Blogger Widgets
..:: Galau?! Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang ::..

Selasa, 14 April 2020

Cara Membuat Merpati Kembali ke Kandang (Pengalaman Pribadi)

Merpati merupakan salah satu hewan yang unik, cerdas, jinak, dan bisa dikonsumsi. Sebab sifatnya itulah, banyak orang yang ingin memelihara merpati.

Di sekeliling kita, orang yang memelihara merpati umumnya menggunakan sistem umbaran yaitu dilepas bebas namun disiapkan sebuah pagupon atau rumah untuk merpati.

Masalahnya kadang-kadang rumah yang telah disiapkan untuk didiami merpati, tidak juga kunjung didiami, malah merpati pergi entah kemana, dan kemungkinan besar kembali ke kandang asalnya tempat kita membelinya.

Ane ingin menceritakan, sedikit apa yang ane lakukan hingga merpati tahu kandangnya. Sebelum membeli ane banyak-banyakin dulu baca artikel tentang merpati, bagaimana agar ia mengenali kandangnya, dll. Ane praktikin dan alhamdulillah berhasil dalam 7 hari.

Biar enak ane urutkan sesuai kronologinya saja mulai Selasa, 7 April 2020:

Selasa:
Pagi sekitar jam 10 ane beli sepasang merpati usia 2 bulan. Lokasi 5 km dari rumah ane. Sampai rumah langsung ane masukkan ke pagupon diberi makan biji jagung dan air. Paguponnya dibuat ada celahnya agar merpati melihat dan mengenali bagaimana lingkungan barunya. Selain itu juga untuk sirkulasi udara.

Rabu:
Masih dikurung seperti hari selasa. Diberi makan dan minum.

Kamis:
Paginya merpati dimandiin pakai sampo lalu dimasukkan ke kurungan, dijemur. Karena newbie modal dikit hehe, kardus bekas yang agak besarpun jadi. Kardusnya dilubangi-lubangi pakai cutter hingga seperti kurungan. Merpati dijemur sampai kering bulunya. Selama dijemur merpati ditempatkan di sekitar kandangnya agar ia melihat-lihat lingkungan barunya dari sudut yang berbeda. Setelah kering, kira-kira 3 jam, merpati dimasukkan kembali ke paguponnya. Diberi makan dan minum.

Jumat:
Sama dengan hari kamis, dimandiin dam dijemur. Namun tidak pakai sampo karena bau samponya yang kemarin masih belum hilang dari bulunya.

Sabtu:
Kondisi langit di tengah pandemi Corona berawan. Tidak nampak matahari dan sinarnya. Merpatinya ane tidak keluarin. Tetap di pagupon saja diberi makan dan minum. Sorenya hujan gerimis. Ane putuskan untuk membuka pintu paguponnya setengah jam menjelang maghrib. Mengapa menjelang maghrib? Agar merpati tidak terbang jauh-jauh. Ane terus berdoa agar berhasil. Setelah pintunya dibuka, merpati hanya keluar ke teras sebentar terus masuk lagi, keluar terus masuk lagi sambil tolah-toleh. Mungkin di pikirannya, "Ah lagi hujan, sudah mau malam juga. Terbangnya besok saja." Pintunya kembali ditutup.

Ahad:
Paginya dimandiin lalu dijemur di atas atap paguponnya. Agar ia lebih mengenali sudut-sudut lingkungannya yang baru. Ane belum berani untuk melepaskannya pagi, khawatir terbang jauh atau pulang ke kandang asalnya. Sorenya, fix ane lepasin jam 5. Pintu dibuka, pelan-pelan ia keluar pagupon terbang, keliling sekitaran rumah dari atap tetangga ke atap tetangganya tetangga, saaampai maghrib. Maghrib ia parkir di atap tetangga samping rumah. Ane pikir ia akan kembali. Nyatanya eh bermalam di situ. Malam hari hujan.. Ane sudah berserah diri kalau memang merpatinya kembali ke kandang asalnya besok.

Senin:
Pagi-pagi ane lihat merpatinya di atap tetangga sambil berjemur. Ane pancing dengan menaruh biji-biji jagung di sekitaran pagupon, apalagi di paguponnya harus lebih banyak. Mudah-mudahan merpati berpikir makanan hanya ada di paguponnya itu, tidak di tempat lain. Kalau sudah begitu merpati tidak akan pergi jauh-jauh dari pagupon. Alhamdulillah merpati mendekat dan akhirnya masuk kembali ke pagupon. Sambil mondar-mandir mungkin ia sudah mengenali tempat ini yang kemarin ia bermalam. Sorenya ane lihat alhamdulillah sudah mau bermalam di paguponnya...

Selesai..
Hari ini, selasa, alhamdulillah sudah sering bolak-balik ke paguponnya.
Semoga sedikit ulasan ini bermanfaat.

 


Buatnya pakai barang bekas, sampai pakunya ya juga paku bekas... :D 












_____

Kendari, 14 April 2020
~WA

Jumat, 26 Juli 2019

Al-Imtihan Al-Akhir fi Ma'had Umar bin Khattab Surabaya


Alhamdulillah bini'matihi tatimmu ash-shalihat..

Sangat senang hari ini. Tadi adalah hari terakhir ujian di Ma'had Umar untuk Program D2 Bahasa Arab. Atas izin Allah setelah 2,5 tahun belajar, alhamdulillah banyak ilmu baru yang didapatkan, khususnya tentang ilmu Nahwu dan Sharaf.

Kedua ilmu ini adalah ilmu yang paling mendasar ketika seseorang ingin memahami atau mencicipi keindahan bahasa Arab. Namun keduanya harus ditunjang dengan perbendaharaan mufradat (kosakata).

Ilmu Nahwu-Sharaf atau grammar-nya bahasa Arab merupakan pola-pola umum. Akan lemah penguasaan bahasa bagi seseorang jika mengetahui pola tapi kurang dalam perbendaharaan mufradat (vocabulary).

Guru hanya memberikan kita kunci dan tidak memberikan kita seluruh ilmu. Kita harus menggunakan kunci itu, yakni pengetahuan dasar yang sudah ada, untuk membuka pintu gudang-gudang ilmu yang lebih besar. Jika kita tinggal diam maka tidak ada manfaatnya kunci tersebut.

Tugas seseorang setelah mengetahui kaidah Nahwu-Sharaf adalah belajar dan terus belajar, dengan membaca dan mendengar, sering membuka mu'jam, sehingga dengan itu pengetahuannya bertambah dan pastinya mau tidak mau mufradat-nya juga bertambah.

Sesungguhnya tujuan kita mempelajari bahasa Arab adalah untuk mempelajari agama kita, karena sumber-sumber agama kita seluruhnya berbahasa Arab. Maka hendaknya setiap muslim untuk berusaha mempelajarinya. 

Semoga bermanfaat dan menambah motivasi...

Sebuah doa sekaligus nasihat berharga dari seorang teman

Para teman sekelas di hari terakhir
____

Wiyung - Surabaya, 24 Dzulqa'dah 1440 H/26 Juli 2019
~WA

Jumat, 05 Juli 2019

KIAT-KIAT AGAR HIJRAH ISTIQAMAH DAN TIDAK GAGAL DI TENGAH JALAN

Hijrah (هجرة) memiliki dua makna, yaitu hijrah tempat dan hijrah amal perbuatan. Hijrah tempat ialah berpindah dari negeri kafir menuju negeri Islam. Sedangkan hijrah amal perbuatan ialah meninggalkan segala yang dilarang oleh Allah.

Hijrah hukumnya fardhu 'ain bagi setiap muslim. Oleh karenanya, jangan sampai putus di tengah jalan dan akhirnya gagal.

Hijrah sendiri ada tiga tingkatan, mulai dari yang terbesar yaitu hijrah dari kesyirikan menuju tauhid, dari bid'ah menuju sunnah, dan dari maksiat menuju taat.

Keutamaan hijrah, diantaranya:
1. Tanda keimanan kepada Allah (QS. Al-Anfal: 74)
2. Allah menjanjikan rizqi bagi orang yang berhijrah (QS. An-Nisa': 100)
3. Allah akan ampuni dosa-dosanya (Hadits tentang kisah masuk islamnya Amr bin Ash)
4. Allah siapkan surga dan surga adalah puncak kesuksesan (QS. At-Taubah: 20-21)

- - - - - - -

Setelah kita mengetahui pentingnya hijrah, agar kita bisa istiqamah di atasnya ada beberapa kiat-kiat:

1. Meluruskan niat ketika hijrah

Ini yang paling penting. Orang yang hijrahnya ikhlas, ia akan istiqamah. Dia tidak peduli cibiran orang. Karena yang dia tuju adalah keridhaan Allah. "Selama kita di jalan yang benar, tidak usah pedulikan omongan orang."

2. Cari lingkungan dan teman yang baik

Sudah merupakan fitrah manusia, orang itu terpengaruh dengan lingkungan dan temannya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
الرجل على دين جليله، فلينظر أحدكم من يخالل
"Seseorang dilihat dari agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian memerhatikan kepada siapa dia berteman dekat." (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, shahih). 
Nabi Muhammad saja ketika hijrah tidak sendirian, beliau ditemani Abu Bakar Ash-Shiddiq. Semestinya kita juga tidak sendirian ketika hijrah. Teman yang baik punya banyak manfaat, diantaranya adalah membantu agar kita lebih mudah istiqamah. Ada ulama yang mengatakan bahwa seandainya teman yang baik itu tidak bermanfaat kecuali satu saja manfaatnya, yaitu kita akan malu berbuat maksiat di depannya, niscaya itu sudah cukup. 

3. Menguatkan pondasi dasar aqidah

Karena aqidah itu pondasi. Ibarat bangunan, pondasinya dulu yg harus diperkuat agar bangunannya bisa kokoh. Oleh karenanya orang yang baru hijrah harus belajar tauhid. Dan jangan pernah bosan belajar tauhid. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita,
فاعلم أنه لا إله الا الله
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada sembahan kecuali Allah." (QS. Muhammad: 19)
Ayat ini adalah perintah untuk nabi dan kaidah ulama menyebutkan bahwa perintah untuk nabi adalah juga perintah untuk umatnya. Ibnu Qayyim menyebutkan bahwa ada 3 masalah utama dalam agama, yaitu tauhid, fiqih, dan akhlaq.

4. Ngaji ilmu agama

Siapa yang ingin sukses dalam hijrahnya, dia harus belajar agama. Ngaji ilmu agama adalah cahaya yang menerangi jalannya ke surga. Nabi ﷺ bersabda:
من سلك طريقا يلتمس فيه علما سهل له به طريقا إلى الجنة
"Barangsiapa yang menempuh jalan dalam rangka mencari ilmu (agama), maka Allah akan mudahkan jalannya menuju surga." (HR. Muslim)

5. Harus sabar

Karena orang hijrah itu berat tantangannya. Dia akan mendapat cibiran dari orang-orang. Maka seorang harus sabar dalam perjalanan dia hijrah. Dia tawakkal, optimis, karena Allah akan mengganti dengan yang lebih baik.

6. Doa

Doa adalah kunci kebaikan dunia dan akhirat. Berdoalah kepada Allah agar kita diberi keistiqamahan. Karena hati manusia berada di jemari Allah dan Allah yang membolak-baliknya sesuai kehendakNya. Berdoalah, "Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbii 'alaa diinika" (Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)

Semoga bermanfaat..
[Faidah dari Ustadz Abu Ubaidah Yusuf As-Sidawi @ suatu majelis ilmu di Masjid Baitussalam Ketintang Selatan Surabaya]

_____

Wiyung - Surabaya, 2 Dzulqa'dah 1440 H
~WA

Sabtu, 29 Juni 2019

Kaedah AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR

Seringkali kita beramar ma'ruf atau bernahi mungkar namun tidak mengetahui aturannya, asal menyuruh atau melarang orang saja dari sesuatu. Padahal sebenarnya ada aturan sebelum melakukannya. Berikut ini insyaallah 5 kaedah ringkasnya:

KAEDAH AMAR MA'RUF

1. Mengetahui bahwa yang akan kita perintahkan adalah benar-benar pebuatan ma'ruf.

Kita harus tahu dengan pasti bahwa amal atau ibadah yang akan kita perintahkan itu benar-benar dilandasi dalil syar'i. Tidak boleh kita memerintahkan suatu amal yang diada-adakan tanpa dalil misalnya bertasbih sebanyak 4444 kali, karena ikatan bilangan ini tidak ada dalilnya.

2. Mengetahui bahwa lawan bicara kita benar-benar meninggalkan perbuatan ma'ruf.

Kita juga harus pastikan bahwa orang yang akan kita perintahkan berbuat ma'ruf itu memang meninggalkan perbuatan ma'ruf atau belum melakukannya. Jika ternyata ia telah melakukan perbuatan ma'ruf, maka tidak perlu kita perintahkan karena ia telah melakukannya.

KAEDAH NAHI MUNKAR

1. Mengetahui bahwa yang akan kita ingkari adalah benar-benar perbuatan mungkar.

Kita harus tahu dengan pasti bahwa perkara yang akan kita larang/ingkari itu memang benar-benar perkara mungkar berdasarkan nash dan bukan perkara khilafiyah yang mu'tabar (dianggap). Jika perkara itu khilafiyah yang mu'tabar maka sikap kita tidak boleh mencelanya.

2. Mengetahui bahwa lawan bicara kita benar-benar melakukan perbuatan mungkar.

Kita juga harus pastikan bahwa orang yang akan kita ingkari itu memang melakukan perbuatan mungkar, bisa dengan cara mengonfirmasinya terlebih dahulu. Karena bisa jadi ada alasan syar'i pada orang itu yang kita tidak ketahui sebelumnya. Hal ini sebagaimana dulu ketika nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika hendak mengingkari seorang sahabat yang memakai gelang, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menanyakan dulu maksud sahabat ini memakai gelang. Setelah mengetahui ternyata maksud sahabat memakai gelang tersebut berbau kesyirikan, maka nabi mengingkari dan menyuruh melepasnya.

3. Mengetahui bahwa pengingkaran kita terhadap sesuatu tidak menimbulkan kemungkaran yang lebih besar.

Hal ini penting dan perlu ditimbang-timbang, sebab jangan sampai kita mengingkari sesuatu malah menimbulkan kemungkaran yang lebih besar. Jika akan mendatangkan kemungkaran yang lebih besar maka kita saat itu tidak boleh bernahi mungkar.

Wallahu a'lam. Sedikit faedah dari Ust. Fadlan Fahamsyah di suatu kajian.
_____

Solo, 25 Syawwal 1440 H
~WA

Sabtu, 01 Juni 2019

Sebab-sebab Terhindar dari Siksa Kubur

Ada tujuh hal yang bisa kita lakukan agar moga-moga Allah menghindarkan kita dari siksa kubur. Ketujuh poin ini disampaikan oleh Al-Ustadz Fadlan Fahamsyah saat tarawih dulu di Masjid Al-Ikhlas Palm Spring Surabaya beserta penjelasan hadits-hadits yang mendasarinya. Poin-poinnya adalah:

1. Membaca surat Al-Mulk

2. Menjaga kebersihan ketika buang air

3. Menjaga lisan dari adu domba

4. Membaca doa perlindungan setelah tasyahud sebelum salam: "Allahumma innii a'uudzubika min 'adzaabi jahannam, wa min 'adzaabil qabri wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min syarri fitnatil masiihid dajjaal."

5. Memperbanyak amal-amal sholeh (shalat, puasa, zakat, dll)

6. Tidak meratapi jenazah dan membangun sesuatu di atas kuburannya

7. Disholati oleh 40 orang ahli tauhid

Semoga Allah memudahkan kita untuk mengamalkannya...
---

Lahabaru, 27 Ramadhan 1440
~WA

Senin, 08 April 2019

Ringkasan Daurah Bekal Ramadhan


MENYAMBUT BULAN RAMADHAN 🕌✨
(Diringkas dari "Daurah Bekal Ramadhan", oleh Ustadz Fadlan Fahamsyah di Masjid Al-Ikhlas Palm Spring - Surabaya, 7 April 2019)

Alhamdulillah bulan puasa sebentar lagi. Apa yang harus kita lakukan?

1. Berdoa sebelum masuk Ramadhan. Bentuk doanya, ada 3:
- Berdoa agar kita dapat memasuki bulan ramadhan,
- Berdoa agar kita diberi kemampuan beramal shaleh di bulan Ramadhan, dan
- Berdoa agar amal ibadah kita setelah itu diterima oleh Allah.

2. Melakukan pemanasan, yakni banyak berpuasa. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam banyak berpuasa di bulan Sya'ban.

3. Bertaubat dan memperbanyak istighfar. Dosa yang banyak membuat seseorang berat untuk melakukan amal shaleh.

4. Memantapkan ilmu sebelum Ramadhan. Mempelajari tentang fiqh dan amalan-amalan yang ada di bulan Ramadhan.

5. Menjauhi kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan di bulan Ramadhan. Secara ringkas kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan adalah:

1) Tidak mempelajari hukum-hukum seputar puasa dan Ramadhan. Seseorang yang tidak mempelajari terkait hukum-hukum seputar Ramadhan dikhawatirkan ia  melanggar batasan-batasan ataupun terluput dari amalan-amalan di bulan Ramadhan.

2) Melakukan puasa satu hari atau dua hari sebelum tanggal 1 Ramadhan. Dibolehkan berpuasa sehari atau dua hari sebelum Ramadhan jika sudah rutin puasa sunnah sebelumnya.

3) Mendahului Ramadhan dengan ziarah kubur dan menjadikannya kebiasaan. Di zaman sahabat sudah ada kuburan dan memungkinkan mereka untuk melakukan kebiasaan tersebut namun mereka tidak melakukannya.

4) Menentukan awal Ramadhan dengan selain ru'yah (melihat bulan). Penentuan awal ramadhan yang benar adalah disandarkan dengan melihat bulan sebagaimana dalam beberapa riwayat hadits.

5) Melafazkan niat puasa.

6) Meninggalkan makan sahur secara sengaja.

7) Tidak mengakhirkan sahur. Sunnahnya sahur diakhirkan hingga mendekati adzan.

8) Mengakhirkan waktu berbuka. Sunnahnya menyegerakan berbuka ketika telah masuk waktunya.

9) Meninggalkan doa ketika berbuka. Doa yang dianjurkan ketika memulai buka puasa adalah bacaan "Bismillah" dan setelah berbuka puasa membaca doa:
ذَهَبَ الظَّمَأُ ، وَابْتَلّتِ الْعُرُوْقُ ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ ، إِنْ شَاءَ اللَّهُ

10) Meyakini hadits dhaif yang sering beredar: "10 hari awal ramadhan adalah rahmat, 10 hari kedua adalah ampunan, dan 10 hari ketiga adalah dibebaskan dari neraka." Hadits ini juga mungkar. Adapun yang benar adalah seluruh hari-hari bulan Ramadhan adalah hari-hari rahmat, hari-hari ampunan, dan hari-hari pembebasan dari api neraka. Tanpa ada perincian 10 hari 10 hari.

11) Berlebih-lebihan ketika makan sahur dan berbuka. Termasuk juga boros dan membuang-buang makanan.

12) Tidak bisa menjaga lisan dan suka menggibahi orang.

13) Makmum ikut membuka mushaf ketika shalat tarawih. Makmum sebaiknya mendengarkan saja dan melihat ke tempat sujud. Adapun imam dibolehkan membuka mushaf karena ada riwayatnya.

14) Memulai shalawat tarawih dengan ucapan "Ash-shalatu jami'ah". Tidak ada contoh dari nabi atau sahabat.

15) Tidak ikut tarawihnya imam sampai selesai witir, dengan alasan akan shalat malam lagi nanti. Hendaknya ikut sampai imam selesai shalat witir karena ada keutamaan pahala shalat semalam suntuk bagi siapa yang shalat bersama imam sampai selesai.

16) Tidak tuma'ninah ketika shalat tarawih, karena sangat cepat. Shalawat tarawih seperti ini bisa batal, karena tuma'ninah adalah rukun shalat.

17) Membaca shalawat dengan keras di sela-sela tarawih. Tidak ada contoh dari nabi atau sahabat.

18) Membayar zakat fitrah dengan uang. Di masa nabi dan para sahabat sudah ada uang, tapi nabi dan para sahabat tetap membayar zakat fitrah mereka dengan makanan pokok. Boleh membayar zakat dengan uang asalkan amil zakat nanti menukarkan dengan beras lalu membagikannya dalam wujud beras.

19) Hari raya tidak ikut pemerintah. Hendaknya hari raya ikut pemerintah agar seluruh kaum muslimin serentak ber-Idul Fitri. Hari raya merupakan eksperesi ukhuwah dan kebersamaan, hendaknya seluruh muslim secara serentak berbuka. Jangan sampai di suatu negeri ada yang sudah berbuka namun masih ada juga yang masih puasa.

_____

Maaf jika ada kekurangan, share jika bermanfaat...

~Wawan Ahmad

Sabtu, 06 April 2019

Sebab-sebab Dilipatgandakannya Pahala Suatu Amalan

Umur kita yang pendek di dunia ini bagaimana caranya kita memperoleh hasil yang sebaik mungkin, derajat yang setinggi-tingginya, pahala yang sebesar-besarnya. Kata nabi, "Umur umatku di antara 60-70 tahun." Bahkan banyak orang sebelum 60 tahun sudah dipanggil.

Ibarat pedagang bagaimana caranya memperoleh keuntungan maksimal dengan modal minimal. Adapun modal kita sebagai orang beriman, adalah iman yang ada dalam hati kita dan juga waktu.

Sebab-sebabnya:

1. Utamakan amalan yang wajib sebelum yang sunnah

Dalam hadits qudsi, Allah berfirman: Tidak ada amalan yang dicintai Allah melainkan yang wajib. Senantiasa seorang hamba mendekatkan diri kepadaku dengan yang nafilah....

Amalan yang wajib terbagi menjadi dua macam, yakni fardhu 'ain dan fardhu kifayah. Dahulukan fardhu 'ain.

Amalan yang wajib terbagi menjadi dua lagi, ada yang kaitannya dengan hubungan dengan Allah dan ada yang antara manusia.

Meninggalkan yang haram dulu daripada yang makruh. Maka ketika kita meninggalkan yang haram begitu juga dengan yang makruh.

2. Lakukan ibadah secara ikhlas. Semakin kita ikhlas dalam beramal shaleh maka semakin besar pula pahala kita dari Allah.

Kalau ada ibadah yang masih bisa kita sembunyikan, maka lakukan dengan sembunyi-sembunyi.

3. Lakukan amalan sesuai dengan tuntunan dan petunjuk nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Semakin sesuai dengan contoh nabi maka semakin besar pahala yang didapatkan.

4. Lakukan amalan secara terus menerus/kuntinyu. Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang kontinyu meskipun sedikit.

5. Lakukan amalan-amalan yang sifatnya sosial, yakni yang manfaatnya dirasakan oleh banyak orang bukan diri kita saja.
Bermanfaat dengan orang lain itu ada macam-macam:
1. Bermanfaat dengan ilmu
2. Bermanfaat dengan harta
3. Bermanfaat dengan tenaga

Semoga bermanfaat.
(Diringkas dari sebuah ceramah)
_______

Surabaya, 30 Rajab 1440 H
~WA