Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Minggu, 20 Maret 2016

Penjelasan Kitabul Jami' Bab Adab Hadits Ke-3

 Ustadz Firanda Andirja, MA
 Kitābul Jāmi' | Bulūghul Māram
 Hadits ke-3 | Hakekat Kebaikan dan Dosa (bagian 1)


بسم اللّه الرحمن الرحيم
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kita lanjutkan ke hadits berikutnya :

وَ عَنِ النَّوَّاسِ ابْنِ سَمْعَانَ رضي اللّه عنه قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم عَنِ الْبِرِّ وَ اْلأِثْمِ فَقَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ اْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاس

Dari sahabat Nawwas bin Sam'an  radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu  beliau berkata:
Aku bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang makna AlBirr (yaitu kebajikan) dan itsm (yaitu dosa)-Apa itu kebajikan? Apa itu dosa?. Maka Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam berkata AlBirr (kebajikan) adalah akhlaq yang mulia. Adapun dosa yaitu apa yang engkau gelisahkan dihatimu dan engkau tidak suka kalau ada orang yang mengetahuinya.
(Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim).

Ikhwan dan akhwat sekalian yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Sahabat ini bertanya kepada Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam tentunya agar dia bisa beramal dan demikianlah adab seorang yang hendak bertanya maka dia niatkan tatkala dia belajar adalah untuk diamalkan. Dan yang ditanya oleh sahabat ini adalah pertanyaan yang sangat indah, tentang apa sih hakikat kebajikan dan apa sih hakikat dari pada dosa.

Adapun jawaban Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam berkaitan dengan hak kebajikan, kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam : husnul khuluq (akhlaq yang mulia).

Padahal kita tahu bahwasanya kebajikan itu mencakup banyak sekali perkara. Semua kebaikan adalah kebajikan. Tetapi kenapa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengkhususkan penyebutan husnul khuluq (akhlaq yang mulia) ? Ini menunjukkan akan keutamaan dan keistimewaan akhlaq yang mulia.

Karenanya sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam ini mirip seperti sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
الْحَجُّ عَرَفَةُ
"Haji adalah arofah."

Artinya apa ? Inti daripada ibadah haji adalah wukuf di padang arofah. Bukan berarti haji cuma wukuf di padang arofah saja, tidak. Ada namanya thowaf, ada namanya sa'i, ada namanya ihram, ada namanya ibadah-ibadah yang lain (lempar jamarat, mabit di Mina, mabit di Muzdalifah). Ini semua merupakan rangkaian ibadah haji.

Tetapi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengkhususkan penyebutan wukuf di padang arofah karena dia adalah inti dari pada ibadah haji.

Sama seperti albirru husnul khuluq (kebajikan adalah akhlaq yang mulia). Artinya apa ? Akhlaq mulia memiliki kedudukan yang sangat tinggi dalam Islam. Oleh karenanya kalau kita ingin melihat dalil-dalil tentang akhlaq yang mulia sangat banyak.

Seperti sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لَيْسَ شَيْءٌ أَثْقَالُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ

"Tidak ada suatu yang lebih berat dari pada akhlaq yang mulia dalam timbangan pada hari kiamat."

Ini menunjukkan kalau seseorang memiliki akhlaq yag mulia maka akan sangat memperberat timbangan kebajikannya.  Di hari yang sangat dia butuhkan kebaikan itu tatkala hari kiamat kelak.

Contohnya juga Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan dalam haditsnya :
إِنَّ رَجُلَ لَيُدْرِكُ بِحُسْنِ خُلُقِهِ دَرَجَةَ الصَّائِمِ القَائِمِ

"Sesungguhnya seorang dengan akhlaqnya yang mulia bisa meraih derajat orang yang senantiasa berpuasa sunnah dan senantiasa shalat malam."

Orang ini mungkin dia jarang shalat malam, mungkin dia jarang puasa sunnah. Tetapi dia akhlaqnya mulia, orang senang dekat sama dia, orang bahagia duduk sama dia, orang senang mendengar wejangan-wejangannya. Orang senang mendapatkan bantuannya. Maka meskipun dia jarang shalat malam meskipun dia jarang berpuasa sunnah namun dia mendapat pahala orang-orang seperti itu. Kenapa? Bihusni khuluqihi, dengan akhlaqnya yang mulia. Dan lihatlah sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam :

 أَقْربكمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحاسنكمْ أَخْلَاقًا

"Orang yang paling dekat kedudukannya denganku pada hari kiamat adalah yang paling baikakhlaqnya."

Jika anda ingin dekat dengan Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pada hari kiamat, perbaiki akhlaq anda. Karena Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan yang paling dekat dengan aku adalah yang paling baik akhlaqnya.

Ini menunjukkan keutamaan dan keistimewaan akhkaq yang mulia, dia adalah amalan yang spesial. Jangan kita sangka amalan itu hanyalah shalat, hanyalah puasa, hanyalah zakat. Akhlaq yang mulia adalah amalan yang sangat spesial yang sangat mulia disisi Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam.

Apabila seseorang berusaha menghiasi dirinya dengan akhlaq yang mulia, jangan seorang mengatakan :

"Saya tidak bisa merubah akhlaq saya".
"Saya memang begini modelnya".
"Saya diciptakan begini modelnya, tabiat saya memang seperti ini".

Kalau akhlaq tidak bisa dirubah, buat apa hadits-hadits yang begitu banyak tentang akhlaq yang mulia?. Buat apa ayat-ayat Allah turunkan tentang memotivasi orang-orang berakhlaq mulia?

Ini menunjukkan akhlaq bisa dirubah. Seorang yang pelit bisa jadi orang dermawan. Seorang yang pemarah bisa jadi seorang yang penyabar. Jangan sampai seorang mengatakan :

"Saya memang suka marah",
"Saya memang temperamental".
Jangan!
"Saya begini tipenya".
Seperti itu orang bisa merubah akhlaqnya.

Oleh karena dalam hadits Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِي أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

"Aku menjamin istana di bagian atas surga bagi orang yang terindah akhlaqnya."

Dalam riwayat lain :
لِمَنْ حَسُنَ خُلُقُهُ

"Bagi orang yang memperindah akhlaqnya."

Berarti akhlaq itu bisa diperoleh, bisa diraih.

Dalam hadits kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

مَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ الله

"Barangsiapa yang berusaha bersabar maka Allah akan jadikan dia penyabar."

Orang yang pemarah bisa jadi penyabar.

Karenanya para hadirin yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla. Inilah keutamaan keistimewaan akhlaq mulia.

Para ulama menyebutkan diantara akhlaq mulia sebagaimana perkataan Ibnul Mubaarok : Akhlaq mulia terkumpul pada 3 perkara :

طَلاَقَةُ الوَجه ، وَبَذْلُ المَعروف ، وَكَفُّ الأذَى

"Yaitu wajah yang sering berseri-seri, senyum. Kemudian mudah untuk berbuat baik kepada oranglain dan tidak mengganggu oranglain."

Ini 3 rukun akhlaq :
Wajah sering berseri-seri, murah senyum kepada oranglain, artinya tidak merendahkan dan tidak menghinakan orang lain.
Ringan tangan untuk membantu orang lain.
Tidak mengganggu orang lain.

In syaa'  Allah kita akan lanjutkan lagi pada halaqoh berikutnya.

Wabillaahit taufiq.
Assalaamu'alaykum warahmatullah wabarakaatuh.

~~~~~~~

 Ustadz Firanda Andirja, MA
 Kitābul Jāmi' | Bulūghul Māram
 Hadits ke-3 | Hakekat Kebaikan dan Dosa (bagian 2)


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kita masuk pada halaqah yang ke-5, masih bersama hadits

عَنِ النَّوَّاسِ ابْنِ سَمْعَانَ رضي اللّه عنه قَالَ سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللّهِ صلّى اللّه عليه وسلّم عَنِ الْبِرِّ وَ اْلأِثْمِ فَقَالَ اَلْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَ اْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ (أخرجه مسلم)

Dari shahābat Nawās bin Sam'ān radhiyallāhu Ta'ālā 'anhu, dia berkata: Aku bertanya kepada Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam tentang kebajikan dan tentang dosa. Kebajikan adalah akhlaq yang mulia. Dan dosa adalah apa yang membuat hatimu gelisah dan engkau tidak suka kalau orang-orang melihat apa yang engkau lakukan tersebut. (HR. Imam Muslim dalam Shahīhnya).

Telah kita bahas pada pertemuan sebelumnya tentang makna al-birru husnul khulūq (kebajikan adalah akhlaq yang mulia).

Dan pada kesempatan kali ini kita akan membahas potongan hadits yang ke-2 yaitu tentang dosa.

وَاْلأِثْمُ مَا حَاكَ فِى صَدْرِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

Dosa adalah apa yang menggelisahkan engkau dihatimu. Dan engkau tidak suka jika orang-orang melihat kau melakukannya.

Hadits ini menjelaskan tentang barometer untuk mengenal dosa. Tentunya, dosa-dosa adalah melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Untuk mengenal dosa, kita bisa melihat dengan mempelajari Al-Qurān dan sunnah-sunnah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam;

■ Apa yang dilarang oleh Allāh dalam Al-Qurān maka itu adalah dosa.
■ Apa yang dilarang oleh Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam hadits-haditsnya maka itu adalah dosa.

Namun terkadang, ada perkara yang kita lakukan yang kita tidak sempat untuk melihat/mengecek dalilnya atau kita tidak tahu dalilnya. Tetapi tatkala kita hendak melakukannya muncul kegelisahan dalam dada kita dan muncul ketidaktenangan dalam hati kita tatkala kita hendak melakukannya, ingatlah ini merupakan ciri dosa.

Karena dalam hadits ini Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menyebutkan barometer dan indikator untuk mengenal dosa, Beliau menyebutkan 2 ciri, yaitu :

⑴ Menjadikan dadamu gelisah
⑵ Engkau tidak suka untuk dilihat oleh orang lain

Kalau anda melakukan suatu perkara kemudian anda merasa tenang, hati tidak merasa gelisah dan kalau orang lain tahu pun tidak jadi mengapa, maka ini bukan dosa.

Tapi tatkala anda melakukan sesuatu, kemudian ternyata hati anda gelisah atau tidak tenang dan tidak ingin orang lain (tetangga/sahabat/istri atau ustadz kita) tahu, maka ini merupakan ciri dosa, maka berhati-hatilah. Dan sebaiknya kita meninggalkan perkara yang menimbulkan ketidaktenangan tersebut.

Namun ingat kata para ulama, hadits (sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam) ini berkaitan dengan orang yang hatinya masih sesuai dengan fitrah, bukan orang-orang yang melakukan kemaksiatan yang fitrahnya sudah rusak, yang membanggakan kemaksiatan-kemaksiatan yang mereka lakukan, tidak punya malu. Tentu hadits ini tidak berlaku bagi mereka, seperti:

• orang-orang yang memamerkan aurat mereka
• orang-orang yang minum khamr dihadapan banyak orang
• orang-orang yang bangga dengan kejahatan-kejahatan/maksiat-maksiat yang mereka lakukan
• orang-orang yang terkadang menshooting diri mereka tatkala mereka sedang bermaksiat, sedang berzina lalu mereka sebarkan di dunia-dunia maya.

Ini semua tidak berlaku bagi mereka disini karena fitrah mereka telah rusak.

Adapun hadits ini berlaku untuk orang yang masih punya rasa malu, yang fitrahnya masih baik. Maka untuk mengenal dosa atau tidak, maka dia memiliki 2 ciri/indikator:

⑴ Hatinya tidak tenang
⑵ Dia tidak suka kalau ada orang yang melihatnya

Oleh karenanya ikhwan akhwat sekalian yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Sebagian ulama menjadikan hadits ini sebagai dalil bahwasanya dosa itu pasti mendatangkan kegelisahan. Sebagaimana penjelasan Ibnul Qayyim rahimahullāhu Ta'āla:

Barang siapa yang bermaksiat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla pasti dia gelisah, pasti dia tidak tenang. Sebagaimana kalau orang yang mengingat Allāh :

ِ ۗأَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Ketahuilah dengan mengingat Allāh maka hati menjadi tenang. (Ar-Ra'du:28)

Maka kebalikannya, kalau lupa dan maksiat kepada Allāh, maka pasti mendatangkan kegelisahan & gundah gulana, hatinya tidak tenang & tidak tentram sampai dia bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Semoga Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjauhkan kita dari segala dosa. Dan semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang tawwābīn, yaitu jika kita berdosa segera kita bertaubat kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Demikianlah.

وبالله التوفيق والهداية

Sampai bertemu pada halaqoh berikutnya.

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

_________________

Sumber: Grup WA "Bimbingan Islam"
www.bimbinganislam.com
fb.com/TausiyahBimbinganIslam

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar