Alhamdulillah...
Satu kesempatan yang diberikan kapada kami
berempat untuk dapat hadir di forum internasional, bernama YIF (Youth
Involvement Forum) 2015. YIF 2015 ialah satu konferensi internasional tentang
kepemudaan yang pesertanya mahasiswa-mahasiswa dari Indonesia dan dari luar yang
diadakan di Yogyakarta, 11-13 Desember
2015. YIF ini diselenggarakan oleh IYF (Indonesia Youth Forum), salah
satu organisasi yang memiliki fokus pada kepemudaan Indonesia. Dalam forum YIF ini kita terfokus membahas
masalah keuangan, pendidikan, dan agama saja.
Yap, cerita sedikit.. Meski forum baru akan dimulai pada
Sabtu paginya kami sudah mulai berangkat Kamis malamnya ke Kota Jogja. Berbekal
sedikit keberanian dan rasa penasaran
tentang bagaimana sih forum internasional itu dan bagaimana Jogja itu (belum
pernah ke Jogja soalnya), kami memulai petualangan dengan berangkat menuju
terminal Bungurasih Surabaya (meski letaknya di Sidoarjo). Pada saat itu kami
bertiga dan yang satunya nyusul hari Jumat. Dan akhirnya tibalah di sana pagi
harinya sekira pukul 06.00. Masih ada
waktu, kami menyempatkan ke salah satu universitas terbesar di negeri ini, UGM, dan shalat Jumat disana. Setelah shalat Jumat kami menuju ke
lokasi menggunakan Trans Jogja dan taksi.
Forum dimulai pada hari sabtu mulai pukul
10.00 hingga pukul 23.00. Acara pembukaan dihadiri oleh Bapak Bambang Irianto
(Perwakilan Gubernur Yoogyakarta), Bapak
Wijayanto Samirin (Anggota Staff Pemerintah Pusat Bidang Ekonomi dan Finansial),
Bapak Amriza Isma (Ketua Indonesia Youth Forum), Mr. Shin Hyoung Sik & Mr.
Bruce Lee (Perwakilan IPYG Korea Selatan) dan perwakilan Telkomsel.
Setelah pembukaan, langsung dibuka sesi I yaitu materi dari Bapak Wijayanto
Samirin. Materi yang dibawakan dalam bahasa Inggris. Meski bahasa Inggris diri
ini pas-pasan sedikit-sedikit ada yang bisa dibawa pulang. Hehe.
Beliau menyampaikan bahwa generasi kita ini dihadapkan pada
dua hal, yaitu banyaknya kesempatan dan banyaknya tantangan. Banyak kesempatan
ini ditandai dengan semakin mudahnya mengakses informasi, teknologi mudah, dsb.
Dan di sisi lain memiliki banyak tantangan, misalnya persaingan yang makin
ketat, dampak negatif teknologi, dsb. Maka dibutuhkan yang namanya perjuangan
(struggle). Sebagai contoh Korea Selatan, pada tahun 60-an Korea Selatan
merupakan salah satu negara termiskin di dunia dan peminjam terbesar di dunia
pada Bank Dunia. Namun sekarang Korea Selatan malah sebagai penyumbang terbesar
di Bank Dunia. Apa yang terjadi? Beliau memberitahu bahwa jawabannya adalah
karena kerjasama dan kolaborasi pemerintah dengan rakyatnya..
Beliau juga menyampaikan beberapa motivasi,
diantaranya:
“Jika jalannya susah berarti anda berjalan di atas yang
benar (contohnya jujur ketika ujian, pasti tidak mudah bukan?) dan jika jalannya mudah
berarti anda berada di atas kesalahan (misal menyontek ketika ujian/cheating, gampang kan?)”
Adapula kata-katanya yang seperti ini:
“Keberhasilan ialah ketika anda berusaha dan jujur, meskipun
nilainya jelek.”
Ini bukan berarti nilai jelek yang diharapkan sehingga orang akan bermasa
bodoh. Tidak!! Namun, yang diharapkan ialah anda berusaha semaksimal mungkin
terlebih dahulu sesuai kemampuan anda. Maka apapun hasilnya, anda adalah orang
yang berhasil. Jujur, saya sangat sependapat dengan kata-kata ini. ^^
Beliau juga menyampaikan tips bisa bahasa Inggris adalah
sering membaca keras kalau pakai bahasa Inggris. Ini bukan saja untuk
mengetahui ide tapi juga untuk memfamiliarkan kata-kata tersebut di mulut dan
lidah kita. Dan jika ingin ke luar negeri, dua syarat utamanya: Bahasa
Internasional dan Passport. (Benar juga yah? :D)
Setelah berakhir materi I lalu dilanjut materi II tentang
terorisme oleh bapak Wawan Purwanto (Staff BNPT). Beliau menyampaikan definisi
tentang usia yang disebut pemuda atau ‘youth’ itu:
Menurut WHO, pemuda adalah mereka yang berusia 10-24 tahun. Menurut Bank Dunia, 12-24
tahun. Sedangkan Kemenpora, 15-24 tahun.
Sebagai agen perubahan, pemuda memiliki:
1. Keinginan/hasrat/impian yang sangat tinggi (the greatest
‘egoistic’ desires (dreams))
2. Mudah berubah karena pengaruh lingkungan (moved by the ‘urge’
of environment)
Kedua kecenderungan di atas memiliki dampak yang negatif dan
positif. Maka poin satu dan dua seharusnya selalu diarahkan ke hal yang
positif.
Beliau banyak menyampaikan masalah-masalah tentang
terorisme. Diantaranya:
47,3% terrorisme berasal dari kaum muda (21-30 tahun).
1 dari 14 pelajar di Jakarta dan Bandung setuju dengan ISIS.
Ada kata-kata beliau yang sempat masuk dalam catatan yang ku tulis,
“Hidup adalah perjuangan. Kalau tidak mau berjuang ya tidak usah hidup.” :D
Setelah kedua materi tersebut. Ada lagi satu materi yang disampaikan oleh pihak IPYG (International Peace Youth Group) yang dibawakan oleh Mr. Shin Hyoung Sik & Mr. Bruce Lee. Beliau memutar satu video tentang apa itu IPYG, programnya apa, tujuannya bagaimana, dsb. Lalu dibuka tanya jawab tentang IPYG ini. Intinya nih, yang bisa saya simpulkan bahwa IPYG ini adalah organisasi dunia non-pemerintahan (NGO) yang fokus mengampanyekan perdamaian dunia yang pusatnnya di Korea Selatan. IPYG ini aktif membuat kampanye-kampanye atau forum-forum internasional yang dihadiri puluhan atau ratusan negara yang fokusnya mengajak perdamaian dunia, agar dunia damai.
Ada satu hal yang bertarung di pikiran saya, dan ini sempat saya tanyakan ke Mr. Bruce Lee secara personal mengenai hubungan Korea Selatan dan Korea Utara yang panas, bahkan sangat sulit untuk damai. Bagaimana peran IPYG dalam masalah ini?? Apa jawabnya?
Mr. Bruce langsung menyilangkan lengannya dan menghadapkannya ke saya yang artinya tidak bisa. Hehe. Maksudnya IPYG sulit masuk dalam masalah ini karena ini sudah berhubungan langsung dengan kedaulatan kedua negara. Intinya IPYG hanya bisa mengampanyekan saja pada masalah ini dan memberi solusi-solusi perdamaian melalui forum-forumnya.
Oke, setelah tiga materi di atas maka peserta dipecah menjadi
tiga bagian untuk fokus membahas satu bidang kajian masalah. Tiga bagian
tersebut adalah masalah agama, pendidikan, dan keuangan. Tiga bagian ini
kemudian masing-masing mereka mencari permasalahan dan solusinya masing-masing.
Setelah selesai kemudian dikumpul dalam satu forum lagi untuk
mempresentasikannya di seluruh peserta forum. Saya dan temanku sealmamater, Rizal, di bidang Agama sedangkan Ilmi dan 'mas' Ibrahim di bidang Pendidikan. Hingga waktu menunjukkan pukul 11 malam presentasi belum jua selesai
akhirnya panitia IYF memutuskan untuk mengakhiri presentasi dan solusi-solusi
permasalahan dikumpulkan ke panitia langsung, yang nantinya akan disampaikan ke
pemerintah oleh panitia.
Keesokan harinya ialah waktu yang ditunggu-tunggu oleh
peserta, yakni City Tour dan Peace Walk. :D
Peace Walk dibuka oleh perwakilan Menpora di Tugu Jogja.
Lalu dilanjutkan dengan pembacaan Deklarasi Perdamaian Dunia oleh Mr. Shin
Hyoung Sik dalam bahasa Korea dan terjemahan Indonesianya oleh panitia YIF.
Setelah pembacaan deklarasi, lalu dimulailah Peace Walk-nya. Rutenya melalui
Jl. Malioboro menuju ke Kraton Jogja sekitar 2 km. Untungnya cuacanya agak
sedikit berawan sehingga tidak terlalu panas.
Setelah sampai di Keraton Jogja, kebetulan ada pameran
pusaka keraton yang diadakan tiap tahun sekali. Setelah berkeliling keraton,
lalu dilanjutkan ke Candi Prambanan di Sleman. Ini kali pertamanya saya masuk
ke kompleks candi. Biasanya hanya melihat-lihat saja di buku atau
gambar-gambar.
Setelah berkeliling candi. Kita kembali ke LPMP Jogja
sorenya. Sebenarnya masih ada acara penutupan pada malamnya yang Menpora Imam
Nahrawi akan menghadirinya namun berhubung hari Senin esoknya saya ada kuliah
pagi dan perjalanan membutuhkan waktu sekitar 8 jam akhirnya saya memutuskan
pulang duluan ke Surabaya. Begitupun dengan temanku semuanya tidak ada yang
ikut penutupan hingga selesainya acara. Hihi..
Akhirnya tibalah di Surabaya paginya dan mengikuti kuliah.. Amazing experience..
**Demikian catatan ini…
Sebenarnya catatan ini ingin ku tulis setelah kegiatan namun
sepulang dari sana, tempaan tugas-tugas kuliah silih berganti menghantam-hantam
sehingga sulit fokus menulis catatan seperti ini. Akhirnya baru terbit jua
setelah dua bulan lebih. Ya sudahlah. Semoga hari-hari kita selalu
berbahagia..
Sedikit kenang-kenangan dari sana:
Di halaman LPMP Jogja
Sambutan oleh perwakilan Pemerintah DIY (Bapak Bambang Iriyanto)
Mr. Shin Hyoung Shik menyampaikan tentang IPYG dan Mr. Bruce Lee menerjemahkannya dalam bahasa Inggris
Mr. Bruce Lee menjawab pertanyaan-pertanyaan
Peserta mahasiswa Unesa berfoto dengan Mr. Bruce Lee dan Mr. Shin Hyoung Sik :D
Di Tugu Jogja
Pembacaan Deklarasi Perdamaian oleh Mr. Shin di Tugu Jogja
Aksi Peace Walk (Tugu Jogja-Malioboro-Keraton Jogja)
Eciee di Malioboro :D
Peserta Peace Walk menandatangani persetujuan perdamaian dunia :)
Di kompleks Candi Prambanan
Mas Ibrahim di Candi Prambanan :D
Peserta dari Universitas Negeri Surabaya (Ibrahim, Rizal, Saya, dan Ilmi) :)
Di acara penutupan menjelang kepulangan
Thank you very much, hope this adventure still continue,,
Kampus Ketintang Unesa, 20 Februari 2016