Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Rabu, 03 Januari 2018

Kiat-Kiat Beribadah

📋 Ringkasan kajian "KIAT-KIAT BERIBADAH"
oleh Ustadz Askar Wardhana, Lc. 
di Masjid Al-Ikhlas Palm Spring Jambangan (30/12/2017)

Di akhirat kelak hanya amal yang akan bermanfaat. Dalam surah Al-Qari'ah ayat 6-11, Allah subhanahu wata'ala berfirman: "Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan. Maka adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya, maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah. Tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu? (Yaitu) api yang sangat panas." [Muqaddimah]

Berikut kiat-kiat yg harus kita ketahui dan harus kita amalkan…

[1] IKHLAS

Kalau amalan ikhlas maka diterima kalau tidak maka ditolak.
Dalam hadits shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امرئ ما نوى فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله  ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه
"Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan sebagaimana yang ia niatkan. Barangsiapa hijrahnya untuk Allah dan rasul-Nya maka hijrahnya adalah untuk Allah dan rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang diinginkannya atau wanita yang akan dinikahinya maka hijrahnya adalah seperti yang ia tuju." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hijrah adalah ibadah yg besar. Para sahabat yg sdh punya usaha dan istri di Mekkah lalu disuruh hijrah ke Madinah, ini berat. Namun meskipun mereka sudah hijrah, namun (di awal) bukan karena Allah dan rasul-Nya maka perjalanannya berkilo-kilo meter tidak ada nilainya di sisi Allah. Oleh karena itu perhatikan niat kita.

Besar kecilnya pahala kita tergantung niat kita. Ada amalan yg terlihat besar namun sebenarnya kecil dan sebaliknya. Imam Ibnu Mubarak rahimahullah berkata, "Betapa banyak amalan kecil menjadi besar (pahalanya) karena niat dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil karena niat."

Pernah ada di Bani Israil, seseorang keluar kemudian melihat anjing yang kehausan lalu menolongnya dgn memberi air yang diambil dari sumur (ingat kembali kisah wanita pezina dari Bani Israil yg menolong anjing). Mengapa ia sampai rela masuk ke dalam sumur melepas sepatunya untuk memberi minum anjing? Sebabnya, tdk lain dan tdk bukan karena keikhlasan. Sangat kecil peluangnya dalam melakukan itu semua jika tidak didasari ikhlas. Pertama, tidak ada orang di situ yg melihat, ketika tidak ada yg melihat ini pertanda keikhlasan. Kedua, berat dia masuk ke sumur namun ia melakukan itu. Ketiga, dia beramal kepada anjing yg tidak bisa mengatakan terima kasih maka ini pertanda keikhlasan.

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Janganlah engkau meremehkan amal kebajikan sekecil apapun, meskipun bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri." (HR. Muslim)

Kisah tentang kitab Imam Malik rahimahullah, seseorang bertanya "Mengapa dikasih judul Al-Muwaththa'?" Imam Malik menjawab "Maa kaana lillaahi fahuwa baaq (apa saja yang diniatkan karena Allah maka ia akan kekal)." Dan benar, kitab tersebut masih ada sampai sekarang.

Bisa jadi seseorang shalat bersebalahan, yg satunya pahalanya besar sekali yg satunya sedikit, karena niat yang ada di hatinya.

Amalan yg berat akan menjadi ringan ketika niatnya benar-benar ikhlas. Sahabat ketika pergi untuk jihad mereka seperti bertamasya, walau makan kurma hanya sebiji. Sampai-sampai juga nabi berkata kepada Bilal, "Ya bilal arihna bishshalah (wahai Bilal istirahatkan kami dengan shalat)." Bayangkan..

Namun kalau seseorang ibadah karena terpaksa atau tidak enak-an maka akan berat.. Ketika bersilaturrahim jangan karena tidak enak, tapi ikhlaslah.

Jadi tentang ikhlas ini dapat kita simpulkan menjadi 3 poin:
1. Nilai amalan bergantung pahala niat kita.
2. Besar kecilnya pahala ibadah tergantung karena niat kita.
3. Ringan beratnya ibadah tergantung niat kita.

Oleh karena itu jangan hati kita sepi karena niat, sebab baru sekedar niat yg baik, sudah ditulis kebaikan. Kalau kita tdk bisa melakukannya karena udzur maka sdh tercatat niat kita. Apa itu niat? Niat adalah tekad yg kuat.

Dalam surah Al-Insan ayat 8-11, seharusnya ketika beribadah, seseorang itu takut. Bukan mengatakan "Aku sudah lebih baik dari orang".

Bagaimana kita tahu kalau kita ikhlas? Kita merasa jangan-jangan amalan kita ini tidak diterima. Kalau ada orang yg mengatakan saya sudah bersedekah, dll, maka ini belum, keikhlasan ini butuh keikhlasan lagi. Ada seorang sahabat yang pernah mengatakan "Kalau saya tahu satu saja sujud saya diterima, maka itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.". Abu Hurairah radhiallahu 'anhu bertemu semua sahabat dan semua sahabat yg ditemuinya mengatakan "Saya takut kemunafiqan."

[2] BERAMAL AMALAN SESUAI TUNTUNAN ALLAH DAN RASUL-NYA

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
من عمل عملا ليس عليه امرنا فهو رد
"Barangsiapa mengamalkan amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak." (HR. Muslim)

Ini merupakan syarat amal diterima yang kedua (yg pertama adalah ikhlas). Dalam Shahih Bukhari diceritakan bahwa ada 3 orang yang datang kepada 'Aisyah radhiallahu 'anha untuk menanyaka bagaimana ibadahnya nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Singkat cerita ke-3 orang ini ingin berlebihan dalam beribadah. Salah seorang diantaranya ingin tidak menikah-menikah sehingga ia bisa terus beribadah, salah seorang lagi ingin begadang semalam suntuk agar bisa beribadah, dan salah seorang lagi ingin berpuasa terus menerus. Singkat cerita, akhirnya ketiga sahabat yang ingin berlebih-lebihan ini ditegur oleh nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu nabi pun menjelaskan bagaimana nabi shallallahu 'alaihi wasallam sendiri, melakukan praktik ibadah. Lalu nabi melanjutkan sabdanya, "Faman raghiba 'an sunnatii fa laisa minnii (siapa yang tidak menyukai sunnahku maka ia bukan dari golonganku)."

[3] BERILMU SEBELUM BERAMAL

Ketika seseorang mau beribadah maka harus berilmu terlebih dahulu. Imam Bukhari mencantumkan judul bab dalam kitabnya dengan judul "Al-Ilmu Qablal Qauli wal 'Amal (Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal)."

Surga ada banyak pintu, maka kita harus tahu jalan ke pintu tersebut, maka ini butuh ilmu. Rasulullah bersabda, "Barangsiapa berjalan dalam rangka menuntut ilmu (agama) maka Allah akan mudahkan jalannya ke surga." (HR. Muslim)

Kalau kita belajar maka kita akan tahu.  Termasuk pertanyaan di kubur nanti; siapa Tuhanmu, siapa nabimu, dan apa agamamu.. Kita tidak akan bisa menjawabnya kalau kita tidak mengilmui dan mengamalkan ketika masih hidup.

[4] BERUSAHA MENGUASAI BAHASA ARAB

Dengan bahasa Arab kita bisa memaksimalkan doa-doa kita. Dengan bahasa Arab kita bisa memahami kitab ulama-ulama, kita bisa memahami firman-firman Allah yang berbicara ttg neraka atau ttg surga. Umar bin Khaththab pernah berkata, "Pelajarilah bahasa Arab karena ia bagian dari agama." Dengan mengetahui bahasa Arab, doa bisa lebih mudah dipahami dan dihayati. Terdapat hadits bahwa doa selalu diterima kecuali dari hati yg lalai.

Wallahu a'lam bi ash-shawab. Kata ustadz, sebenarnya masih ada poin lanjutannya namun waktunya tidak memungkinkan untuk dibahas kesemua poinnya. Semoga bermanfaat dan Allah menjadikan ini amal yang ikhlas. 

~~~
Ketintang - Surabaya,
17 Rabi' Ats-Tsani 1439 H/3 Januari 2018
~WA

Silahkan dishare ke yang lainnya.. :)

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar