun terluput dari amalan-amalan di bulan Ramadhan.

2) Melakukan puasa satu hari atau dua hari sebelum tanggal 1 Ramadhan. Dibolehkan berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan jika sudah rutin puasa sunnah sebelumnya.

3) Mendahului Ramadhan dengan ziarah kubur dan menjadikannya kebiasaan. Di zaman sahabat sudah ada kuburan dan memungkinkan mereka untuk melakukan kebiasaan tersebut namun mereka tidak melakukannya.

4) Menentukan awal Ramadhan dengan selain ru'yah (melihat bulan). Penentuan awal ramadhan yang benar adalah disandarkan dengan melihat bulan sebagaimana dalam beberapa riwayat hadits.

5) Melafazkan niat puasa.

6) Meninggalkan makan sahur secara sengaja.

7) Tidak mengakhirkan sahur. Sunnahnya sahur diakhirkan hingga mendekati adzan.

8) Mengakhirkan waktu berbuka. Sunnahnya menyegerakan berbuka ketika telah masuk waktunya.

9) Meninggalkan doa ketika berbuka. Doa yang dianjurkan ketika memulai buka puasa adalah bacaan "Bismillah" dan setelah berbuka puasa membaca doa:
ذَهَبَ الظَّمَأُ ، وَابْتَلّتِ الْعُرُوْقُ ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ ، إِنْ شَاءَ اللَّهُ

10) Meyakini hadits dhaif yang sering beredar: "10 hari awal ramadhan adalah rahmat, 10 hari kedua adalah ampunan, dan 10 hari ketiga adalah dibebaskan dari neraka." Hadits ini juga mungkar. Adapun yang benar adalah seluruh hari-hari bulan Ramadhan adalah hari-hari rahmat, hari-hari ampunan, dan hari-hari pembebasan dari api neraka. Tanpa ada perincian 10 hari 10 hari.

11) Berlebih-lebihan ketika makan sahur dan berbuka. Termasuk juga boros dan membuang-buang makanan.

12) Tidak bisa menjaga lisan dan suka menggibahi orang.

13) Makmum ikut membuka mushaf ketika shalat tarawih. Makmum sebaiknya mendengarkan saja dan melihat ke tempat sujud. Adapun imam dibolehkan membuka mushaf karena ada riwayatnya.

14) Memulai shalawat tarawih dengan ucapan "Ash-shalatu jami'ah". Tidak ada contoh dari nabi atau sahabat.

15) Tidak ikut tarawihnya imam sampai selesai witir, dengan alasan akan shalat malam lagi nanti. Hendaknya ikut sampai imam selesai shalat witir karena ada keutamaan pahala shalat semalam suntuk bagi siapa yang shalat bersama imam sampai selesai.

16) Tidak tuma'ninah ketika shalat tarawih, karena sangat cepat. Shalawat tarawih seperti ini bisa batal, karena tuma'ninah adalah rukun shalat.

17) Membaca shalawat dengan keras di sela-sela tarawih. Tidak ada contoh dari nabi atau sahabat.

18) Membayar zakat fitrah dengan uang. Di masa nabi dan para sahabat sudah ada uang, tapi nabi dan para sahabat tetap membayar zakat fitrah mereka dengan makanan pokok. Boleh membayar zakat dengan uang asalkan amil zakat nanti menukarkan dengan beras lalu membagikannya dalam wujud beras.

19) Hari raya tidak ikut pemerintah. Hendaknya hari raya ikut pemerintah agar seluruh kaum muslimin serentak ber-Idul Fitri. Hari raya merupakan eksperesi ukhuwah dan kebersamaan, hendaknya seluruh muslim secara serentak berbuka. Jangan sampai di suatu negeri ada yang sudah berbuka namun masih ada juga yang masih puasa.

_____

Maaf jika ada kekurangan, share jika bermanfaat...

~Wawan Ahmad

Sabtu, 06 April 2019

Sebab-sebab Dilipatgandakannya Pahala Suatu Amalan

Umur kita yang pendek di dunia ini bagaimana caranya kita memperoleh hasil yang sebaik mungkin, derajat yang setinggi-tingginya, pahala yang sebesar-besarnya. Kata nabi, "Umur umatku di antara 60-70 tahun." Bahkan banyak orang sebelum 60 tahun sudah dipanggil.

Ibarat pedagang bagaimana caranya memperoleh keuntungan maksimal dengan modal minimal. Adapun modal kita sebagai orang beriman, adalah iman yang ada dalam hati kita dan juga waktu.

Sebab-sebabnya:

1. Utamakan amalan yang wajib sebelum yang sunnah

Dalam hadits qudsi, Allah berfirman: Tidak ada amalan yang dicintai Allah melainkan yang wajib. Senantiasa seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan yang nafilah....

Amalan yang wajib terbagi menjadi dua macam, yakni fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Dahulukan fardhu 'ain.

Amalan yang wajib terbagi menjadi dua lagi, ada yang kaitannya dengan hubungan dengan Allah dan ada yang antara manusia.

Meninggalkan yang haram dulu daripada yang makruh. Maka ketika kita meninggalkan yang haram begitu juga dengan yang makruh.

2. Lakukan ibadah secara ikhlas. Semakin kita ikhlas dalam beramal shaleh maka semakin besar pula pahala kita dari Allah.

Kalau ada ibadah yang masih bisa kita sembunyikan, maka lakukan dengan sembunyi-sembunyi.

3. Lakukan amalan sesuai dengan tuntunan dan petunjuk nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Semakin sesuai dengan contoh nabi maka semakin besar pahala yang didapatkan.

4. Lakukan amalan secara terus menerus/kuntinyu. Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu meskipun sedikit.

5. Lakukan amalan-amalan yang sifatnya sosial, yakni yang manfaatnya dirasakan oleh banyak orang bukan diri kita saja.
Bermanfaat dengan orang lain itu ada macam-macam:
1. Bermanfaat dengan ilmu
2. Bermanfaat dengan harta
3. Bermanfaat dengan tenaga

Semoga bermanfaat.
(Diringkas dari sebuah ceramah)
_______

Surabaya, 30 Rajab 1440 H
~WA

Selasa, 25 Desember 2018

Merawat Jenazah

Ringkasan tata cara MERAWAT JENAZAH:
1. Jika orangnya masih bernyawa kita talqinkan sendiri-sendiri, jangan rame-rame dan bertubi-tubi.
2. Lepas gigi palsunya yang emas, jangan dipaksakan apalagi sampai patah.
3. Tutup matanya, jika susah gunakan koin.
4. Boleh menekan perutnya dengan batu agar tidak kembung.
5. Segerakan pengurusannya, 6 jam sudah akan banyak cairan.
6. Ucapkan kalimat tarji' (Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un), tidak boleh menceritakan kejelekannya.
7. Menutupi jenazah dengan kain.
8. Membayar utangnya.
9. Mengafani dengan kain kafan 3 lembar (5 lembar dha'if). Lebih bagus kain hibarah, yakni kain putih yang ada garis-garisnya.
10. Gunakan parfum yang tidak berwarna dan kapur barus.
11. Shalat tidak harus shaf ganjil kecuali jamaah sedikit maka dibuat 3 shaf.

BAHAN-BAHAN YANG DIBUTUHKAN:
1. Sabun (tidak terlalu banyak) dan shampo 1 sachet
2. Kapur barus 1 kg
3. Sarung tangan (6 pasang jika 1 tim)
4. Masker
5. Kresek untuk kotoran
6. Gunting
7. Kapas 250 gram (sesuai kebutuhan)
8. Kain ihram, sebagai handuk dan penutup
9. Sarung, sebagai penutup kala mandi
10. Parfum
11. Apron (semacam jas hujan/jas masak)
12. Kain hibarah 1 untuk di dalam
13. Kain putih polos
14. Tali pocong
15. Underpad
16. Meteran (hanya untuk mempermudah)

LANGKAH-LANGKAH MEMANDIKAN:
1. Gunakan sarung tangan.
2. Lepas bajunya, dengan gunting jika tidak memungkinkan.
3. Angkat kakinya sedikit yang kiri.
4. Ambil kapas yang sudah dibasahi, lalu bersihkan duburnya.
5. Kalau cairan masih keluar terus, sumbat pakai kapas.
6. Ambil kapas, bersihkan mulutnya lalu lubang hidungnya, sebelah kanan dahulu.
7. Ambil kapas Π yang bisa dilipat, basahi lalu bersihkan seluruh tubuhnya.
8. Ingat ketika menyentuh kemaluan atau dubur gunakan tangan kiri.
9. Wudhukan mayyit, saat wajah angkat kepala mayyit lalu yang lain menutup hidungnya, lalu ambil air 2 genggaman lalu dibasuhi. Begitu pun saat mengusap rambut.
10. Kemudian jenazah disabuni seluruh tubuhnya, bagian kanan atas, lalu bawah, baru kemudian bagian kiri.
11. Lalu diguyur 5 kali; kanan 2, kiri 2, terakhir kanan dulu baru ke kiri dengan air kapur. Semuanya dari kepala.
12. Setelah itu jenazah dilap-lap dengan kain ihram. Jangan sampai terbuka auratnya.

LANGKAH-LANGKAH MENGAFANI:
Nanti jadinya seperti ini, perhatikan letak talinya
1. Buat tali 5 di bawah. 2. Hamparkan kain hibarah, lali taburi kapur barus ¼ kg dan semprot parfum.
3. Hamparkan kain kedua polos, lalu taburi kapur ¼ kg dan semprot parfum.
4. Hamparkan kain ketiga polos, lalu taburi kapur ¼ kg dan semprot parfum.
5. Jika mau dibawa keluar kota, taruh underpad namun sebelumnya taruh 2 tali di bawah underpad.
6. Lipat kain kafan dari 4 arah, khusus arah kiri 2 kali dilipat.
7. Angkat jenazah ke atas kain, lalu simetriskan posisinya.
8. Pasang underpad lalu ikat, yang satu di tengah paha dan yang satu di lutut.
9. Ikat ibu jari kakinya biar rapat, ikat juga di pergelangan kakinya.
10. Tutup dengan kafan lembaran pertama, lalu tarik kain ihram yang tadi sebagai handuk.
11. Tutup dengan kafan kedua press body.
12. Tutup dengan kafan ketiga (hibarah), lipat terlebih dahulu bagian bawahnya. Lalu tutup jenazah.
13. Ikat jenazah. Jika ada lebih kain pada ujung kepala atau ujung kaki maka lipat ke atas.
14. Boleh membuatkan kerudung tapi nanti dibereskan lagi.

MENGUBURKAN:
1. Masuk pemakaman jangan menginjak makam.
2. Memasukkan mayyit dari arah kaki (selatan) sambil berdoa:
بسمِ اللّهِ وعلٰى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللّهِ
3. Mengangkat mayyit dengan tangan kanan di bawah dan dengan tangan kiri di atas, karena kekuatan di tangan kanan, kecuali kidal maka sebaliknya.
4. Tidak boleh yang memasukkan jenazah ke dalam kubur adalah orang yang tadi malam berhubungan dengan istrinya.

-------

Pelajaran dari Ust. Abbas Anas di Masjid An-Nur Prapen Indah 29 Juli 2018.
Semoga ada manfaatnya.

~WA

Jumat, 31 Agustus 2018

Solusi Menghadapi Fitnah Syubhat

1. Kembali kepada Al-Qur'an dan Sunnah yang dipahami sesuai pemahaman salafush shalih
2. Kembali kepada aqidah dan manhaj salaf
3. Berpegang teguh pada jamaah kaum muslimin (menaati pemimpin muslim selagi bukan kemaksiatan)
4. Banyak bertaqwa kepada Allah subhanahu wa ta'ala
5. Bersabar
6. Banyak-banyak berdoa kepada Allah

Faidah ceramah "Fitnah dan Bahaya Syubhat" oleh ust. Abdurrahman Thoyyib, Lc.

Wiyung, 20 Dzulhijjah 1438 H

Senin, 20 Agustus 2018

Mengapa dosa syirik sulit mendapatkan ampunan Allah daripada dosa maksiat selain syirik?

Faidah kajian ini kami dapatkan dari ustadz Fadlan Fahamsyah di salah satu kajiannya pekan lalu. Sangat logis. Bagaimana penjelasan tentang dosa syirik yang lebih sulit mendapatkan ampunan Allah daripada dosa maksiat..

Seperti ini:

Seumpama ada orang yang bermaksiat meminum minuman keras, maka dosanya hanya dicatat cukup disitu. Dosa besarnya dicatat saat itu. Ketika ia pulang ke rumahnya lalu bercengkrama dengan istrinya dan anak-anaknya maka tidak dihitung lagi ia berdosa. Dosanya yang dicatat hanya ketika ia meminum minuman keras tadi. 

Adapun orang yang melakukan kesyirikan, maka ia dicatat berdosa sampai ia bertaubat dengan taubat yang sungguh-sungguh. Contohnya ketika ada seseorang yang menaruh sesajen di tempat yang dianggap keramat, maka hal tersebut dicatat sebagai dosa. Ketika ia pulang ke rumahnya dan bercengkrama dengan istrinya dan anak-anaknya maka ia tetap dihitung berdosa, dan seterusnya. 

Mengapa demikian??

Karena orang yang melakukan kesyirikan tadi tetap menyimpan keyakinan syirik di dalam hatinya, meskipun ia telah selesai melakukan aktivitas sesajen. Ketika ia bercengkerama dengan istrinya dan anak-anaknya di rumah, keyakinannya tentang sesajen tadi masih ada di dalam hatinya. Oleh karena itu, ia masih berdosa karena masih menyimpan keyakinan syirik tersebut di dadanya dan selalu ia bawa kemana-mana. 

Hal ini juga membuat sulitnya diterima taubat orang yang melakukan kesyirikan, kecuali dengan taubat nasuha serta meninggalkan segala keyakinan syiriknya. 

Demikian penjelasannya. 

Sebenarnya masih banyak penjelasan lagi mengapa begitu agungnya dosa syirik di tulisan atau buku-buku tentang tauhid. Semoga Allah menjauhkan kita dari kesyirikan, baik syirik besar maupun syirik kecil, yang kita sadari dan juga kita tidak sadari. Mari perkuat tauhid kita. Mari belajar ilmu tauhid, ajaran inti di dalam agama kita..

@Masjid Al-Wahyu Menanggal
Surabaya, 8 Dzulhijjah 1439 H
~WA

Senin, 28 Mei 2018

Kiat-kiat Istiqamah

Kiat-kiat agar istiqamah di atas agama Allah dan ibadah kepada-Nya:

1. Berpegang teguh pada aqidah yang lurus dan kokoh. Yaitu aqidahnya rasul dan sahabat. Dan itu tidak akan terwujud tanpa kita terus belajar (tentang aqidah dan manhaj).

2. Terus mengoreksi niat kita. Ketika kita melakukan ibadah harus lillahi ta'ala.

3. Banyak mengingat pahala atau ganjaran yang akan didapatkan oleh orang yang bisa istiqamah. Seperti pada surat Fushshilat ayat 30.

4. Harus beribadah di atas ilmu. Jangan ibadah karena hanya ikut-ikutan orang.

5. Banyak bersabar. Menahan lisan dan anggota badan dari yang dilarang Allah.

6. Jangan berhenti berdoa. Agar Allah menganugerahkan kita keistiqamahan di atas agamanya. Kita tidak boleh mengandalkan diri kita sendiri.

(Faidah ceramah tarawih Ust. Abdurrahman Thoyyib, Lc. tadi malam.)

@ RKR, 12 Ramadhan 1439 H
~WA

Sabtu, 21 April 2018

TIAP HARI MENGEMIS

☄Ust. Rizal Yuliar Putrananda, Lc.
🕌Masjid Al-Ikhlas Palm Spring, Surabaya
🗓Ahad, 18 Jumadil Awwal 1439 H/4 Februari 2018

Berkata Maimun ibnu Mihran rahimahullah (tabi'in):

إِنَّ أَعْمَالَكُمْ قَلِيلَةٌ ، فَأَخْلِصُوا هَذَا الْقَلِيلَ

"Sesungguhnya amal-amal kalian sedikit, maka ikhlaskanlah yang sedikit itu."

Seandainya beliau hidup di zaman sekarang, amal kita sudah jauh dari sedikit, ikhlas juga... Maka hendaklah seorang muslim menjadikan setiap waktunya adalah tempat beramal untuknya, dengan niatnya.

Misalnya berhenti ketika lampu merah, dijadikan sebagai ladang pahala. Bagaimana? Dia meniatkan: saya mematuhi peraturan pemerintah kaum muslimin selama untuk kemaslahatan dan bukan kemaksiatan.

Ke tema.. Sikap seorang pengemis memiliki raut memelas agar lawannya iba kepadanya. Allah membenci sifat mengemis. Satu-satunya mengemis yang diridhai Allah adalah mengemis kepada-Nya. Dalam hadits shahih riwayat Muslim, Rasulullah bersabda bahwa Allah ridha kepada kalian 3 hal dan benci kepada kalian 3 hal. Salah satu dari 3 hal yang dibenci tersebut adalah banyak meminta-minta (kepada manusia).

Namun, Allah senang jika kita selalu meminta kepada-Nya. Ada anak minta ke orang tuanya uang 5 ribu tiap jam. Mungkin pertama diberikan, kedua diberikan, ketiga diberikan, keempat ditanyai, kelima dst mungkin tidak diberi lagi, hingga nanti orang tua benci dengan sikap anaknya. Tetapi Allah tidak...

Tidak ada satupun dalil yg menyatakan bahwa Allah menutup pintu doa, pintu taubat, pintu harap..

Adapun manusia, memiliki keterbatasan tingkat "kedermawanan". Coba bayangkan manusia yg paling dermawan misalnya, saat ia didatangi jam 1 malam. Bagaimana kira-kira responnya?

Namun Allah berbeda, bahkan setiap saat Dia selalu membuka pintu-Nya. Hari-hari kita dari bangun tidur sampai tidur kembali isinya adalah doa semua. Tidak ada yg berhenti kecuali doa.

Allah berfirman dalam surat Fatir ayat 15: "Wahai manusia! Kalian semua fakir terhadap Allah, dan Dialah Allah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji."

Setiap saat kalau kita sadari hakikat perjalanan kita di dunia ini, maka kita selalu merengek meminta kepada ALLAH. Mendatangi istri, hujan, mimpi buruk, semua ada doanya.

Setiap amalan yg ikhlas dan di atas petunjuk maka amalan itu dicintai Allah, kalau amalan dicintai Allah maka pelakunya berpeluang mendapat cinta-Nya. Termasuk ucapan yg paling dicintai Allah adalah:
"Subhanallah, walhamdulillah, walailaha illallah, wallahu akbar."

Rasulullah bersabda, "Perkataan yang paling dicintai Allah ada empat; subhanallah, alhamdulillah, la ilaha illallah, dan allahu akbar. Tidak mengapa engkau memulai menyebutnya dari yang mana saja." (HR. Muslim)

Dalam sebuah hadits qudsi riwayat Abu Dzar Al-Ghifari:
"Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kazhaliman telah aku haramkan atas diri-Ku dan aku mengharamkannya pula atas kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya kalian semua tersesat, kecuali orang-orang yang Aku beri hidayah, maka mintalah kalian hidayah dariku, niscaya Aku berikan hidayah itu kepadamu. Wahai hamba-hamba-ku sesungguhnya kalian lapar, kecuali orang-orang yang aku beri makan, maka mintalah makan kepada-Ku, niscaya aku berikan makanan itu kepadamu." (HR. Muslim)

Kurang apa Allah?
1. Allah ingatkan kita,
2. Allah arahkan kita untuk kembali,
3. Allah memberikan kita seperti janji-Nya.

Kekayaan Allah sangat luas. Perumpamaannya seperti jarum dan lautan, maka lautan adalah kekayaan Allah.

Inilah sedikit. Banyak orang yg mati yg tidak kita sangka-sangka. Bahkan kita tidak bisa memberi jaminan kepada diri kita sendiri kita mati dalam keadaan apa. Maka mari tingkatkan ketergantungan kita kepada Allah. Tingkatkan permohonan kita kepada Allah. Mengemislah kepada Allah. Bukan setiap hari tapi setiap saat..

_______

Surabaya, 5 Sya'ban 1439 H
~WA

Rabu, 04 April 2018

Public Lecture by Dr. Zakir Naik (Bagian 2/2)

RELIGION IN THE RIGHT PERSPECTIVE
By: Dr. Zakir Naik

Menurut Oxford dictionary, agama berarti kepercayaan pada sebuah kekuatan besar yang dapat mengatur manusia, yakni tuhan atau beberapa tuhan yang mana ia pantas untuk disembah dan ditaati. Singkatnya menurut kamus Oxford, agama berarti percaya pada tuhan. Sehingga jika anda ingin memahami agama apapun dalam perspektif yang benar, anda pertama kali harus memahami konsep ketuhanan agama tersebut. 

Saya mulai ulasan ini dengan sebuah ayat pada surat Ali Imran (3:64): 
Katakanlah (Muhammad), “Wahai Ahli Kitab! Marilah (kita) menuju kepada satu kalimat (pegangan) yang sama antara kami dan kalian, bahwa kita tidak menyembah selain Allah dan kita tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan bahwa kita tidak menjadikan satu sama lain tuhan-tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling, maka katakanlah (kepada mereka), “Saksikanlah bahwa kami adalah seorang muslim.
Ayat ini adalah salah satu ayat paling penting dalam dakwah kepada non-muslim. Saya (Zakir Naik) menyebutnya dengan “kunci utama dakwah” (master key of da'wah). 

Tidaklah cocok jika anda mencoba memahami konsep ketuhanan sebuah agama dengan cara mengamati pemeluknya. Karena seringkali pemeluk agama, mereka sendiri tidak mengetahui konsep yang benar mengenai tuhan dalam agamanya. Inilah alasan, cara terbaik dan paling cocok untuk memahami konsep ketuhanan dalam sebuah agama adalah dengan cara memahami kitab sucinya ketika kitab sucinya membahas tentang ketuhanan

Kita akan mencoba untuk memahami konsep ketuhanan pada agama-agama besar. Karena waktu yang tidak cukup untuk membahas semuanya maka cukup 4 agama saja, yakni Hindu, Yahudi, Kristen, dan Islam. 

1. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA HINDU

Jika anda tanyakan ke orang Hindu secara umum ada berapa tuhan yang mereka percayai, beberapa dari mereka akan mengatakan 3, 100, 1000, 3000, bahkan 30000000. Namun jika anda tanyakan ke Hindu yang terpelajar, yang mengikuti ajaran kitab sucinya, mereka akan mengatakan bahwa orang Hindu harus percaya dan menyembah hanya satu tuhan. 

Namun orang Hindu secara umum mempercayai sebuah filosofi yang dikenal dengan nama panteisme, yakni kepercayaan bahwa semua adalah tuhan (everything is god). Pohon adalah tuhan, matahari adalah tuhan, bulan tuhan, manusia tuhan, dan ular tuhan. Adapun kita muslim, kita percaya bahwa semua adalah miliknya Tuhan (everything is god’s). Pohon adalah milik tuhan, matahari milik tuhan, bulan milik tuhan, manusia milik tuhan, dan ular milik tuhan. Jadi inilah perbedaan besar antara Hindu dan Islam, yakni kepercayaan Hindu everything is god sedangkan Islam everything is god’s

Jika kita menemukan solusi dari masalah perbedaan apostrof s (‘s) ini maka Hindu dan Islam akan bersatu. Bagaimana solusinya? Mari kita cari pada satu kesamaan (seperti perintah surat Ali Imran ayat 64 tadi). 

Ketika kita membaca kitab agama Hindu:
Kitab yang paling tersebar luas yakni Bhagawadgita, disebutkan pada bab 7 ayat 20 (7:20) bahwa orang-orang yang cenderung pada materi maka ia akan menyembah tuhan yang salah. 
Disebutkan pada kitab Chandogya Upanisad bab 6 pasal 2 ayat 1 (6:2:1) bahwa Tuhan hanya satu tanpa yang kedua. 
Disebutkan pada Swetaswatara Upanisad (6:9) bahwa Tuhan tidak memiliki atasan dan orang tua. 
Disebutkan pada Swetaswatara Upanisad (4:19) bahwa Tuhan tidak memiliki “pratima”. Pratima dalam bahasa Sanskerta adalah gambar, foto, lukisan, patung
Saat kita membaca kitab Weda, yakni kitab-kitab yang paling suci di antara seluruh kitab-kitab Hindu. Disebutkan pada kitab Yajurweda (32:3) bahwa Tuhan tidak memiliki “pratima”
Disebutkan pada Yajurweda (40:8) bahwa Tuhan tidak memiliki rupa (imageless). 
Disebutkan pada Yajurweda (40:9) bahwa mereka yang menyembah “asambhuti” masuk ke dalam kegelapan. Makna “asambhuti” adalah benda-benda yang tidak dibuat seperti udara, air, api, dsb. Lanjutan ayatnya, mereka memasuki kegelapan lebih dalam lagi bagi yang menyembah “sambhuti”. Makna "sambhuti" adalah benda-benda yang dapat dibuat seperti meja, kursi, patung, dsb. 
Disebutkan pada Atharwaweda kitab nomor 20 bab 20 ayat 58 (20:20:58) bahwa sesungguhnya Tuhan Maha Besar. 
Dan di antara kitab-kitab Weda, kitab yang paling suci lagi adalah Rigweda. Disebutkan pada Rigweda poin 1, bab 64, lagu 46 (1:64:46) bahwa kebenaran itu satu, Tuhan itu satu, hanya diseru dengan bermacam-macam nama. 
Hal yang sama diulangi pada Rigweda (8:114:5) bahwa Tuhan itu satu, hanya ia dipanggil dengan bermacam-macam nama. 
Dan tidak kurang dari 33 nama dan sifat diberikan pada tuhan sebagaimana disebutkan pada Rigweda jilid 2 lagu 1. Satu di antara 33 itu sebagaimana disebutkan dalam Rigweda poin 2 bab 1 ayat 3 adalah “Brahma”. Brahma adalah Tuhan pencipta, jika diterjemahkan dalam bahasa Arab yaitu “Khaliq”. Kita sebagai muslim tidaklah keberatan jika seseorang memanggil Tuhan sebagai Khaliq atau Pencipta atau Brahma. Tetapi jika seseorang mengatakan bahwa Brahma adalah Tuhan yang memiliki 4 kepala dan setiap kepalanya ada mahkotanya maka kita katakan anda telah memberi rupa pada Tuhan dan anda telah melawan ayat Swetaswatara Upanisad (4:19) yang mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki "pratima". Kita sebagai muslim sangat keberatan dengan itu. 

Sifat yang lain yang diberikan pada Tuhan sebagaimana yang disebutkan pada Rigweda buku 2 lagu 1 ayat 3 adalah “Wisnu”. Wisnu adalah Tuhan pemelihara, jika diterjemahkan dalam bahasa Arab mirip dengan “Rabb”. Kita sebagai muslim tidaklah keberatan jika seseorang memanggil Tuhan sebagai Rabb atau Pemelihara atau Wisnu. Tetapi jika seseorang mengatakan bahwa Wisnu adalah Tuhan yang memiliki 4 tangan dan salah satu tangannya memegang cakram, tangannya yang lain memegang palu, dsb, maka kita katakan anda telah memberi rupa pada Tuhan dan anda telah melawan ayat Yajurweda (32:3) yang mengatakan bahwa Tuhan tidak memiliki "pratima". 
Disebutkan dalam Rigweda poin 8 bab 1 ayat 1 (8:1:1) bahwa semua yang ada diambil dari yang satu.
Disebutkan dalam Rigweda (6:45:16) bahwa hanya ada satu Tuhan, sembahlah ia saja. 
Dan dalam Brahma Sutra dikatakan bahwa “Hanya ada satu Tuhan, bukan dua. Tidak sama sekali, tidak sama sekali, tidak sama sekali.” 
Jadi ketika kita membaca kitab-kitab agama Hindu, kita akan mengetahui bahwa menurut kitab-kitab agama Hindu hanya ada satu Tuhan, Dia adalah Tuhan yang tidak bergambar, tidak memiliki patung, dan juga tidak memiliki lukisan. Sehingga jika kita membaca kitab-kitab agama Hindu dan kita memahami konsep ketuhanannya, maka kita memahami agama Hindu dengan perspektif yang benar. 

2. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA YAHUDI

Mari kita mencoba memahami agama Yahudi:
Disebutkan pada Perjanjian Lama, kitab Ulangan (Deuteronomy) bab 6 ayat 4 (6:4) bahwa Musa berkata kepada orang Israel bahwa Tuhan hanya ada satu.
Disebutkan dalam Yesaya (43:11), "Aku adalah Tuhan, tidak ada juru selamat selain Aku."
Disebutkan pada Yesaya (45:5) dan Yesaya (46:9), “Aku adalah Tuhan, tidak ada (tuhan yang lain) selain Aku."
Disebutkan lagi lebih jelas dalam kitab Keluaran (Exodus) (20:3-5) bahwa jangan jadikan bagi Tuhan patung berhala atau penyerupaan menyerupai apapun yang ada di langit, di bumi, atau di air. Dan jangan pula menyembahnya sebab Tuhan memiliki sifat cemburu.
Pesan yang sama diulangi pada kitab Ulangan (5:7-9).
Jadi jika anda membaca kitab Perjanjian Lama (Old Testament), anda akan memahami bahwa menurut Perjanjian Lama, menurut Yahudi, Tuhan hanya ada satu, dia tidak memiliki gambar. Jadi jika anda membaca Perjanjian Lama anda akan memahami agama Yahudi dalam perspektif yang benar. 

3. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA KRISTEN

Sebelum kita membahas konsep ketuhanan pada agama Kristen, saya ingin menyampaikan beberapa poin terlebih dahulu: 

Islam adalah satu-satunya agama non-kristen yang beriman pada Yesus (Isa). Tidak dianggap muslim jika ia tidak beriman pada Yesus. Kita yakini bahwa dia terlahir dan diutus sebagai utusan Allah. Kita yakini bahwa dia terlahir dengan ajaib tanpa campur tangan laki-laki (ayah) yang mana banyak orang kristen modern tidak memercayainya. Kita yakini bahwa dia dapat menghidupkan orang mati dan menyembuhkan orang buta dengan izin Allah. Orang kristen dan kita muslim berjalan bersama. Salah seorang mungkin bertanya, “Lantas dimana perbedaanya?”. Perbedaannya adalah kebanyakan orang kristen percaya bahwa Yesus mengaku sebagai Tuhan. Padahal jika anda membaca bibel (injil) secara lengkap, tidak ada satu pun pernyataan yang tegas dimana Yesus mengatakan “Saya adalah Tuhan atau sembahlah aku”. Jika ada seseorang yang dapat menunjukkan ke saya ada satu pernyataan yang tegas dan tidak ambigu dalam bibel bahwa Yesus berkata “Aku adalah Tuhan” atau dia mengatakan “Sembahlah aku” maka saya Zakir Naik siap masuk kristen hari ini. 

Faktanya jika anda membaca bibel:
Disebutkan dengan jelas dalam Injil Yohanes bab 14 ayat 28 (14:28) bahwa Yesus berkata, “Bapa lebih besar dari pada aku.”
Disebutkan dalam Injil Yohanes (10:29) bahwa Yesus berkata, “Bapa-ku lebih besar dari semuanya.”
Dalam Injil Matius (12:28) Yesus berkata, "Aku mengusir setan dengan kuasa Tuhan."
Dalam Injil Lukas (11:20) Yesus berkata, "Dengan kuasa Tuhan aku mengusir setan."
Dalam Injil Yohanes (5:30) Yesus berkata, "Aku tidak dapat melakukan apa-apa dengan diriku sendiri, aku menghakimi sesuai yang aku dengar, penghakimanku adil, karena bukan dari kehendak diriku sendiri melainkan dari kehendak Bapa-ku."
Siapapun yang berkata bahwa ini bukan atas kehendaknya melainkan kehendak Tuhan maka dia muslim. Yesus (Isa) adalah seorang muslim, tidak pernah mengaku sebagai Tuhan.
Bahkan sangat jelas disebutkan dalam Injil Matius (5:19-20) bahwa Yesus diutus bukan untuk menghapus hukum nabi Musa (Taurat) melainkan untuk menggenapinya, serta mengajak manusia untuk mengajarkan dan mengamalkan hukum-hukum tersebut.
Yesus tidak pernah mengaku sebagai Tuhan.
Disebutkan dalam Injil Yohanes (14:24) bahwa perkataan yang disampaikan oleh Yesus bukanlah berasal dari dirinya, melainkan perkataan itu (firman) berasal dari Bapa-nya.
Dan bukti-bukti lain yang menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan melainkan hanya sebagai utusan. 
Injil Yohanes (17:3), Injil Matius (19:16-17), Kisah Para Rasul (book of acts) (2:22), Injil Markus (12:29). 
Sehingga jika anda membaca kitab Perjanjian Baru (The New Testament), anda akan memahami konsep ketuhanan dalam agama Kristen dan memahami agama Kristen dalam perspektif yang benar. 

4. KONSEP TUHAN DALAM AGAMA ISLAM

Sekarang kita akan membahas konsep ketuhanan dalam Islam dengan perspektif yang benar. Cara terbaik untuk membahas konsep ketuhanan dalam Islam adalah dengan surat Al-Ikhlas (112:1-4) 
1. Qul huwallahu ahad, katakanlah bahwa Allah adalah Esa.
2. Allahusshamad, Allah Mahakekal. [Kata 'ash-shamad' memiliki banyak tafsiran makna]
3. Lam yalid walam yulad, Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan.
4. Walam yakullahu kufuwan ahad, Allah tidak ada yang serupa dengannya.
Ini adalah 4 definisi dasar tentang Allah subhanahu wa ta'ala yang ada di dalam Al-Qur’an. Jika ada yang mengatakan bahwa seseorang adalah Tuhan, dan jika ia berhasil memenuhi 4 definisi dasar ini, maka kita sebagai muslim tanpa keberatan mengakui bahwa ia adalah Tuhan. Saya (Zakir Naik) menyebutnya sebagai “Tes Teologi”. Teologi bermakna theo=tuhan dan logy=ilmu. Teologi berarti ilmu tentang ketuhanan. Surat Al-Ikhlas adalah tes dalam menguji ketuhanan. 

Anda mungkin tahu tentang tes ketika anda ingin membeli emas. Si tukang emas yang akan mengidentifikasi atau mengetahui bagaimana emas yang murni. Tuhan diibaratkan seperti emas yang akan diuji. Berdasarkan warnanya, si tukang emas akan memberi tahu anda ini emas 24 karat, ini 22 karat, ini 18 karat, atau mungkin dia akan mengatakan ini bukan emas karena pantulan cahayanya bukan seperti emas. Surat Al-Ikhlas seperti itu, namun ia sebagai tes untuk menguji ketuhanan. Setiap Tuhan yang anda sembah harus diuji dengan Surat Al-Ikhlas. Tuhan apapun yang anda sembah jika lolos tes surat Al-Ikhlas maka dia adalah tuhan yang benar, sedang bila gagal maka dia tuhan yang salah. 

Izinkan saya memberi contoh bagaimana menggunakan surat Al-Ikhlas sebagai tes untuk menguji sesuatu atau seseorang apakah layak ia disebut sebagai "Tuhan". 

Terdapat beberapa orang (khususnya di India) yang berkata bahwa Baghwan Shree Rajneesh adalah Tuhan. Pernah ada yang bertanya pada saya: “Dr. Zakir, orang-orang Hindu tidak menganggap Baghwan Rajneesh sebagai Tuhan.” Saya menjawab: “Saya tidak pernah mengatakan bahwa orang-orang Hindu meyakininya sebagai Tuhan. Saya membaca kitab-kitab Hindu, tidak ada yang mengatakan bahwa Baghwan Rajneesh adalah Tuhan. Saya katakan bahwa beberapa orang atau beberapa manusia, ia mengaku bahwa ia adalah Tuhan.” 

Saya rasa Baghwan Rajneesh tidak begitu terkenal di Indonesia. Siapa yang mengenal atau tahu tentang Baghwan Rajneesh? Tolong angkat tangan... Dia sangat terkenal di dunia barat, di AS, di Eropa, dan India. Namun dia tidak begitu terkenal di dunia timur, itu bagus untuk anda. Tetapi mari kita menggunakan Baghwan Rajneesh sebagai contoh, karena ia mudah untuk digunakan dalam tes ini. Sehingga siapapun yang menyembah Tuhan-Tuhan yang salah, jika kita mengecek dengan contoh dari Baghwan Rajneesh ini kita dapat mengetahui apakah ia benar-benar Tuhan atau bukan. 

Tes Pertama: Qul Huwallahu Ahad (Katakanlah: "Allah adalah Esa") 
Apakah Baghwan Rajneesh satu-satunya yang mengklaim sebagai Tuhan? Terdapat ratusan orang yang telah mengklaim sebagai Tuhan dan khususnya di negara saya sendiri, India, ada ribuan orang yang mengklaim sebagai Tuhan. Jadi dia bukanlah tuhan yang “Esa”. Akan tetapi fansnya mengelak, tidak tidak, dia memiliki keistimewaan! Oke baiklah, kalau begitu mari kita uji dengan tes kedua. 
Tes Kedua: Allahusshamad (Allah Yang Mahakekal) 
Apakah Baghwan Rajneesh kekal? Kita tahu bahwa dia pernah menderita asma, diabetes mellitus, dan sakit punggung kronis. Bayangkan jika Tuhan menderita asma, diabetes mellitus, dan sakit punggung... 
Tes Ketiga: Lam yalid walam yulad (Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan) 
Kita tahu bahwa Baghwan lahir di negara bagian Madhya Pradesh di India, dia memiliki ibu dan ayah. Lalu di tahun 1981 dia pergi ke Amerika Serikat dan tinggal di kotanya yang bernama Oregon dan memulainya dengan membuat sebuah perkampungan bernama Rajneeshpuram. Ada 1000 orang Amerika meminta haknya agar Rajneeshpuram dibubarkan. Kemudian pemerintah USA menangkapnya dan memasukkannya ke dalam penjara. Lalu Raijneesh menulis pernyataan tanpa bukti (aligasi) bahwa pemerintah AS meracuninya secara perlahan-lahan? Bayangkan, Tuhan diracuni perlahan-lahan... 
Kemudian pada tahun 1985, Rajneesh diusir dari AS lalu kembali ke India di negara bagian Maratha, kota Pune. Di sana ia membuat komunitas lagi yang lebih besar dan menamakannya dengan komunitas Osho. Dan jika hari ini anda ke pusatnya di sana, anda akan menemukan "samadhi" (semacam tempat ibadah). Dan tertulis di samadhi tersebut “Osho, Baghwan Rajneesh tidak terlahir dan tidak mati, tetapi mengunjungi bumi dari 11 Desember 1931 hingga 19 Januari 1990.” Mereka lupa untuk menuliskan juga di samadhi tersbut bahwa “Dia tidak diberikan visa untuk masuk ke 22 negara.” Bayangkan Tuhan yang mengunjungi bagian-bagian yang berbeda di bumi, namun membutuhkan visa untuk masuk. 
Dan uskup agung Yunani berkata: “Jika anda tidak mengusir Rajneesh keluar dari negara ini, kami akan membakar rumahnya dan rumah murid-muridnya.” 
Tes Keempat: Walam yakullahu kufuwan ahad (Allah tidak ada yang serupa dengan-Nya) 
Ini adalah tes yang paling sulit agar berhasil, kecuali Tuhan yang sesungguhnya: Allah. Ketika anda membandingkan atau menyerupakan tuhan dengan apapun yang ada di dunia ini, maka ia bukan tuhan. Kita tahu bahwa Baghwan Rajneesh sama seperti manusia lainnya, punya satu hidung, dua mata, dua tangan, dan jenggot putih. Ketika anda dapat menyerupakan sesuatu dengan tuhan, berarti dia bukan tuhan lagi.
Bayangkan seseorang berkata bahwa Tuhan 1000x lebih kuat dari Arnold Schwarzenegger (mendapatkan gelar Mr. Universe, manusia terkuat di dunia), ketika anda dapat menyerupakan tuhan dengan apapun yang ada di dunia ini, apakah dia Arnold Schwarzenegger, apakah dia Dara Singh, dia King Kong, dia seribu kali atau satu juta kali lebih kuat.. Ketika anda dapat menyerupakan tuhan dengan sesuatu apapun di dunia ini maka dia bukan tuhan. Walam yakullahu kufuwan ahad (tidak ada yang serupa dengannya)! 
Inilah 4 “syarat” yang diterangkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala dalam Al-Qur’an sebagai tes teologi. Saya meminta kepada semua yang mendengar ini (-membaca ini juga), baik saat ini atau di manapun, agar anda menguji Tuhan yang anda sembah dengan surat Al-Ikhlas ini. Jika ia lolos terhadap tes surat Al-Ikhlas ini maka Dia adalah Tuhan yang benar. Dan jika gagal terhadap tes ini maka ia adalah Tuhan yang salah..

Selasa, 20 Maret 2018

Adab Memasuki Masjid Sesuai Sunnah

🕌 Masjid Al-Ikhlas Palm Spring
👤 Ustadz Abu Aslam
🗓 Februari 2018

1. Berhias dan berpenampilan yang baik di setiap memasuki masjid. (QS. Al-A'raf 31)

2. Hindari bau-bau yang tidak sedap, baik bau mulut maupun bau badan.

3. Bersegera menuju masjid.

4. Berdo'a ketika keluar rumah menuju masjid.
(HR. Muslim 763 ~screenshot aplikasi "Apa Doanya" -teks hadits berbeda dari yg disampaikan ustadz, namun intinya sama yakni meminta cahaya (kelak di hari kiamat)-)


5. Sebelum memasuki masjid, hendaknya mengamankan terlebih dahulu kendaraan di tempat yang telah disediakan baru kemudian bertawakkal kepada Allah ta'ala. (Sebagaimana kejadian isra' kala tali kekang buraqnya nabi diikat di pinggiran baitul maqdis) 

6. Berdoa ketika memasuki masjid
، بسم اللّه ، والصلاة والسلام على رسول اللّه 
الهم افتح لي أبواب رحمتك

7. Mendahulukan kaki kanan bila akan memasuki masjid. Sebaliknya mendahulukan kaki kiri bila keluar dari masjid. 

8. Memulai salam kepada orang yang berada di dalam masjid. Namun jika tidak ada orang di dalam masjid maka tidak perlu salam. 

9. Masuk dan memenuhi posisi shaf terdepan. Allah dan para malaikat bershalawat pada orang yang berada di shaf pertama kemudian kedua. Tambahan, dalam riwayat Abu Daud (no. 676) disebutkan bahwa Allah dan para malaikat bershalawat pada mereka yang berada di sisi shaf sebelah kanan. 

10. Bolehnya membawa anak kecil di dalam masjid. 

11. Bolehnya wanita mendatangi masjid. Namun dengan 2 syarat; izin ke mahramnya dan tidak memakai wangi-wangian. 

12. Melaksanakan 2 rakaat shalat sebelum duduk di masjid (tahiyatul masjid, atau selainnya).

13. Termasuk sunnah, shalat dengan memakai sandal di dalam masjid (tentu sandalnya yg bersih dari najis). 

14. Menunggu shalat dengan berdzikir dan berdoa. Tambahan, dalam riwayat Abu Daud (no. 521) disebutkan bahwa tidak tertolak doa di waktu antara adzan dan iqamah. Manfaatkanlah. 

15. Jika iqamah telah dikumandangkan, maka tidak ada shalat sunnah lagi. 

16. Tidak boleh keluar masjid sesudah adzan, kecuali terkena udzur (misalnya buang air, ingin memperbarui wudhu, dsb). Jika untuk menerima telpon maka tidak boleh keluar masjid di waktu tersebut. 

°°°

🕌 Masjid Al-Ikhlas Palm Spring
👤 Ustadz Abu Aslam
🗓 Maret 2018

17. Rapatkan shaf. Riwayat Ibnu Majah, orang yang merapatkan shaf dan mengisi bagian shaf yang kosong maka Allah dan para malaikat bershalawat kepadanya. 

18. Jangan shalat menghadap kuburan atau berdoa menghadap kuburan atau menjadikan kuburan sebagai arah kiblat. 

19. Jangan melewati orang yang sedang shalat. Berdiri 40 tahun lebih baik daripada melewati di depannya.

20. Jangan mengeraskan suara di masjid, kecuali berdakwah. Termasuk dilarang menyenandungkan syair setelah adzan sebagaimana kebanyakan masjid. 

21. Jangan mengadakan transaksi jual beli di masjid. Termasuk jika beriklan produk/jasa di dalam masjid. 

22. Jangan mencari atau mengumumkan barang hilang di masjid. Jika ada yang melakukannya, kita bahkan diperintahkan agar mendoakan agar barangnya benar-benar hilang. 

23. Tidak memasukkan gambar/foto (makhluk bernyawa) ke dalam masjid. Misalnya baju yg ada corak gambar makhluk bernyawanya, buku, kalender, dll. 

24. Jangan memakai pakaian yang dapat mengganggu kekhusyu'an orang lain. Dalam riwayat, nabi pernah membatalkan shalatnya karena memakai baju yang bergaris-garis yang itu mengganggu kekhusu'an beliau, lalu beliau menggantinya dengan baju yang tidak bergaris (polos). 

25. Saat shalat, jangan mendahului/menyalahi imam. Biarkan imam menyelesaikan gerakannya baru kita mengikuti, jangan juga bersamaan. 

26. Boleh makan dan minum di dalam masjid. 

27. Jangan berisik, matikan HP dsb.

28. Tidak boleh meludah di dalam masjid. Maksudnya tidak boleh meludah ke arah kiblat. 

29. Boleh tidur di dalam masjid. 

30. Memberi wangi-wangian di masjid.

31. Berdoa ketika keluar masjid

بسم اللّه ، والصلاة والسلام على رسول اللّه
اللهم إنّا أسئلك من فضلك   

°°°
Poin-poin di atas diambil berdasarkan dalil-dalil yang ada, namun saya tidak bisa menuliskan semuanya. Semoga bermanfaat dan Allah mudahkan untuk kita amalkan..

Selesai @Masjid Al-Ikhlas, Jambangan
Malam Rabu, 4 Rajab 1439 H
~WA

Senin, 12 Maret 2018

"TAKUT"

Note kecil tabligh akbar ustadz Syafiq dengan tema "TAKUT" di Masjid Al-Ikhlash Tanjung Sedari

Hakikat takut adalah khawatir ditimpa keburukan. Takut ada bermacam-macam, ada yang menjadi ibadah, ada juga nanti yang mubah, ada juga yang syirik. Di postingan ini hanya ada takut yg tertinggi..

°° Takut Kepada Allah °°

Tidak ada takut yang lebih agung kecuali ini. 

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman." (QS. Ali Imran 175)

Takut pertama ini ada dua macam, yaitu: takut yang wajib dan takut yang sunnah.

Takut yang wajib, contohnya: takut yang menghalangi hamba dari kemaksiatan atau dosa-dosa besar.

Takut yang sunnah, contohnya: takut yang memotivasi hamba untuk melaksanakan amal-amalan yang dianjurkan, takut yang memotivasi hamba menghindari hal-hal yang makruh, syubhat, atau mubah.

Ibnu Mubarak rahimahullah meriwayatkan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Allah berfirman "Demi Allah, Aku tidak menggabungkan pada hamba-Ku dua rasa takut dan dua rasa aman. Jika dia merasa aman dari-Ku di dunia, maka akan aku beri rasa takut pada hari Aku menghimpun hamba-hamba-Ku. Dan jika dia takut kepada-Ku di dunia maka Aku akan berikan rasa aman pada hari Aku menghimpun hamba-hamba-Ku." (Ash-Shahihah No. 742)

Tingkat rasa takut itu ada hubungannya dengan ilmu. Semakin tinggi ilmu seseorang semakin tinggi rasa takutnya. Jangan sampai kita ikut kajian ustadz Fulan ustadz Fulan, tapi tidak bertambah rasa takut kita. Rasa takut itu membuat hamba tidak sombong.

Sahabat-sahabat nabi semua takut. Bahkan ada wanita yang datang kepada nabi meminta disucikan dari dosanya, ia telah berzina. Setelah dialog yang panjang dan waktu yang telah cukup untuk mengandung dan menyapih anaknya (2 tahun 9 bulan), maka ia pun dihukum. Saat dihukum itu banyak beberapa sahabat mencelanya. Namun nabi mengatakan bahwa wanita tersebut telah bertaubat dan andai taubatnya ditimbang dengan 70 penduduk Madinah maka taubat wanita tersebut masih lebih berat. Karena apa? Karena takutnya ia akan Allah.

Kajian fullnya mungkin ada di youtube. Silahkan dicari. . Lanjutan dari jenis2 takut yang lain, khususnya yg berbahaya: takut yang syirik bagaimana itu...

Hanya Allah yang memberi taufik. Wallahu a'lam.

-----
Ba'da maghrib @Al-Wahyu, Menanggal
25 Jumadi ats-Tsani 1439 H
~WA

Jumat, 02 Maret 2018

Panduan Hidup di Akhir Zaman

Kita hidup di akhir zaman.. Dalam sebuah hadits, Imam Muslim dan an-Nasa'i meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Sesungguhnya umat ini dijadikannya kebaikannya pada generasi awalnya dan generasi terakhirnya akan ditimpa bala'. "

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat sayang pada kita, beliau memberikan kita panduan untuk hidup di akhir zaman ini. Secara ringkas ialah:

1. Kita diperintahkan oleh Rasulullah untuk memperbanyak menuntut ilmu agama. Sahabat Abu Darda' pernah mengatakan bahwa ia termasuk dari jihad.

2. Meninggalkan dan menghindari tempat-tempat fitnah. Jangan sengaja kita mendatangi tempat-tempat fitnah.

3. Kembali ke pemahaman sahabat dalam memahami agama. Bahkan perkataan imam 4 madzhab dan imam-imam yang lain, mewajibkan kita untuk menjadikan sahabat sebagai rujukan dalam beragama.

4. Tinggal di rumah (bagi mereka yang dikhawatirkan mendapat fitnah di luar), jaga lisan, amalkan yg sudah diketahui ma'ruf dan tinggalkan yang sudah diketahui mungkar, lebih memikirkan dosa dan kesalahan sendiri daripada dosa dan kesalahan orang lain. Nasihat nabi kepada Abdullah bin 'Amr bin 'Ash. 

5. Jangan mudah menerima dan menyebar berita. Manhaj menerima dan menyebar berita terdapat pada surat Al-Hujurat: 6 (menerima berita) dan menshare berita pada surat An-Nisa: 83 (menshare berita).

°°°
Semoga bisa diamalkan. Sedikit faidah dari ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.
15 Jumadi ats-Tsani 1439 H
~WA

Minggu, 25 Februari 2018

4 Syarat Ittiba'

1. Membenarkan berita yang dikabarkan nabi.
2. Menjalankan perintah nabi.
3. Meninggalkan larangan nabi.
4. Tidak beribadah menyembah Allah kecuali dengan syariat nabi.

Di atas merupakan 4 syarat sekaligus konsekuensi ittiba' pada nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Semoga Allah menghimpun kita bersama beliau di akhirat kelak.

Ahad pagi, 9 Jumadi Ats-tsani 1439 H
~WA
(Faidah dari ust. Fadlan Fahamsyah)

Sabtu, 17 Februari 2018

Adab-adab Islam dalam Surat Al-Hujurat

Surat Al-Hujurat terdiri dari 18 ayat yang berisi pelajaran-pelajaran tentang akhlak.
Adapun inti sarinya adalah:

1. Tidak mendahului Allah dan rasulNya, baik dalam ucapan, perbuatan, perintah, larangan, dan dalam semua syariat Allah. Misal: tidak mendahului puasa sehari atau dua hari di awal Ramadhan, tidak menyembelih hewan qurban sebelum shalat 'id, tidak asal menghalalkan dan mengharamkan, tidak membuat perkara-perkara baru dalam agama (bid'ah).

2. Tidak boleh mengangkat suara melebihi suara nabi di depan nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Termasuk ketika menziarahi makam nabi, tidak boleh mengangkat suara tinggi atau berteriak di sana.

3. Memuliakan nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

4. Bertabayyun (mengecek kebenaran suatu berita).

5. Memperbaiki hubungan dua pihak yang bermusuhan.

6. Jangan mengejek, menghina, atau mengolok-olok.

7. Jangan berprasangka buruk.

8. Jangan ghibah (go seep).

9. Jangan mencari-cari kesalahan orang lain.

10. Jangan bersaing karena nasab atau kesukuan. Namun bersainglah karena ketaqwaan.

(Dijelaskan oleh Ustadz Askar Wardhana, M.Pd.I. dalam Sesi II Daurah Akhlak dan Aqidah. Mudah-mudahan bisa kita amalkan. Insyaallah link video segera menyusul.)

Sby mlm, 2 Jumadi Ats-Tsani 1439 H
~WA

*#Link video untuk Sesi I (Ust. Fadlan Fahamsyah): [klik disini]


Sekedar tambahan testimoni. Untuk mendapatkan info-info kajian sunnah di Surabaya, teman-teman dapat memfollow akun instagram:
@surabayamengaji
@infokajiansunnahsby
@kajiansunnahsurabayasidoarjo

Minggu, 11 Februari 2018

Wasiat Luqman kepada Anaknya

Disarikan dari ceramah Al-Ustadz Dr. Abdullah Roy (pengajar di Masjid Nabawi 2013-2017) pekan lalu di Jami' Makkah Surabaya (Ahad, 4 Februari 2018/19 Jumadil Awal 1439 H). Semoga ada faidahnya...

Beliau menyampaikan akan pentingnya menuntut ilmu, karena menuntut ilmi merupakan sebaik-baik amalan dan memiliki keutamaan yang banyak.

"Wasiat Luqman kepada Anaknya"

Beberapa ayat di dalam Al-Qur'an yang berkaitan dengan tarbiyatul awlad (pendidikan anak) adalah kisah Luqman Al-Hakim. Pelajaran yang ada di dalamnya begitu penting, utamanya di zaman sekarang, zaman penuh fitnah. Luqman adalah orang yang diberikan "al-hikmah" (kebijaksanaan). Ia bijaksana dalam memberi tarbiyah kepada anaknya.

Dalam tarbiyahnya kepada anaknya, Luqman mendidik 3 perkara pokok yang hendaknya ini pula yang kita lakukan:
1. Aqidah
2. Ibadah
3. Akhlaq

Wasiat 1: Jangan sekutukan Allah

"Yaa bunayya laa tusyrik billaahi innasysyirka lazhulmun 'azhiim (wahai anakku, jangan kamu sekutukan Allah. Sesungguhnya kesyirikan adalah benar-benar kezhaliman yang besar)" (QS. Lukman: 13)

Faidah dalam ayat ini adalah sebelum memberi nasihat, berikan pujian terlebih dahulu atau panggilan kasih sayang. Dan juga tidak terlarang memperingati anak dengan kata-kata "jangan" karena sebagian orang mengatakan tidak baik memperingati anak dengan kata "jangan".

Di ayat tersebut terdapat perintah untuk mengesakan Allah ta'ala dalam kekhususan-Nya, yakni dalam rububiyahnya, uluhiyahnya, dan asma wa sifatnya. Dan juga tidak menyerupakan Allah dengan makhluk.

Kemudian Luqman mengatakan tentang kesyirikan, "innasysyirka lazhulmun 'azhim" yang mana ini menunjukkan tidak ada dosa besar lagi di atas kesyirikan.

Hal ini diperkuat dengan sebuah hadits dari sahabat yang bertanya kepada nabi shallallahu 'alaihi wasallam, "Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?" Nabi menjawab, "Engkau menjadikan tandingan bagi Allah, sedangkan engkau paham yang menciptakanmu adalah Allah." (HR. Bukhari Muslim)

Nasihat kepada anak bahwa Allah yang mengatur rezeki, dsb, tentu dilihat dengan usia dan pemahaman mereka.

Wasiat 2: Birrul walidain (Berbakti pada orang tua)


"Dan kami telah wasiatkan kepada manusia (berbuat baik) kapada kedua orang tuanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan letih yang bertambah dan menyapihnya selama dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu." (QS. Luqman: 14)

Hak orang tua terhadap anaknya adalah di antara hak antarmanusia yang paling tinggi. Apalagi terhadap ibu. Dalam hadits yang sering kita dengar, ada seorang sahabat yang bertanya kepada nabi, "Yaa nabi, siapa yang paling berhak aku berbuat baik kepadanya?" Nabi menjawab, "Ibumu". Sahabat bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama dan nabi menjawab dengan jawaban yang sama hingga pertanyaan yang keempat kali, nabi menjawab, "Ayahmu".

Melakukan kedurhakaan kepada orang tua adalah dosa besar. Namun jika orang tua memerintah berupa maksiat, di antaranya adalah kesyirikan, maka jangan ditaati. Karena ketaatan kepada orang tua di bawah ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Kaidah mengatakan, "Tidak ada ketaatan kepada makhluk terhadap maksiat kepada Allah".

Wasiat 3: Tanamkan kepada dirinya bahwa ia selalu diawasi oleh Allah

"Barangsiapa melakukan kebaikan seberat dzarrah, niscaya ia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa melakukan keburukan seberat dzarrah, niscaya ia akan melihat (pula) balasannya." (QS. Al-Zalzalah: 7-8)

Jadi ketika menasihati anak, kaitkan dengan pengawasan Allah ta'ala. 

Wasiat 4: Dorongan kepada anak untuk menjaga ketaatan kepada Allah

Wasiat 5: Dorongan kepada anak untuk beramar ma'ruf-nahi munkar. Ingatkan tentang ada resikonya, akan dibenci, dsb. 

Wasiat 6: Jangan memalingkan pipi dari manusia dan janganlah berjalan dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak mencintai orang yang sombong dan membanggakan diri. 

°°°
@RKB Jemur Ng, 
26 Jumadil Awal 1439 H
~WA

Jumat, 09 Februari 2018

Kiat-Kiat Di Zaman Fitnah

Zaman fitnah.. Banyak terjadi fitnah (cobaan, godaan) baik berupa fitnah syahwat maupun fitnah syubhat.

Sabda nabi saking dahsyatnya tentang zaman fitnah ini, akan ada orang yang paginya muslim sorenya sudah kafir, ada yang sorenya masih muslim paginya sudah kafir. Agamanya dijual dengan dunia.

Ada beberapa kiat-kiat di zaman fitnah, agar kita bisa selamat.

1. Meningkatkan iman dan taqwa dengan sebenar-benarnya. Ada 3 syarat dalam meningkatkan iman dan taqwa dengan sebenar-benarnya:
  1. Beramal shaleh dan meninggalkan maksiat. Namun tidak cukup sampai disitu. 
  2. Di atas ilmu dan dalil. Beramal shaleh dan meninggalkan maksiat harus di atas ilmu dan dalil. 
  3. Mengharap pahala dari Allah dan takut akan adzab-Nya. Beramal shaleh dan meninggalkan maksiat hanya karena mengharap pahala dari Allah dan takut akan adzab-Nya.
2. Kembali kepada metode beragamanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat beliau radhiallahu 'anhum. 

3. Mendekat kepada 'ulama yang benar-benar ulama. Ulama yang mendakwahkan sunnah nabi shallallahu 'alaihi wasallam yang haq, ulama yang daging dan kulitnya menyatu dengan sunnah nabi shallallahu 'alaihi wasallam. 

4. Tidak bermudah-mudah menyebarkan sebuah berita. Berita yang datang harus dicek dulu kebenarannya. Tidak asal langsung share kesana kemari. Sabda nabi cukuplah seseorang dikatakan pendusta jika menceritakan seluruh apa yang ia dengar. 

5. Banyak-banyak berdoa kepada Allah ta'ala memohon agar kita diselamatkan dari fitnah, dan diberi keistiqamahan. Terus perbanyak doa meminta pertolongan kepada-Nya. 

[Intisari Khutbah Jum'at oleh Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc. di masjid Al-Ikhlash Palm Spring Regency] 

Surabaya, 23 Jumadil Awal 1439 H
~WA

Rabu, 03 Januari 2018

Kiat-Kiat Beribadah

📋 Ringkasan kajian "KIAT-KIAT BERIBADAH"
oleh Ustadz Askar Wardhana, Lc. 
di Masjid Al-Ikhlas Palm Spring Jambangan (30/12/2017)

Di akhirat kelak hanya amal yang akan bermanfaat. Dalam surah Al-Qari'ah ayat 6-11, Allah subhanahu wata'ala berfirman: "Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Maka adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." [Muqaddimah]

Berikut kiat-kiat yg harus kita ketahui dan harus kita amalkan…

[1] IKHLAS

Kalau amalan ikhlas maka diterima kalau tidak maka ditolak.
Dalam hadits shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله  ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sebagaimana yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya adalah untuk Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang diinginkannya atau wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya adalah seperti yang ia tuju." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hijrah adalah ibadah yg besar. Para sahabat yg sdh punya usaha dan istri di Mekkah lalu disuruh hijrah ke Madinah, ini berat. Namun meskipun mereka sudah hijrah, namun (di awal) bukan karena Allah dan rasul-Nya maka perjalanannya berkilo-kilo meter tidak ada nilainya di sisi Allah. Oleh karena itu perhatikan niat kita.

Besar kecilnya pahala kita tergantung niat kita. Ada amalan yg terlihat besar namun sebenarnya kecil dan sebaliknya. Imam Ibnu Mubarak rahimahullah berkata, "Betapa banyak amalan kecil menjadi besar (pahalanya) karena niat dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil karena niat."

Pernah ada di Bani Israil, seseorang keluar kemudian melihat anjing yang kehausan lalu menolongnya dgn memberi air yang diambil dari sumur (ingat kembali kisah wanita pezina dari Bani Israil yg menolong anjing). Mengapa ia sampai rela masuk ke dalam sumur melepas sepatunya untuk memberi minum anjing? Sebabnya, tdk lain dan tdk bukan karena keikhlasan. Sangat kecil peluangnya dalam melakukan itu semua jika tidak didasari ikhlas. Pertama, tidak ada orang di situ yg melihat, ketika tidak ada yg melihat ini pertanda keikhlasan. Kedua, berat dia masuk ke sumur namun ia melakukan itu. Ketiga, dia beramal kepada anjing yg tidak bisa mengatakan terima kasih maka ini pertanda keikhlasan.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah engkau meremehkan amal kebajikan sekecil apapun, meskipun bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri." (HR. Muslim)

Kisah tentang kitab Imam Malik rahimahullah, seseorang bertanya "Mengapa dikasih judul Al-Muwaththa'?" Imam Malik menjawab "Maa kaana lillaahi fahuwa baaq (apa saja yang diniatkan karena Allah maka ia akan kekal)." Dan benar, kitab tersebut masih ada sampai sekarang.

Bisa jadi seseorang shalat bersebalahan, yg satunya pahalanya besar sekali yg satunya sedikit, karena niat yang ada di hatinya.

Amalan yg berat akan menjadi ringan ketika niatnya benar-benar ikhlas. Sahabat ketika pergi untuk jihad mereka seperti bertamasya, walau makan kurma hanya sebiji. Sampai-sampai juga nabi berkata kepada Bilal, "Ya bilal arihna bishshalah (wahai Bilal istirahatkan kami dengan shalat)." Bayangkan..

Namun kalau seseorang ibadah karena terpaksa atau tidak enak-an maka akan berat.. Ketika bersilaturrahim jangan karena tidak enak, tapi ikhlaslah.

Jadi tentang ikhlas ini dapat kita simpulkan menjadi 3 poin:
1. Nilai amalan bergantung pahala niat kita.
2. Besar kecilnya pahala ibadah tergantung karena niat kita.
3. Ringan beratnya ibadah tergantung niat kita.

Oleh karena itu jangan hati kita sepi karena niat, sebab baru sekedar niat yg baik, sudah ditulis kebaikan. Kalau kita tdk bisa melakukannya karena udzur maka sdh tercatat niat kita. Apa itu niat? Niat adalah tekad yg kuat.

Dalam surah Al-Insan ayat 8-11, seharusnya ketika beribadah, seseorang itu takut. Bukan mengatakan "Aku sudah lebih baik dari orang".

Bagaimana kita tahu kalau kita ikhlas? Kita merasa jangan-jangan amalan kita ini tidak diterima. Kalau ada orang yg mengatakan saya sudah bersedekah, dll, maka ini belum, keikhlasan ini butuh keikhlasan lagi. Ada seorang sahabat yang pernah mengatakan "Kalau saya tahu satu saja sujud saya diterima, maka itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.". Abu Hurairah radhiallahu 'anhu bertemu semua sahabat dan semua sahabat yg ditemuinya mengatakan "Saya takut kemunafiqan."

[2] BERAMAL AMALAN SESUAI TUNTUNAN ALLAH DAN RASUL-NYA

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد
"Barangsiapa mengamalkan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak." (HR. Muslim)

Ini merupakan syarat amal diterima yang kedua (yg pertama adalah ikhlas). Dalam Shahih Bukhari diceritakan bahwa ada 3 orang yang datang kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha untuk menanyaka bagaimana ibadahnya nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Singkat cerita ke-3 orang ini ingin berlebihan dalam beribadah. Salah seorang diantaranya ingin tidak menikah-menikah sehingga ia bisa terus beribadah, salah seorang lagi ingin begadang semalam suntuk agar bisa beribadah, dan salah seorang lagi ingin berpuasa terus menerus. Singkat cerita, akhirnya ketiga sahabat yang ingin berlebih-lebihan ini ditegur oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu nabi pun menjelaskan bagaimana nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri, melakukan praktik ibadah. Lalu nabi melanjutkan sabdanya, "Faman raghiba 'an sunnatii fa laisa minnii (siapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukan dari golonganku)."

[3] BERILMU SEBELUM BERAMAL

Ketika seseorang mau beribadah maka harus berilmu terlebih dahulu. Imam Bukhari mencantumkan judul bab dalam kitabnya dengan judul "Al-Ilmu Qablal Qauli wal 'Amal (Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal)."

Surga ada banyak pintu, maka kita harus tahu jalan ke pintu tersebut, maka ini butuh ilmu. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berjalan dalam rangka menuntut ilmu (agama) maka Allah akan mudahkan jalannya ke surga." (HR. Muslim)

Kalau kita belajar maka kita akan tahu.  Termasuk pertanyaan di kubur nanti; siapa Tuhanmu, siapa nabimu, dan apa agamamu.. Kita tidak akan bisa menjawabnya kalau kita tidak mengilmui dan mengamalkan ketika masih hidup.

[4] BERUSAHA MENGUASAI BAHASA ARAB

Dengan bahasa Arab kita bisa memaksimalkan doa-doa kita. Dengan bahasa Arab kita bisa memahami kitab ulama-ulama, kita bisa memahami firman-firman Allah yang berbicara ttg neraka atau ttg surga. Umar bin Khaththab pernah berkata, "Pelajarilah bahasa Arab karena ia bagian dari agama." Dengan mengetahui bahasa Arab, doa bisa lebih mudah dipahami dan dihayati. Terdapat hadits bahwa doa selalu diterima kecuali dari hati yg lalai.

Wallahu a'lam bi ash-shawab. Kata ustadz, sebenarnya masih ada poin lanjutannya namun waktunya tidak memungkinkan untuk dibahas kesemua poinnya. Semoga bermanfaat dan Allah menjadikan ini amal yang ikhlas. 

~~~
Ketintang - Surabaya,
17 Rabi' Ats-Tsani 1439 H/3 Januari 2018
~WA

Silahkan dishare ke yang lainnya.. :)

Kamis, 28 Desember 2017

Kajian Malam Kemis DS: Al-Ghuraba'

📋Catatan Kajian Rutin Malam Kemis
Ust. Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc.
di Pesantren Darush Sholihin, Gunungkidul.

MEREKA YANG TERASING 
(AL-GHURABA')

Orang-orang yg terasing, dianggap aneh untuk menjalankan agamanya. Bagaimana kita hidup di zaman ini? Kalau kita sendirian di kampung, menjalankan Islam, akan merasa seperti orang yang terasing. Kita berjenggot merasa terasing. Kita bercelana di atas mata kaki, juga terasing. Kalau di antara wanita ada yg menutup aurat secara sempurna dianggap terasing. Kalau pedagang jujur sekali dalam perdagangannya, dalam timbangannya, juga dianggap terasing. Ingin mengikuti ajaran sesuai tuntunan nabi shallallahu 'alaihi wasallam, terasing. Bahkan ingin menjauhi kesyirikan, kian terasing.

Islam datang dalam keadaan asing. Namun, nabi bersabda: "Thuuba lilghuraba", beruntunglah orang-orang yang terasing. Ingat kata Imam Syafi'i: "Ridhannaasi ghayatun la tudrak", menuruti keinginan manusia tidak akan pernah selesai, karena keridhaan manusia macam-macam. Carilah keridhaan Allah.

Hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

بدأ الإسلام غريباً وسيعود كما بدأ غريباً فطوبى للغرباء

"Islam datang dalam keadaan asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntunglah orang-orang yang asing (al-ghuraba')." (HR. Muslim)

Al-Qadhi 'Iyadh menyebutkan makna hadits tersebut, Islam datang dari segelintir orang kemudian Islam menyebar sampai kemana-mana kemudian mulai surut hingga tidak tersisa kecuali dari orang sedikit.

Di antara ajaran-ajaran nabi yang mulai asing misalnya kalau hujan deras kita menjama' shalat atau adzannya ditambahkan kalimat: "Shallu fi buyutikum". Misal lain adalah sutrah (pembatas shalat), sujud tilawah, dll. Dimana jika kita melakukan hal-hal seperti tersebut, kita dianggap aneh, padahal yang demikian adalah ajaran nabi.

"Thuuba" ditafsirkan dgn surga atau pohon besar yg ada di surga. Ini menunjukkan bahwa menjalankan syariat Islam butuh kesabaran ekstra. Orang yang menjalankan syariat Islam dgn murni; dzikir tidak buat dzikir yang baru, ibadah tidak buat yang baru, butuh sabar. Tidak perlu membuat-buat shalawat baru. Shalawat yg paling baik adalah shalawat yang ada di dalam shalat, yakni shalawat Ibrahimiyah. Terkadang ada pujian yg mengangkat nabi seakan-akan sebagai Tuhan atau bertawassul kepada nabi. Misal dalam shalawat yg baitnya berbunyi "Ya Rabbi bil musthafa balligh maqasidana", ini artinya menjadikan nabi shallallahu 'alaihi wasallam sebagai tempat bertawassul padahal tidak boleh bertawassul dgn orang yang sudah meninggal. Para sahabat tidak ada yang melakukan seperti ini.

Lalu ada yang pernah bertanya pada nabi: "Siapa itu Ghuraba?" Jawab nabi: "Ghuraba adalah orang yang berusaha memperbaiki manusia ketika rusak." (HR. Ahmad 4: 74, dha'if berdasarkan jalurnya) [Namun ada hadits semisal, juga diriwayatkan oleh Ahmad 1: 184 dengan sanad jayyid]

Di hadits lain, dari 'Abdullah bin 'Amr bin 'Ash, ada yang bertanya pada nabi: "Siapa itu Ghuraba?". Jawab nabi: "Ghuraba adalah orang-orang yang shaleh yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang menaatinya." (HR. Ahmad 2: 177, hasan lighairihi)

Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda: "Orang yg berpegang teguh pada agamanya seperti orang yg menggenggam bara api." (HR. Tirmidzi, hasan). Maknanya adalah orang yg menjalankan syariat seperti memegang barang api.

Sebagian salaf mengatakan, "Hendaknya engkau mengikuti jalan kebenaran. Jangan engkau berkecil hati dgn sedikitnya orang yang mengkuti jalan kebenaran tersebut. Hati-hatilah dengan jalan kebatilan. Jangan engkau tertipu dengan banyaknya orang yang mengikuti jalan kebatilan tersebut." (Madarij As-Salikin, 1: 22)

Bagaimana kiat-kiat agar bisa ISTIQAMAH?

Agar terus bisa istiqamah:
1. Mencari lingkungan yg baik
2. Memperbanyak doa
3. Cari terus majelis ilmu

Seseorang akan mencocoki teman karibnya, maka hendaknya ia mencari teman yang baik agar tetap istiqamah. Jangan lupa untuk panjatkan doa kepada Allah karena semuanya atas pertolongan Allah. Doa yg sering dibaca nabi shallallahu 'alaihi wasallam adalah: "Ya muqallibal qulub tsabbit qalbi ala dinik", "Wahai Dzat Yang Membolak-balikkan Hati, teguhkanlah aku di atas agama-Mu". Dan agar istiqamah, teruslah ngaji.

~~~
Gunungkidul, 11 Rabi' Ats-Tsani 1439 H/28 Desember 2017

Akhukum Fillah,
Wawan Ahmad

Link rekaman: https://www.youtube.com/watch?v=Y21eGis8e9s&feature=youtu.be