Lalu apa jawabnya?
Kalimat yang pertama dia ucapkan, dengan tegas: "Jangan Tunda!"
"Jangan terlalu banyak dipikir."
"Nda usah terlalu dipikirkan, langsung kerjakan saja."
"Kebanyakan yang buat lama skripsi itu karena terlalu dipikir."
"Langsung kerjakan saja dan rajin konsultasi ke dosen."
"Dosen itu kalau sudah dua tiga kali didatangi, sudah bosanmi juga."
"Banyakji juga temanku dulu yang lulus tepat waktu, tapi kalau ditanyaji juga nda tau apa-apa."
"Banyak temanku yang nda tau apa-apa tapi rajin, akhirnya lulusji juga."
"Ada juga karena mau terlalu sempurna, perfeksionis kayak saya, akhirnya terlambat lulusnya."
"Kerjakan saja, siapa juga yang mau baca nanti skripsimu." (xx, makjleb.. :D)
Begitu kurang lebih suntikan motivasinya. Masih ada lagi tapi sedikit lupa.
Terlalu apa adanya. Ya tapi, benar juga sih dan emang benar juga.
Baiklah, terima kasih kakak pertama..
Semoga Allah membalas kebaikannya dan juga kita semua..
OK. Let's continue this final task! Bangun para pejuang skripsi..!
_____
Di sebuah ruangan terisolasi, 3 Januari 2017 @10.12 pm
~WA
*Dialog sedikit bergenre Bugis (-mi, -ji).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar