Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Senin, 22 Mei 2017

Ramadhanku BaPer (Bawa Perubahan)


Bismillaahirrahmaanirrahiim...

Sedikit yang bisa ana wariskan dari Penataran Seputar Ramadhan (PSR) kemarin di Masjid Baitul Makmur 1 Unesa [Ahad, 25 Sya'ban 1438 H/21 Mei 2017]. Iya sekarang lagi ramai-ramai nih tulisan WARISAN. Ya ana nyoba nulis "warisan" juga, siapa tau ada manfaatnya.

✏ Materi I: Bukan Ramadhan Biasa
Oleh Ustadz Ridwan Hamidi, Lc., M.P.I., M.A.
(Ketua MIUMI Yogyakarta, Alumni Fakultas Dakwah dan Ushuluddin MIU KSA)

Terdapat 3 tingkatan orang-orang yang berpuasa:

1. Puasa umum
Orang yang berada di tingkatan ini, puasanya hanya sekedar menahan lapar dan haus saja. Di pikirannya adalah bagaimana agar ia tidak sampai makan dan minum, dan melakukan pembatal puasa yang lain. Di saat-saat yang penuh rasa lapar, jika ia melihat potongan-potongan kayu maka ia akan memandangnya seperti wafer. Saat melihat sabun sunlight seolah-olah melihat sirup yang manis, dan lainnya. Hehe, ini sekedar guyonan dari ustadz. Intinya orang-orang di tingkatan ini memandang bahwa puasanya sukses jika ia mampu menahan untuk tidak makan dan minum dari subuh hari hingga maghrib.

2. Puasa khusus
Tingkatan berikutnya adalah tingkatan puasa khusus. Orang-orang yang berada di tingkatan ini sudah baik insyaallah, memandang puasanya tidak cukup dengan menahan makan dan minum, namun semua inderanya juga harus dipuasakan. Mulutnya dipuasakan dari bercerita tentang keburukan orang lain, matanya dipuasakan dari melihat hal-hal yang haram, telinganya dipuasakan dari hal-hal yang haram, kaki dan tangannya dipuasakan dari yang haram. Semuanya indera-inderanya dipuasakan dari berbuat yang haram. Ini adalah puasa di tingkatan khusus.  

3. Puasa khususil khusus
Tingkatan berikutnya yang paling tinggi adalah puasa khususil khusus. Orang-orang di tingkatan ini tidak hanya mempuasakan indera-inderanya dari hal-hal yang haram, namun juga mempuasakan hatinya dari pikiran-pikiran duniawi, angan-angan yang fana, dan segala sesuatu yang dapat memalingkan hatinya dari Allah subhanahu wa ta'ala.

Semoga kita semua dapat mencapai tingkatan khususil khusus atau paling tidak di tingkatan khusus ketika puasa Ramadhan nanti, insyaallah. Allahul musta'an.

Agar Ramadhan tidak biasa-biasa saja, maka perlu beberapa persiapan. Hal ini agar kita nantinya menjadi alumni-alumni Ramadhan yang mendapat nilai tinggi. Karena Ramadhan seperti tempat tes ujian yang mana akan melahirkan alumni-alumninya.

••Pertama, Berdoa. Perbanyak berdoa agar kita disampaikan kepada bulan Ramadhan. Perbanyak juga berdoa agar kita diberikan taufiq, keikhlasan, dan kekuatan agar bisa melakukan amalan-amalan yang diperintahkan di bulan Ramadhan. Berdoa pula agar target-target yang kita buat dapat dipermudah terwujudnya oleh Allah. Intinya semua kebaikan-kebaikan, kita perbanyak doanya kepada Allah agar segala urusan tersebut dimudahkan oleh Allah dan mudah-mudahan Allah juga menerima amal tersebut.

••Kedua, Persiapan Ruhiyah. Sebelum Ramadhan, usahakan kita sudah melatih ruhiyah kita. Seperti melatih diri kita untuk menghindari maksiat, meninggalkan perkara-perkara yang tidak bermanfaat, menambah kualitas dan kuantitas ibadah, memperbanyak baca Al-Qur'an, dll.

••Ketiga, Persiapan Jasadiyah. Jasad atau tubuh kita juga perlu dipersiapkan. Misal dengan berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya. Hal ini bertujuan agar fisik kita prima ketika menjalankan puasa atau ibadah-ibadah di bulan Ramadhan.

••Keempat, Persiapan Tsaqafiyah. Pengetahuan tentang Ramadhan dan hukum-hukum dalam Islam tentang puasa dan ibadah-ibadah di bulan Ramadhan perlu kita ketahui juga. Persiapan ini bisa dengan membaca buku-buku tentang ibadah-ibadah di bulan Ramadhan atau dengan mendengarkan ceramah-ceramah. Intinya, seyogyanya kita tahu hukum-hukum yang terkait dengan puasa, tarawih, dan ibadah-ibadah yang ada di bulan Ramadhan. Insyaallah ada di Materi II.

••Kelima, Persiapan Maaliyah. Persiapan harta ini dimaksudkan agar di bulan Ramadhan kita memperbanyak sedekah, membayar zakat, dan untuk menunjang keterlaksanaan ibadah-ibadah selama bulan Ramadhan.

••Keenam, Atur jadwal. Aturlah jadwal dengan baik yang memungkinkan target-target yang dibuat dapat tercapai, ibadah-ibadah tertata dengan baik, dan aktivitas sehari-hari dapat tetap terlaksana.

✏ Materi II: Fiqh Puasa dan Taraweh
Oleh Ustadz Ayyub Soebandi, Lc.
(Dosen STIBA Makassar, Alumni Fakultas Hadits MIU)


(Penjelasan berdasarkan madzhab Syafi'i)

✏ Materi III: Muliakan Dirimu dengan Al-Qur'an di Bulan Ramadhan
Oleh Ustadz Haedar Ali Imran, S.Sy.
(Ketua DPD Wahdah Islamiyah Surabaya, Alumni STIBA Makassar)

•Dalam sebuah hadits shahih, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bacalah Al-Qur'an, kelak pada hari kiamat ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya." (HR. Muslim)

•Sebagai kalamullah, di dalam Al-Qur'an terkumpul begitu banyak sekali kebaikan. Dan Al-Qur'an bukanlah perkataan biasa. Bahkan salah satu gembong kafir Quraisy pada saat itu, Walid bin Mughirah, mengakui bahwa Al-Qur'an ini bukanlah perkataan manusia biasa dan bukan pula perkataan jin. Dan pujian-pujian lain terhadap Al-Qur'an, seperti rasanya yang sangat manis dan susunannya yang sangat indah. Padahal itu dikatakan oleh ahli syair dan tokoh kafir Quraisy, Walid bin Mughirah. Jika demikian betapa luar biasanya Al-Qur'an.

•Balasannya pun sagat besar. Saat kita membaca Alif Lam Mim maka ganjarannya adalah 3 huruf x 10 kebaikan. Yup, 30 kebaikan. Bagaimana jika satu baris, atau satu surat? Dan bagaimana lagi jika dibaca di bulan Ramadhan yang amal kebaikan dilipatgandakan berlipat-lipat? Apa tidak rugi jika kita menyia-nyiakan bonus besar ini..? Sepertinya rugi besar..
 
•Al-Qur'an haruslah membawa perubahan. Diantara keajaiban Al-Qur'an adalah orang-orang tidak dapat mengubah isi Al-Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu tapi Al-Qur'an dapat mengubah kehidupan orang-orang sejak itu juga. Seperti kisah masuk Islamnya Umar bin Khaththab yang kala itu merupakan salah satu musuh Islam yang paling keras. Namun ia luluh juga dan akhirnya masuk Islam setelah membaca awal-awal surat Taha. Dengan masuk Islamnya Umar akhirnya menambah kekuatan kaum muslimin dan juga menjadi kabar terkabulnya do'a Nabi saat beliau berdoa: "Ya Allah, muliakanlah Islam dari salah satu di antara dua 'Umar (yakni 'Umar bin Khaththab dan 'Umar bin Hisyam -Abu Jahl-)". Dan akhirnya 'Umar bin Khaththab lah yang terpilih. Oleh karenanya jika kita ingin berubah maka mendekatlah kepada Al-Qur'an dan resapi maknanya, lalu kita amalkan..


••Ada sebuah pertanyaan bagus yang ditanyakan seorang peserta:
Bagaimana tips menghafal Al-Qur'an?
Jawab:
1. Ikhlas karena Allah ta'ala
2. Mujahadah/bersungguh-sungguh
3. Bersabar
4. Menentukan waktu-waktu dimana kita mudah untuk menghapal


Sekian semoga "warisan" yang sedikit ini dapat bermanfaat. Semoga Allah menerima amal ibadah kita dan menjadikan kita hamba-hambaNya yang mukhlashiin. Aamiin..
 
_____


Malam Selasa @Ketintang (saat MTQ Unesa)
Surabaya, 27 Sya'ban 1438 H/22 Mei 2017
#H-4 Ramadhan

Sumber: @ukkiunesa
Sumber: @infokom.ukki

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar