Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Rabu, 24 Februari 2016

Belajar Ikhlas dari Gula

Bismillahirrahmanirrahim..

Ikhlas. Bagaimana memanajemen ikhlas? Kita dapat belajar dari gula. Ya, gula.
Kita pasti sudah tahu tentang benda yang berasal dari tebu ini.

Tatkala kita memesan es teh di warung, apa kita mengatakan "es teh gula"? Tidak, kita mengatakan "es teh manis".
Saat kita memesan terang bulan, kita mungkin mengatakan "terang bulan manis", bukan "terang bulan gula".
Saat kita membeli jus, kita dengan entengnya mengatakan jus dengan nama buahnya (tanpa mengatakan gula), namun ketahuilah jika tidak ada gula dua sendok makan disitu jus tersebut rasanya hambar.
Saat gula kita tuangkan dalam secangkir kopi kita tidak menyebutnya "kopi gula", tapi "kopi manis".
dan lain-lain..
Bahkan, saat kita menikmati 'manisan', padahal itu semua gula.

Namun, apakah gula berhenti menjadi gula ketika namanya tidak disebut? Ternyata tidak.

Belajarlah dari gula, ia tidak mengharapkan namanya disebut namun terus memberi rasa manis.
Sebaliknya, saat ada yang kena penyakit diabetes, orang-orang mengatakan "penyakit gula".

Namun itulah gula, selalu memberi yang ia miliki meskipun orang-orang tidak menyebut-nyebutnya.
Begitupun seharusnya seorang muslim jika memberi maka satu-satunya yang dia harapkan ialah wajah Allah. Tidak mengharapkan ucapan terima kasih dan balasan.

Karena ketika yang diharapkan adalah ucapan terima kasih dan balasan maka ketika keduanya tidak datang maka akan membuat si pengharap akan kecewa. Inilah cerminan ketidakikhlasan.

Adapun ketika yang diharapkan adalah wajah Allah maka inilah cerminan keikhlasan. Karena merupakan janji Allah akan menerima segala amal yang ikhlas dan tentunya sesuai yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabat. Maka tidak akan ada kecewa dari si pemberi karena ia telah yakin niatnya memberi telah benar dan pasti amalannya diterima.

Sebagaimana firman Allah dalam surah Al-Insan [76]: 9,

إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا
Sesungguhnya kami memberi makanan kepada kalian hanyalah untuk mengharapkan wajah (keridhaan) Allah, kami tidak mengharapkan balasan dari kalian dan tidak pula (ucapan) terima kasih.

Semoga Allah 'Azza Wajalla memasukkan kita ke dalam golongan mukhlisin di antara hamba-hamba-Nya..

_______

Surabaya, 15 Jumadil Awal 1437

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar