Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Sabtu, 16 April 2016

3 Pesan Hikmah Perjumpaan Nabi Musa dan Nabi Khidir

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم
 
Ikatlah ternak dengan tali, ikatlah ilmu dengan menulis.
Catatan ini untuk mengikat sedikit nasihat dari Ustadz Salim A. Fillah di kajian Majelis Jejak Nabi Masjid Al-Falah 8 Rajab 1937 H (15/4/2016).

Catatan ini tentang amanat dari kisah nabi Musa 'alaihissalam dan nabi Khidir 'alaihissalam. Kita mungkin sudah hapal cerita ini dimana ketika pertemuan nabi Musa dan nabi Khidir, nabi Khidir melakukan sesuatu yang menurut nabi Musa agak janggal sehingga selalu dikomentarinya. Ternyata ada 3 amanat luar biasa yang dapat kita petik dari kisah tersebut.

1. Jauhilah/Jangan untuk Menjadi Sempurna
Pelajaran ini didapatkan tatkala nabi Khidir menenggelamkan kapal tumpangannya. Hal ini dilakukan karena di depan sana ada kapal perompak, jika mengetahui kapal nabi Khidir maka bisa jadi perompak tersebut mendatangi kapal nabi Khidir dan akan melihat kapal-kapal lain milik nelayan yang banyak dan juga bagus. Oleh karena itu, nabi Khidir menenggelamkan kapal tumpangannya agar mencegah bahaya yang lebih besar. Jika sekiranya kapal tersebut tidak dilubangi dan dibiarkan sempurna maka tentu kapal tersebut akan diambil oleh perompak.
Yang sempurna hanyalah Allah 'azza wajalla. Maka ketika kita menginginkan kesempurnaan, tanpa celaan, tanpa hinaan, maka mustahil itu dapat tercapai. Allah saja Yang Mahasempurna masih banyak yang mencelanya, misalnya mengatakan bahwa Allah adalah salah satu dari yang tiga, atau mengatakan 'Uzair adalah putra Allah. Allah saja yang sedimikian agungnya, sedemikian sempurnanya, masih dicela. Bagaimana mungkin kita yang jauh dan sangaaat jauuh dari yang namanya sempurna mengingkan selamat dari yang namanya celaan? Ridhannas ghayatun la tudhrak kata pepatah Arab, mencari ridha seluruh menusia adalah suatu tujuan yang tidak akan dapat tercapai.

2. Matikan Hal Buruk Kecil Sesegera Mungkin yang Berpotensi Menjadi Besar
Tatkala nabi Khidir membunuh seorang anak, nabi Khidir tau bahwa anak ini nantinya akan menjadi anak durhaka, kalau dibiarkan maka dikhawatirkan anak ini nantinya menimbulkan kerusakan yang lebih besar di kemudian hari. Maka nabi Khidir pun membunuhnya. Pelajarannya, bukan kita disuruh membunuh loh! Melainkan ketika kita mendapati sesuatu hal yang berpotensi menjadi sumber kerusakan maka selagi masih kecil kita harus segera menutupinya. Karena kalau sudah besar maka akan susah bahkan jauh lebih susah untuk kita menutupinya. Perlu dicatat, syariat membunuh pada zaman nabi Khidir mungkin berbeda dengan syariat yang dibawa Rasulullah untuk kita, sehingga kita tetap tidak diperbolehkan membunuh tanpa sebab syar'i (seperti perang fi sabilillah).

3. Kerjakan Kebaikan Walaupun Kita Tidak Merasakan Akibatnya
Nabi Khidir melakukannya ketika membantu menegakkan dinding bangunan anak yatim yang sudah mau roboh. Nabi Khidir tau bahwa di bawahnya terdapat harta anak yatim. Dan beliau juga paham dalam menegakkan dinding tersebut tidak mengharapkan sama sekali dari harta anak yatim tersebut. Beginilah seharusnya kita yang ideal, melakukan sesuatu yang baik kita lakukan saja, meskipun kita tidak merasakan dampaknya. Pokoknya kalau baik (ditinjau dari syariat) maka lakukan saja.

Pada saat nabi Musa mengomentari lagi perlakuan nabi Khidir yang ketiga kalinya itulah sekaligus menutup kisah hikmah pertemuan mereka berdua..

Wallahu a'lam bisshowab, dengan tambahan seperlunya.

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar