Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Selasa, 01 Agustus 2017

Semester 9


Tepat hari pertama di bulan kemerdekaan dan hari pertama masuknya semester baru di Unesa. Tepat sehari yang lalu adalah akhir dari sebuah perjuangan menyelesaikan kuliah "tepat waktu". Alhamdulillah, berkat kemurahan Allah target itupun dapat tergenggam. 

Sekarang adalah hari pertama di semester 9, saya menyebutnya demikian karena kuliah itu hakikatnya tidak berhenti. Juga tidak hanya di bangku formal. Tetapi juga di bangku-bangku yang lain, bahkan di bangku tukang bakso favorit bisa jadi ada kuliah di sana (-guyon). Sebab dari definisi kuliah menurut KBBI, salah satu arti kuliah adalah ceramah. Ya mungkin di ceramahi abang tukang baksonya, atau apa gitu, 'kan kuliah juga jadinya..

Nah, sebenarnya yang ingin saya share ialah tentang target dan pemuda. Mumpung masih di awal semester, sebagai pengingat untuk diri sendiri dan juga diri bersama. Maksud nt?? Sorry, orang lain maksudnya.

Baiklah pemuda. Kata "pemuda" tidak berarti hanya mereka yang berada pada masa-masa pasca ABG. Mereka yang usianya 30 40 tahun pun masih bisa dikatakan pemuda, apalagi jika masih produktif. Di dalam banyak kisah sejarah, para pemuda tidak kalah hebatnya dengan petua. Ingatkah kita saat-saat munculnya Islam kebanyakan yang beriman adalah anak-anak muda. Pun nama-nama pemuda hebat nan cemerlang, seperti Usamah bin Zaid, Mu'adz bin Amr, Mu'awwiz bin 'Afra, Sa'ad bin Abi Waqqash, Zubair bin Awwam, Zaid bin Tsabit dan banyak lagi..

Adapun kita hari ini... Terasa begitu jauh dengan apa yang pemuda-pemuda hebat tersebut capai. Bukan karena kita tidak mencoba mengikuti mereka, namun karena kita masih mencla-mencle mencari idola pemuda terbaik. Idola kita hari ini kalau bukan dari Eropa ya dari Korea. Lihat aja tuh kalau artis-artis Eropa atau Korea datang, dijamin tiketnya langsung ludes. Siapa yang beli? Dengan sedikit malu harus saya jawab: pemuda muslim!..

Masa muda, masa yang teramat penting. Saking pentingnya masa tersebut, sampai-sampai dalam suatu untaian nasehat Nabi ﷺ tentang hal yang akan ditanyakan kepada kita nanti di hari kiamat. Beliau mengatakan "masa muda" lagi setelah beliau mengatakan "umur" manusia. Padahal kita tahu, umur manusia tentu di dalamnya sudah termasuk masa muda.

Beliau ﷺ bersabda:
"Tidak akan bergeser kaki anak Adam pada hari kiamat di sisi Rabbnya, sampai ia ditanya 5 perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang masa mudanya untuk apa dia gunakan, (3) tentang hartanya dari mana dia peroleh (4) dan ke mana dia belanjakan, (5) serta tentang apa yang telah dia amalkan dari ilmunya." [HR. Tirmidzi no. 2416]

Jadi, selain umur kita yang ditanyakan, akan dinterogasi lagi lebih dalam pada masa muda kita. Lha, bagaimana masa muda kita dihabiskan? 
Habis karena main game kah...
Habis kluyuran kah...
Habis dalam hal yang sia-sia kah..,
atau habis dalam kebaikan dan kebermanfaatan...

Wallahu a'lam. Tentu hati kita masing-masing yang lebih mengetahuinya. Maka coba kira-kira dari sekarang, jawaban kita nanti apa.. Semoga jawabannya lebih banyak yang kebaikan.. Sebab musuh utama pemuda saat ini, kata dr. Raehanul Bahraen, adalah: WAKTU LUANG.

Coba kita perhatikan. Banyak kita lihat pemuda yang ketika berada di waktu luangnya, apa sih yang mereka lakukan? Kalau bukan online pasti game. Kalau tidak, ya kombinasi antara keduanya: game online. Meskipun kita tetap harus ber-husnuzhan mudah-mudahan yang dibuka adalah situs-situs atau tayangan yang bermanfaat.

Tetapi kok rasanya sulit. Sebab jujur, yang terlihat setidaknya di kampus pada kebanyakan teman-teman, termasuk saya juga, kalau tidak main PES, COC, ya paling nonton. Perempuan sukanya drakor, yang laki-laki anime. Dan mereka seperti kecanduan dengan itu.. Ya semoga teman-temanku segera sadar. Meskipun tentu berat meninggalkan sebuah kebiasaan. Ada pepatah Bugis yang disampaikan guru madrasah saya waktu SD "Lele bulu, tallele abiasang" artinya "Gunung gampang dipindahkan, tapi kebiasaan tidak gampang dirubah". Lebih mudah mindahin gunung, daripada ngubah kebiasaan. Namun semoga di tahun 2017 ini pepatah tersebut sudah tidak berlaku lagi dan menjadi "Lele abiasang, tallele bulu". Kebalikannya gitu..

Apa tipsnya agar musuh tersebut dapat ditaklukkan? 
Kata dr. Raehan lagi, BUAT TARGET.

Hidup ini jangan mengalir seperti air begitu saja. Mahasiswa yang punya target, insyaallah kesehariannya lebih tertata dan lebih visioner. Dia menata tiap semesternya, atau tiap bulannya, atau tiap pekannya, bahkan tiap harinya dengan membuat target-target. Oh semester ini saya harus dapat skor TOEFL 500. Oh semester ini saya harus dapat skor IELTS 6. Oh semester ini saya harus menguasai dasar-dasar Bahasa Arab. Oh semester ini saya harus jadi panitia kajian. Oh semester ini saya harus hafal juz 1 dan 2. Oh semester ini bla bla,,, Semester ini harus gini harus gitu. Teruus membuat target..

Kalaupun tidak tercapai 100% maka setidaknya ada sekian% yang tercapai. Daripada tidak membuat target sama sekali, resikonya adalah hidup mengalir seperti air. Jangan! Jangan hidup seperti air mengalir. Coba tengok air, posisinya selalu berada di bawah. Kalau pun berada di atas, tidak berapa lama, langsung terjun lagi.

Orang yang punya target, paling tidak waktunya akan selalu terjaga. Dia bisa mengendalikan waktunya (kok kayak Avatar gini? hehe), ke kondisi yang terbaik. Waktunya yang sangat berharga tentu akan dia kerahkan agar target-targetnya tercapai. Dia bisa menimbang mana kegiatan yang bermanfaat mana yang tidak. Mana kegiatan yang berpotensi pahala mana yang berpotensi dosa. Lalu dia memilihnya. 

Sebab ciri-ciri orang sukses adalah pelit terhadap waktu. Orang sukses pelit terhadap waktunya. Serta merasa menyesal bila tidak produktif. Andakah itu? Saya sangat berharap itu. Mudah-mudahan saya pun tertular dari Anda, karena katanya sukses itu menular. Seperti halnya kebahagiaan yang juga menular. Ganbatte!

_______

Kota Pahlawan, 1 Agustus 2017

Ada artikel bagus nih, dibaca yuk >> Bagaimana Memanfaatkan Waktu?
<<

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar