Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Senin, 29 Februari 2016

Ulang Tahun(ku), dari Mana Asalmu? [10 Alasan untuk Meninggalkan Perayaan Ulang Tahun]


Ya, ulang tahun (eng: birthday). Ulang tahun menjadi salah satu momen spesial bagi sebagian orang, tidak terkecuali bagi sebagian kaum muslimin. Biasanya untuk memperingati momen-momen ini dirayakan dengan acara ulang tahun, potong kue, tiup lilin, berbagi kado, dan terkadang pula ada yang dalam bentuk syukuran. Di dalam ulang tahun sendiri ternyata jika kita cukup jeli, ada banyak simbol-simbol yang kita dapat temukan disana. Dan simbol-simbol ini muncul dari tradisi awal ulang tahun itu sendiri.

Tahukan kita, mengapa kue ulang tahun selalu berbentuk bulat? Mengapa ditaruh lilin di atasnya? Dan mengapa harus ditiup dulu sebelum dimakan kuenya?  [Baca Situs Rujukan di akhir tulisan ini]

Disini saya hanya ingin memberi alasan mengapa kita tidak perlu dan tidak usah merayakan ulang tahun:

1. Tidak ada riwayatnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan acara memperingati tanggal kelahirannya. Sedangkan beliau ialah suri tauladan terbaik. Jadi kita tidak perlu repot-repot melakukan hal ini. Masih banyak sunnah-sunnah beliau yang belum kita kerjakan. Lebih baik sunnah-sunnah tersebut saja yang kita lakukan dulu.

2. Tidak ada riwayat atau kisah dari para sahabat radhiyallahu 'anhum yang melakukan ulang tahun. Jadi kita tidak perlu melakukan hal yang aneh-aneh yang para generasi terbaik saja tidak melakukannya. Padahal acara ulang tahun sudah ada sebelum mereka ada, namun mereka tidak melakukannya.

3. Tidak ada kisah hikmah dari tabi'in, tabi'ut tabi'in, imam madzhab, dan para ulama salafusshalih yang melakukan ulang tahun.

4. Asal mula perayaan ulang tahun jelas bukan berasal dari Islam. Dari berbagai sumber (termasuk yang berbahasa Inggris), ada yang mengatakan asalnya dari Romawi, ada yang mengatakan dari Yunani, ada yang mengatakan dari Mesir, dan ada yang mengatakan asal-usulnya dari Bibel. Bahkan ulang tahun masuk dalam peribadatan mereka. Bagaimana mereka menghias kue, bagaimana mereka menaruh lilin di atasnya dan berdoa sebelum meniupnya. Semua ada makna peribadatannya sobat. Astaghfirullah. Bagaimana mungkin kita sebagai muslim ikut-ikutan (terhadap peribadatan agama lain)?

5. Terkait poin 4, dalam hadits riwayat Abu Daud dan Ahmad, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk dari kaum tersebut.”
Nah, inilah yang kita khawatirkan sobatku. Jangan sampai kita termasuk dalam hadits ini yang asal jeplak suatu kebiasaan. Apalagi jika kebiasaan itu merupakan bentuk ibadah agama lain. Lebih baik bagi kita meninggalkannya, ya sekali lagi sepantasnya kita meninggalkannya, sebagai bentuk kehati-hatian (wara') dalam beragama dan menjalani kehidupan ini.

6. Terkait poin 5, ditakutkan jika kita merayakan ulang tahun kita termasuk dalam hadits riwayat Muslim:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ شِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِى جُحْرِ ضَبٍّ لاَتَّبَعْتُمُوهُمْ , قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ : فَمَنْ
“Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (yang sempit sekalipun), pasti kalian pun akan mengikutinya.” Kami (para sahabat) berkata, “Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?” Beliau menjawab, “Lantas siapa lagi?”

7. Terlalu banyak kemungkaran dalam ulang tahun. Misalnya pesta yang di dalamnya ikhtilath bebas, musik, dan pemborosan. Ini fakta!

8. Di banyak kasus pengalaman pribadi, mulai dari SMP hingga kuliah, saya melihat orang-orang yang ulang tahun disiram air got, dilempari telur, ditaburi tepung, dan tingkah-tingkah konyol dan bodoh lain. Saya pun pernah dibegitukan, dijahili teman-teman, namun tidak sampai disiram air got dan saya pun menghindar dan sedikit melawan. Dan ini dilakukan di tempat umum yang banyak orang melihatnya. Apa-apaan ini?? Miris memandangnya dan pastinya merugikan orang yang dijahili tersebut. Faktanya lagi, jika kita meniliki si yang ulang tahun, mau saja diperlakukan seperti itu dan tidak ada bentuk perlawanan dan penghindaran, mungkin mereka berpikir inilah sebagai bentuk pemberian di 'hari spesial'nya gitu. Teramat bodoh jika dipikir, apalagi jika mereka sudah mahasiswa... Saatnya kita berpikir ulang sobat untuk tidak lagi melakukan hal-hal semacam ini.

9. Pemborosan dan penyia-nyiaan. Dari poin 8, ini merupakan pemborosan dimana telur dan tepung dibuang-buang begitu saja (yang digunakan adalah makanan bro!). Bahkan juga mengotori tempat umum setelahnya.

10. Lebih aman dan selamat meninggalkan ulang tahun. Ya, cobalah tinggalkan ulang tahun sobat. Perlahan namun pasti. Sobat akan lebih keren.. Beneran! :) Berazamlah, insyaAllah Allah akan memberi kemudahan.  Jangan khawatir sobatku, kita meninggalkan suatu perkara yang sia-sia setidaknya kita menghemat energi dan lebih selamat terhadap jiwa, raga, dan agama kita.

Iya, 10 poin di atas hanyalah penjabaran singkat agar kita berpikir ulang untuk merayakan ulang tahun. Jika saudara ingin tulisan yang lebih berbobot dengan dasar ilmiahnya maka saya sangat menyarankan untuk membuka situs rujukan yang sudah saya cantumkan di bawah (tinggal diklik).

Barakallaahu fiikum. Semoga Allah meringankan langkah dan gerak kita untuk meninggalkan perkara yang sia-sia dan mungkar.

Situs Rujukan:
   http://kazekate.com/
   http://al-atsariyyah.com/
   http://salamdakwah.com/
   https://muslim.or.id/
   https://rumaysho.com/
   https://islampos.com/

______________

Surabaya, 20 Jumadil Awal 1437
Ahmad Irwanuddin

∞∞ ENTRI TERKAIԎ

4 komentar: