Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Kamis, 31 Maret 2016

Luruskan dengan Cara yang Lurus...

بسمــ اللّه الرحمنــ الرحيمـ‍ـ
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على نبينا محمد و على آله وصحبه أجمعين أما بعد

Meluruskan dengan cara yang lurus..

Membetulkan dengan cara yang betul..

Membenarkan dengan cara yang benar..

Ini salah satu etika yang amat disayangkan kurang diperhatikan oleh mereka yang ingin ber-amar ma'ruf dan nahi munkar.

Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah pernah menyampaikan nasehatnya:

لِيَكُنْ أَمْرُك بِالْمَعْرُوفِ مَعْرُوْفًا وَلاَ يَكُنْ نَهْيُك عَنْ الْمُنْكَرِ مُنْكَرًا

"Hendaklah engkau ber-amar ma'ruf dengan cara yang ma'ruf dan jangan sampai engkau ber-nahi munkar dengan cara yang mungkar."

Ber-amar ma'ruf, memerintahkan kepada yang baik, bagus tidak ?

Bagus !

Nahi munkar, mencegah dari yang mungkar, bagus tidak ?

Bagus !

Tapi..

CARA-nya perlu diperhatikan.

Jangan sampai kita menyuruh kepada yang baik tetapi caranya tidak baik.

Dan juga jangan sampai kita mencegah dari kemungkaran tapi justru caranya juga mungkar.

Inilah fiqih amar ma'ruf nahi munkar.

Kita perlu ber-amar ma'ruf dan harus bahkan ber-nahi munkar, tetapi kita harus memperhatikan caranya.

Syaikhul Islām, tidak cukup sampai hanya sekedar memberikan teori, tetapi beliau mempraktekkannya.

Pernah suatu saat beliau berjalan beserta murid-muridnya.

Ketika memulai berjalan, beliau melewati segerombolan orang-orang Qatar yang sedang asyik mabuk-mabukan.

Kemudian Syaikhul Islām lewat begitu saja tanpa ber-amar ma'ruf atau ber-nahi munkar, tanpa mencegah (mengingkari) perbuatan-perbuatan mungkar tersebut (minum minuman keras, mabuk-mabukan)..mungkar!

Setelah lewat, murid-muridnya bertanya:

"Wahai guru, bukankah engkau melihat adanya kemungkaran tadi?"

Syaikh: "Ya saya melihat."

Murid: "Bukankah itu kemungkaran?"

Syaikh: "Betul, itu kemungkaran."

Murid: "Terus kenapa engkau tidak ingkari? Bukankah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah bersabda :

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ

"Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah dia merubahnya."

(HR. Muslim no. 49 dari Abū Sa'īd Al-Khudriy)

Bukankah Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan seperti itu?"

Apa kata Syaikhul Islām-seorang yang bijak ?

Beliau mengatakan:

"Wahai murid-muridku, mereka sedang mabuk-mabukan, mereka sedang minum minuman keras dalam keadaan tidak sadar.

Kira-kira kalau misalnya saya tegur mereka, saya larang mereka saat itu juga..

Apa kira-kira yang akan timbul?

Mereka akan marah..

Terus kalau mereka marah, mereka akan ngapain ?

Kalau mereka marah, ketahuilah wahai murid-muridku, mereka akan membunuhi kaum Muslimin."

Lalu kata beliau: "Nah, murid-muridku, lebih parah mana kemungkaran antara mabuk-mabukan yang itu kaitannya dengan mereka dengan membunuh yang kaitannya nyawa, lebih munkar mana?"

Sang muridpun mereka berpikir, duduk terpekur sambil berkata:

"Ya jelas, wahai guru, yang lebih mungkar adalah membunuh."

Nah !

Kata Syaikhul Islām:

"Jangan sampai kita itu ber-nahi munkar mencegah kemungkaran kemudian menimbulkan kemungkaran yang lebih besar."

Ini adalah pelajaran yang sangat berharga yang diajarkan oleh salah seorang ulama Islam yang sangat tersohor, Syaikhul Islām Ibnu Taimiyyah rahimahullāh.

Maka sebelum anda ber-amar ma'ruf nahi munkar, perhatikan cara anda..

Jadikanlah amar ma'ruf anda dengan cara yang ma'ruf..

Dan jangan sampai nahi munkar anda dengan cara yang mungkar.

Selamat mencoba !

والله تعالى أعلم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


✒ Ustadz 'Abdullāh Zaen, MA

 _________________

Sumber: Grup WA "Bimbingan Islam"
www.bimbinganislam.com
fb.com/TausiyahBimbinganIslam

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar