Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Sabtu, 20 Februari 2016

Catatan Youth Involvement Forum 2015

Alhamdulillah... 

Satu kesempatan yang diberikan kapada kami berempat untuk dapat hadir di forum internasional, bernama YIF (Youth Involvement Forum) 2015. YIF 2015 ialah satu konferensi internasional tentang kepemudaan yang pesertanya mahasiswa-mahasiswa dari Indonesia dan dari luar yang diadakan di Yogyakarta, 11-13 Desember  2015. YIF ini diselenggarakan oleh IYF (Indonesia Youth Forum), salah satu organisasi yang memiliki fokus pada kepemudaan Indonesia.  Dalam forum YIF ini kita terfokus membahas masalah keuangan, pendidikan, dan agama saja.
Yap, cerita sedikit.. Meski forum baru akan dimulai pada Sabtu paginya kami sudah mulai berangkat Kamis malamnya ke Kota Jogja. Berbekal sedikit keberanian dan rasa penasaran tentang bagaimana sih forum internasional itu dan bagaimana Jogja itu (belum pernah ke Jogja soalnya), kami memulai petualangan dengan berangkat menuju terminal Bungurasih Surabaya (meski letaknya di Sidoarjo). Pada saat itu kami bertiga dan yang satunya nyusul hari Jumat. Dan akhirnya tibalah di sana pagi harinya sekira  pukul 06.00. Masih ada waktu, kami menyempatkan ke salah satu universitas terbesar  di negeri ini, UGM, dan shalat Jumat  disana. Setelah shalat Jumat kami menuju ke lokasi menggunakan Trans Jogja dan taksi. 

Forum dimulai pada hari sabtu mulai pukul 10.00 hingga pukul 23.00. Acara pembukaan dihadiri oleh Bapak Bambang Irianto (Perwakilan Gubernur Yoogyakarta), Bapak  Wijayanto Samirin (Anggota Staff Pemerintah Pusat Bidang Ekonomi dan Finansial), Bapak Amriza Isma (Ketua Indonesia Youth Forum), Mr. Shin Hyoung Sik & Mr. Bruce Lee (Perwakilan IPYG Korea Selatan) dan perwakilan Telkomsel.

Setelah pembukaan, langsung dibuka sesi I yaitu materi dari Bapak Wijayanto Samirin. Materi yang dibawakan dalam bahasa Inggris. Meski bahasa Inggris diri ini pas-pasan sedikit-sedikit ada yang bisa dibawa pulang. Hehe.

Beliau menyampaikan bahwa generasi kita ini dihadapkan pada dua hal, yaitu banyaknya kesempatan dan banyaknya tantangan. Banyak kesempatan ini ditandai dengan semakin mudahnya mengakses informasi, teknologi mudah, dsb. Dan di sisi lain memiliki banyak tantangan, misalnya persaingan yang makin ketat, dampak negatif teknologi, dsb. Maka dibutuhkan yang namanya perjuangan (struggle). Sebagai contoh Korea Selatan, pada tahun 60-an Korea Selatan merupakan salah satu negara termiskin di dunia dan peminjam terbesar di dunia pada Bank Dunia. Namun sekarang Korea Selatan malah sebagai penyumbang terbesar di Bank Dunia. Apa yang terjadi? Beliau memberitahu bahwa jawabannya adalah karena kerjasama dan kolaborasi pemerintah dengan rakyatnya..
Beliau juga menyampaikan beberapa motivasi, diantaranya:
“Jika jalannya susah berarti anda berjalan di atas yang benar (contohnya jujur ketika ujian, pasti tidak mudah bukan?) dan jika jalannya mudah berarti anda berada di atas kesalahan (misal menyontek ketika ujian/cheating, gampang kan?)”

Adapula kata-katanya yang seperti ini:
“Keberhasilan ialah ketika anda berusaha dan jujur, meskipun nilainya jelek.”
Ini bukan berarti nilai jelek yang diharapkan sehingga orang akan bermasa bodoh. Tidak!! Namun, yang diharapkan ialah anda berusaha semaksimal mungkin terlebih dahulu sesuai kemampuan anda. Maka apapun hasilnya, anda adalah orang yang berhasil. Jujur, saya sangat sependapat dengan kata-kata ini. ^^

Beliau juga menyampaikan tips bisa bahasa Inggris adalah sering membaca keras kalau pakai bahasa Inggris. Ini bukan saja untuk mengetahui ide tapi juga untuk memfamiliarkan kata-kata tersebut di mulut dan lidah kita. Dan jika ingin ke luar negeri, dua syarat utamanya: Bahasa Internasional dan Passport. (Benar juga yah? :D)

Setelah berakhir materi I lalu dilanjut materi II tentang terorisme oleh bapak Wawan Purwanto (Staff BNPT). Beliau menyampaikan definisi tentang usia yang disebut pemuda atau ‘youth’ itu:
Menurut WHO, pemuda adalah mereka yang berusia 10-24 tahun. Menurut Bank Dunia, 12-24 tahun. Sedangkan Kemenpora, 15-24 tahun.

Sebagai agen perubahan, pemuda memiliki:
1. Keinginan/hasrat/impian yang sangat tinggi (the greatest ‘egoistic’ desires (dreams))
2. Mudah berubah karena pengaruh lingkungan (moved by the ‘urge’ of environment)
Kedua kecenderungan di atas memiliki dampak yang negatif dan positif. Maka poin satu dan dua seharusnya selalu diarahkan ke hal yang positif.

Beliau banyak menyampaikan masalah-masalah tentang terorisme. Diantaranya:
47,3% terrorisme berasal dari kaum muda (21-30 tahun).
1 dari 14 pelajar di Jakarta dan Bandung setuju dengan ISIS.

Ada kata-kata beliau yang sempat masuk dalam catatan yang ku tulis, “Hidup adalah perjuangan. Kalau tidak mau berjuang ya tidak usah hidup.” :D

Setelah kedua materi tersebut. Ada lagi satu materi yang disampaikan oleh pihak IPYG (International Peace Youth Group) yang dibawakan oleh Mr. Shin Hyoung Sik & Mr. Bruce Lee. Beliau memutar satu video tentang apa itu IPYG, programnya apa, tujuannya bagaimana, dsb. Lalu dibuka tanya jawab tentang IPYG ini. Intinya nih, yang bisa saya simpulkan bahwa IPYG ini adalah organisasi dunia non-pemerintahan (NGO) yang fokus mengampanyekan perdamaian dunia yang pusatnnya di Korea Selatan. IPYG ini aktif membuat kampanye-kampanye atau forum-forum internasional yang dihadiri puluhan atau ratusan negara yang fokusnya mengajak perdamaian  dunia, agar dunia damai.

Ada satu hal yang bertarung di pikiran saya, dan ini sempat saya tanyakan ke Mr. Bruce Lee secara personal  mengenai hubungan Korea Selatan dan Korea Utara yang panas, bahkan sangat sulit untuk damai. Bagaimana peran IPYG dalam masalah ini?? Apa jawabnya?
Mr. Bruce langsung menyilangkan lengannya dan menghadapkannya ke saya yang artinya tidak bisa. Hehe. Maksudnya IPYG sulit masuk dalam masalah ini karena ini sudah berhubungan langsung dengan kedaulatan kedua negara. Intinya IPYG hanya bisa mengampanyekan saja pada masalah ini dan memberi solusi-solusi perdamaian melalui forum-forumnya.

Oke, setelah tiga materi di atas maka peserta dipecah menjadi tiga bagian untuk fokus membahas satu bidang kajian masalah. Tiga bagian tersebut adalah masalah agama, pendidikan, dan keuangan. Tiga bagian ini kemudian masing-masing mereka mencari permasalahan dan solusinya masing-masing. Setelah selesai kemudian dikumpul dalam satu forum lagi untuk mempresentasikannya di seluruh peserta forum. Saya dan temanku sealmamater, Rizal, di bidang Agama sedangkan Ilmi dan 'mas' Ibrahim di bidang Pendidikan. Hingga waktu menunjukkan pukul 11 malam presentasi belum jua selesai akhirnya panitia IYF memutuskan untuk mengakhiri presentasi dan solusi-solusi permasalahan dikumpulkan ke panitia langsung, yang nantinya akan disampaikan ke pemerintah oleh panitia.

Keesokan harinya ialah waktu yang ditunggu-tunggu oleh peserta, yakni City Tour dan Peace Walk. :D

Peace Walk dibuka oleh perwakilan Menpora di Tugu Jogja. Lalu dilanjutkan dengan pembacaan Deklarasi Perdamaian Dunia oleh Mr. Shin Hyoung Sik dalam bahasa Korea dan terjemahan Indonesianya oleh panitia YIF. Setelah pembacaan deklarasi, lalu dimulailah Peace Walk-nya. Rutenya melalui Jl. Malioboro menuju ke Kraton Jogja sekitar 2 km. Untungnya cuacanya agak sedikit berawan sehingga tidak terlalu panas.

Setelah sampai di Keraton Jogja, kebetulan ada pameran pusaka keraton yang diadakan tiap tahun sekali. Setelah berkeliling keraton, lalu dilanjutkan ke Candi Prambanan di Sleman. Ini kali pertamanya saya masuk ke kompleks candi. Biasanya hanya melihat-lihat saja di buku atau gambar-gambar.

Setelah berkeliling candi. Kita kembali ke LPMP Jogja sorenya. Sebenarnya masih ada acara penutupan pada malamnya yang Menpora Imam Nahrawi akan menghadirinya namun berhubung hari Senin esoknya saya ada kuliah pagi dan perjalanan membutuhkan waktu sekitar 8 jam akhirnya saya memutuskan pulang duluan ke Surabaya. Begitupun dengan temanku semuanya tidak ada yang ikut penutupan hingga selesainya acara. Hihi..

Akhirnya tibalah di Surabaya paginya dan mengikuti kuliah.. Amazing experience..

**Demikian catatan ini…
Sebenarnya catatan ini ingin ku tulis setelah kegiatan namun sepulang dari sana, tempaan tugas-tugas kuliah silih berganti menghantam-hantam sehingga sulit fokus menulis catatan seperti ini. Akhirnya baru terbit jua setelah dua bulan lebih. Ya sudahlah. Semoga hari-hari kita selalu berbahagia..

 Sedikit kenang-kenangan dari sana:

Di halaman LPMP Jogja

 Sambutan oleh perwakilan Pemerintah DIY (Bapak Bambang Iriyanto) 

 Mr. Shin Hyoung Shik menyampaikan tentang IPYG dan Mr. Bruce Lee menerjemahkannya dalam bahasa Inggris
  
 Mr. Bruce Lee menjawab pertanyaan-pertanyaan

Peserta mahasiswa Unesa berfoto dengan Mr. Bruce Lee dan Mr. Shin Hyoung Sik :D

 Di Tugu Jogja

Pembacaan Deklarasi Perdamaian oleh Mr. Shin di Tugu Jogja

 Aksi Peace Walk (Tugu Jogja-Malioboro-Keraton Jogja)

 Eciee di Malioboro :D

Peserta Peace Walk menandatangani persetujuan perdamaian dunia :)

 Di Keraton Jogja

Indonesia Youth Forum ^^

 
Di kompleks Candi Prambanan

 Mas Ibrahim di Candi Prambanan :D

   Peserta dari Universitas Negeri Surabaya (Ibrahim, Rizal, Saya, dan Ilmi) :)

 Di acara penutupan menjelang kepulangan

Thank you very much, hope this adventure still continue,,
Kampus Ketintang Unesa, 20 Februari 2016


∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar